Kompetensi Prabowo Ungguli Ical & Megawati

Prabowo Subianto (Jaringnews/Dwi Sulistyo)
Namun, dari ketiganya, tidak ada yang dominan.
JAKARTA, Jaringnews.com - Seseorang bisa dinilai
pantas menjadi pemimpin nasional bila memenuhi kriteria kualitas
personal tertentu, dimana dalam riset perilaku memilih presiden mencakup
integritas, kompetensi, empati dan ketegasan.
Terkait hal ini, CEO Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Grace Natalie membedah nama-nama yang digadang-gadang menjadi calon presiden (capres) 2014, yakni Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie alias Ical dan Megawati Soekarnoputri, untuk diketahui apakah memenuhi empat aspek tersebut.
Untuk urusan integritas, berdasarkan survei yang dirilis SMRC belum lama ini, Megawati perada di posisi atas. Sayang, untuk kompetensi, yakni penilaian pemilih apakah capres tersebut pintar dan berwawasan luas, Megawati terbilang lemah.
"Mega unggul di integritas dan empati, sementara Prabowo di ketegasan. Tapi bobot paling tinggi adalah integritas. Bagi masyarakat, integritas lebih penting dibanding ketegasan. Megawati agak kurang di kompetensi," ujar Grace kepada Jaringnews.com di Jakarta, Rabu (25/7) malam.
Bagaimana dengan Ical? Kata Grace, dari keempat aspek, rata-rata Ical masih lemah. "Kepintaran masih lumayan, tapi lebih rendah dari Prabowo. Ical belum ada yang kuat (di keempat aspek), dan dari segi kompetensi, ketiga calon tidak ada yang paling dominan," ungkap wanita asal Bangka Belitung ini.
Grace menuturkan, berdasarkan survei SMRC, tercatat ada 60 persen pemilih yang belum menentukan pilihannya atas sejumlah nama yang digadang-gadang menjadi capres 2014. ahkan, Prabowo Subianto, yang selama ini kerap menjadi primadona lembaga survei, hanya mampu mengantongi 10,6 persen suara. Belum mampu menyabet status capres single majority dan menjadi magnet elektoral dominan bagi umumnya pemilih.
Sementara itu, popularitas Megawati luar biasa tinggi, 93,7 persen. Namun elektabilitasnya juga luar biasa kecil, hanya 8 persen. Pun dengan Aburizal Bakrie alias Ical. Ditetapkan sebagai capres oleh Golkar pada bulan lalu, saat ini elektabilitas Ical hanya 4,4 persen, jauh dari popularitasnya yang sebesar 70,1 persen.
Menurut dia, keadaan ini sebenarnya bisa ditangkap sebagai kesempatan dan peluang yang diberikan rakyat agar elite politik, terutama partai, mencari dan menawarkan calon terbaik yang diharapkan pemilih. "Bukan sebaliknya, memaksa rakyat untuk memilih orang atau calon yang tidak dikehendaki. Dua tahun waktu yang cukup membantu rakyat punya alternatif calon presiden yang lebih baik dari nama-nama yang sudah berlabel capres saat ini," ungkap mantan penyiar TV One ini.
(Nky / Nky)
Terkait hal ini, CEO Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Grace Natalie membedah nama-nama yang digadang-gadang menjadi calon presiden (capres) 2014, yakni Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie alias Ical dan Megawati Soekarnoputri, untuk diketahui apakah memenuhi empat aspek tersebut.
Untuk urusan integritas, berdasarkan survei yang dirilis SMRC belum lama ini, Megawati perada di posisi atas. Sayang, untuk kompetensi, yakni penilaian pemilih apakah capres tersebut pintar dan berwawasan luas, Megawati terbilang lemah.
"Mega unggul di integritas dan empati, sementara Prabowo di ketegasan. Tapi bobot paling tinggi adalah integritas. Bagi masyarakat, integritas lebih penting dibanding ketegasan. Megawati agak kurang di kompetensi," ujar Grace kepada Jaringnews.com di Jakarta, Rabu (25/7) malam.
Bagaimana dengan Ical? Kata Grace, dari keempat aspek, rata-rata Ical masih lemah. "Kepintaran masih lumayan, tapi lebih rendah dari Prabowo. Ical belum ada yang kuat (di keempat aspek), dan dari segi kompetensi, ketiga calon tidak ada yang paling dominan," ungkap wanita asal Bangka Belitung ini.
Grace menuturkan, berdasarkan survei SMRC, tercatat ada 60 persen pemilih yang belum menentukan pilihannya atas sejumlah nama yang digadang-gadang menjadi capres 2014. ahkan, Prabowo Subianto, yang selama ini kerap menjadi primadona lembaga survei, hanya mampu mengantongi 10,6 persen suara. Belum mampu menyabet status capres single majority dan menjadi magnet elektoral dominan bagi umumnya pemilih.
Sementara itu, popularitas Megawati luar biasa tinggi, 93,7 persen. Namun elektabilitasnya juga luar biasa kecil, hanya 8 persen. Pun dengan Aburizal Bakrie alias Ical. Ditetapkan sebagai capres oleh Golkar pada bulan lalu, saat ini elektabilitas Ical hanya 4,4 persen, jauh dari popularitasnya yang sebesar 70,1 persen.
Menurut dia, keadaan ini sebenarnya bisa ditangkap sebagai kesempatan dan peluang yang diberikan rakyat agar elite politik, terutama partai, mencari dan menawarkan calon terbaik yang diharapkan pemilih. "Bukan sebaliknya, memaksa rakyat untuk memilih orang atau calon yang tidak dikehendaki. Dua tahun waktu yang cukup membantu rakyat punya alternatif calon presiden yang lebih baik dari nama-nama yang sudah berlabel capres saat ini," ungkap mantan penyiar TV One ini.
0 komentar:
Posting Komentar