Tampilkan postingan dengan label paud. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label paud. Tampilkan semua postingan

Selasa, 05 Maret 2013

0 ‎14 Pesan Penting Untuk Setiap Orangtua dan Guru Kepada Anaknya





‎14 Pesan penting untuk setiap Orangtua dan Guru

• Anakmu suka berdusta → 

   anda terlalu ketat mengevaluasi perbuatannya.

• Anakmu tidak punya rasa percaya diri → 

   anda tidak memberikan dorongan kepadanya.

• Anakmu lemah dalam bicara → 

   anda jarang mengajaknya berdialog.

• Anakmu mencuri → 

   anda tidak membiasakannya untuk memberi dan berkorban.

• Anakmu pengecut→ 

   anda terlalu memberikan pembelaan kepadanya.

• Anakmu tidak menghormati orang lain→ 

   anda tidak bicara dengan kelembutan kepadanya.

• Anakmu selalu marah-marah→ 

   anda tidak memberikan pujian kepadanya.

• Anakmu pelit→ 

   anda tidak menyertakannya dalam berbuat.

• Anakmu suka jahat kepada orang lain→ 

   anda kasar kepadanya.

• Anakmu lemah→ 

   anda menggunakan ancaman dalam mendidiknya.

• Anakmu cemburu→ 

   anda sering mengabaikannya.

• Anakmu mengganggumu→ 

   anda tidak mencium atau mendekapnya.

• Anakmu tidak mau patuh kepadamu→ 

   anda terlalu banyak permintaan.

• Anakmu cemberut→ 

   anda sibuk terus.






Jumat, 01 Maret 2013

0 STRATEGI PENGEMBANGAN MOTORIK ANAK BAYI




Strategi pengembangan motorik mencakup 3 bidang :
  1. Strategi pengembangan motorik kasar                                                                                                                                           Bentuknya  menyangkut seluruh otot tubuh dan kemampuan menggerakkan berbagai bagian tubuh atas perintah, mengontrol gerakan tubuh dalam hubungan dengan berbagai faktor yang berasal dari luar dan dari dalam seperti gaya berat dan lateralisasi.                                                                                                                                     Manfaatnya adalah dengan mengembangkan kehalusan dan kelenturan, efektivitas gerak tubuh, meningkatkan kemampuan orientasi ruang, meningkatkan kesadaran tubuh                                                                                           Aktifitasnya berupa aktivitas berjalan,  aktivitas Balok Keseimbangan, dan aktivitas motorik kasar lainnya.
AKTIVITAS   BERJALAN
  1. Berjalan kedepan    :  Berjalan pada garis lurus atau menikung,  berjalan pada lebar atau garis sempit,  berjalan pelan – berjalan cepat/lari, berjalan bersepatu – tanpa sepatu.
  2. Berjalan Mundur      :  Berjalan Mundur
  3. Berjalan Menyamping    :  Menyamping ke kanan –kekiri, dengan satu kaki- menyilang kaki.
  4. Berjalan Bervariasi          :  Berjalan jinjit, berjalan sambil memungut benda, berjalan sambil menjatuhkan benda berjalan sambil memasukkan bola kekotak, berjalan dengan mata dipusatkan pada berbagai ruangan
  5. Berjalan Meniru Hewan:  Berjalan seperti gajah, berjalan kelinci, berjalan kepiting, berjalan Bebek, berjalan cacing / ulat.
  6. Berjalan di Bulan               : Berjalan meniru langkah-langkat astronot dibulan
  7. Steppingstones                  : Menempatkan benda-benda untuk pijakan kaki kanan atau kiri dengan warna atau huruf berbeda. Misalnya T untuk kaki kanan U untuk kiri. Merah kaki kanan kuning kiri.
  8. Permainan Kotak               : Dilakukan dengan dua kotak ukuran sepatu, satu didepan satu di belakang, anak             melangkah kotak depan dengan kedua kakinya, memidahkan kotak –kotak tersebut maju                                        ke depan ke garis akhir.
  9. Berjalan pada garis             :   Dilakukan dengan terlebih dahulu membuat garis warna / tali warna di lantai  dengan   bentuk lengkung, bentuk siku, bentuk spiral.
  10. Jalan tangga                        :  Berjalan dianak tangga  maju, mundur, atau meloncat.
AKTIVITAS  BALOK  KESEIMBANGAN
Berupa papan datar berukuran 2×4 inci sepanjang 8 sampai 12 kaki. Dapat dibua lebar atau sempit. Meniti balok yang
sempit lebih sulit dari balok yang lebar. Letaknya harus dijaga agar tidak membahayakan anak.
  1. Berjalan ke depan     : Meminta anak berjalan kedepan perlahan-lahan melintasi balok, berjalan dengan langkah   biasa atau cepat.
  2. Berjalan Mundur      : Berjalan mundur perlahan-lahan melintasi balok, berjalan dengan langkah biasa atau cepat.
  3. Berjalan Miring         : Melewati balok menyamping ke kiri atau kekanan, atau dengan satu kaki menyilang ke kaki   lain.
  4. Variasi yang lebih kompleks,    menambah dengan aktivitas memutar, mengambil benda di papan, menjatuhkan bola  kekotak, berjalan sambil menutup mata, atau berjalan sambil memusatkan pandangan kesuatu  objek.
AKTIVITAS  MOTORIK  KASAR LAINNYA
  1. Papan Luncur        : Penggunaan papan luncur dapat dilakukan denga telungkup, jongkok atau berdiri.
  2. Stan-up                    : Menyuruh anak berjongkok di lantai, kemudian diminta bersdiri,  jongkok dan berdiri lagi  secara berulang-ulang.
  3. Meloncat                  : Telapak kaki terpisah satu sama lain, sambil tangan diangkat keatas kepala,Variasi dapat dibuat dengan meloncat membuat seperempat putaran , setengah putaran,  meloncat kekiri dan kekanan, kebarat ke timur dsb.
  4. Melambung             : Dilakukan diatas trampolin, bedspring, mattres atau diatas ban truk besar (ban dalam).
  5. Lari Cepat Bertahap    : Lari  cepat diiringi oleh tepuk tangan atau musik ritmik, dan kecepatan dapat diubah-ubah dari lambat ke cepat atau dari cepat ke lambat.
  6. Permainan Simpai : Permainan simpai dapat dilakukan dengan berbagai ukuran. Simpai diputar pada tangan, kaki pinggang dan sebagainya.
2. Strategi Pengembangan Penghayatan dan Kesadaran Tubuh
Pengembangan penghayatan tubuh dapat dilakukan  untuk tujuan meningkatkan penghayatan yang akurat tentang letak bagian-bagian tubuh dan fungsi mereka. Satrategi ini mencakup :
Bentuk dan Aktivitas:
  1. Menunjuk Bagian Tubuh    :  Akan lebih sukar dilakukan dengan mata tertutup., dan mengikuti pola ritmik        tertentu. Bagian yang ditunjuk dapat mencakup : hidung, siku kanan, pergelangan  kaki kiri, dll
  2. Permainan Puzzle                 :  Bentuk hewan dan manusia akan meningkatkan pemahaman tentang fungsi tubuh.
  3. Mencari bagian yang hilang    :  Menggunakan gambar orang atau hewan  yang bagian-bagian tubuhnya dihilangkan.
  4. Menggambar seukuran tubuh :  Meminta anak tergeletak dilantai yang dialasi selembar kertas lebar. Diatas      kertas melakukan tracing sekitar tubuh, dan selanjutnya mewarnai pakaian dan     sebagainya dapat menjadi saran penghayatan dan kesadaran aktivitas tubuh.
  5. Meraba perbagai bagian tubuh
  6. Permainan pantomim
  7. Mengikuti perintah                     :  Meletakkan tangan kiri diatas mata kanan, Tangan kanan diatas pundak kiri,  Meletakkan tangan kanan didepan   tangan kiri, memutar kekanan, berjalan dua langkah kekiri kemudian memutar kekiri dan sebagainya.
  8. Membuat Estimasi                       :  Meminta anak memperkirakan banyaknya langkah yang akan dibuat untuk  mencapai   suatu tujuan tertentu.
  9. Ekspresi Wajah
  10. Aktivitas Air                                 :  Dilakukan di kolam renang dengan mengapung dipermukaan air, meluncur, dan     berenang merupakan pengembangan motorik yang sangat baik.

0 Melatih motorik halus anak balita dengan menggambar





Ketika bayi mendekati usia 12 bulan, apakah yang menjadi perhatian utama para orangtua? Pastikan perkembangan motorik kasarnya, di mana anak menggunakan otot-otot besarnya untuk berdiri, berjalan, berlari, bahkan mungkin memanjat kursi atau sofa. Nah, ketika tubuh anak semakin lincah, stabil, dan kemampuan kognitif, emosional, dan sosialnya semakin berkembang, saat itulah Anda perlu mengamati perkembangan motorik halusnya.
Motorik halus merujuk pada perkembangan gerakan otot-otot kecil pada tangannya untuk saling berkoordinasi guna memungkinkan terjadinya fungsi-fungsi seperti memegang benda-benda kecil, menulis, atau memegang sendok untuk makan. Kemampuan ini sangat dibutuhkan dalam aktivitas mereka di sekolah nanti, dan dalam life skills secara umum. Bila motorik halusnya lemah, anak akan kesulitan makan sendiri, atau memakai pakaian sendiri.
Agar saraf motorik halus anak berkembang dengan baik, Anda dapat melatihnya melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin sedari dini. Tubagus Amin Fa, psikolog dari Aminfainstitute, menyarankan untuk melatih motorik halus anak dengan menggambar. Amin mengatakan, kegiatan menulis dan menggambar atau mewarnai sebaiknya lebih sering diberikan kepada anak-anak sejak tingkat Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD).
"Aktivitas yang baik untuk melatih perkembangan motorik halus adalah menggambar dan menulis. Kalau ditanya, lebih sulit mana menulis atau menggambar, tentu semua orang akan menjawab: menggambar," papar Amin, saat coaching clinic di KidZania, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Saat menggambar, anak harus menggunakan multiple intelligence yang melibatkan minimal empat kekuatannya: yaitu cerdas gerak (menggunakan tubuhnya untuk mengekspresikan ide-ide dan perasaannya), cerdas gambar (kemampuan berpikir dalam gambar), cerdas diri (pengetahuan mengenai diri dan kemampuan bertindak berdasarkan pengetahuan tersebut), dan cerdas bahasa (kemampuan menggunakan bahasa untuk menyampaikan apa yang dia maksudkan melalui gambar tersebut).
"Menggambar memberikan ruang kecerdasan, kreativitas, sehingga membuat anak lebih cerdas daripada ketika harus belajar menghitung atau menghafal. Kalau menghafal kan (apa yang dihafal) sudah ada, tinggal dibaca berulang-bulang. Kalau menggambar lalu diminta menceritakan apa yang digambarnya, dia akan ingat selamanya," lanjutnya.
Menggambar menuntut koordinasi antara mata dan tangan, yaitu ketika anak memegang pensil warna untuk menggambar dan melihat hasilnya di atas kertas. Saat usianya masih sangat muda, anak akan belajar untuk menggambar dan menulis dimulai dengan menorehkan garis sederhana. Lama-kelamaan, kemampuan ini akan semakin berkembang, terlihat dari tarikan garis yang semakin kompleks dan membentuk gambar yang lebih jelas.

Selain dengan menggambar, saraf motorik halus juga bisa dilatih melalui kegiatan menyusun balok, memasukkan benda ke dalam lubang, membuat garis, melipat dan merobek kertas, atau mewarnai. Semua aktivitas ini dapat mengeksplorasi kreativitas anak-anak, merangsang motoriknya, dan fungsi kerja otak dalam belajar karena otak dan otot merupakan hal yang saling sinergis.





sumber: http://female.kompas.com

Selasa, 18 Desember 2012

0 13 permintaan anak yang tidak pernah mereka ucapkan

Ada 13 permintaan anak yang tidak pernah mereka ucapkan..:






1. Cintailah aku sepenuh hatimu
2. Aku ingin jadi diri sendiri, maka hargailah aku
3.Cobalah mengerti aku dan cara belajarku
4. Jangan marahi aku di depan orang banyak
5. Jangan bandingkan aku dengan kakak atau adikku atau orang lain
6. Bapak ibu jangan lupa bahwa aku fotocopy mu
7. Kian hari umurku kian bertambah, maka jangan selalu anggap
 aku anak kecil
8. Biarkan aku mencoba, lalu beritahu aku bila salah
9. Jangan membuat aku bingung, maka tegaslah padaku
10. Jangan ungkit2 kesalahanku
11. Aku adalah ladang pahala bagimu
12. Jangan memarahiku dengan mengatakan hal2 yg buruk, bukankah apa yang keluar dari mulut adalah doa bagiku??
13. Jangan melarangku hanya dengan mengatakan "JANGAN" tapi berilah penjelasan kenapa aku tidak boleh melakukan "sesuatu"

Kalo besar nanti aku kan melakukan hal yg sama dan akan selalu belajar untuk terbuka, bukan belajar bagaimana berbohong...

Kamis, 01 November 2012

0 Membangun Pendidikan Karakter sejak usia dini



   
Kawan, jika saya ditanya kapan sih waktu yang tepat untuk menentukan kesuksesan dan keberhasilan seseorang? Maka, jawabnya adalah saat masih usia dini. Benarkah? Baiklah akan saya bagikan sebuah fakta yang telah banyak diteliti oleh para peneliti dunia.

Pada usia dini 0-6 tahun, otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (golden age).
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli Perkembangan dan Perilaku Anak dari Amerika bernama Brazelton menyebutkan bahwa pengalaman anak pada bulan dan tahun pertama kehidupannya sangat menentukan apakah anak ini akan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupannya dan apakah ia akan menunjukkansemangat tinggi untuk belajar dan berhasil dalam pekerjaannya.
Nah, oleh karena itu, kita sebagai orang tua hendaknya memanfaatkan masa emas anak untuk memberikanpendidikan karakter yang baik bagi anak. Sehingga anak bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan dalam kehidupannya di masa mendatang. Kita sebagai orang tua kadang tidak sadar, sikap kita pada anak justru akan menjatuhkan si anak. Misalnya, dengan memukul, memberikan pressure yang pada akhirnya menjadikan anak bersikap negatif, rendah diri atau minder, penakut dan tidak berani mengambil resiko, yang pada akhirnyakarakter-karakter tersebut akan dibawanya sampai ia dewasa. Ketika dewasa karakter semacam itu akan menjadi penghambat baginya dalam meraih dan mewujudkan keinginannya. Misalnya, tidak bisa menjadi seorang public speaker gara-gara ia minder atau malu. Tidak berani mengambil peluang tertentu karena ia tidak mau mengambil resiko dan takut gagal. Padahal, jika dia bersikap positif maka resiko bisa diubah sebagai tantangan untuk meraih keberhasilan. Anda setuju kan?
Banyak yang mengatakan keberhasilan kita ditentukan oleh seberapa jenius otak kita. Semakin kita jenius maka semakin sukses. Semakin kita meraih predikat juara kelas berturut-turut, maka semakin sukseslah kita. Benarkah demikian? Eit tunggu dulu!
Saya sendiri kurang setuju dengan anggapan tersebut. Fakta membuktikan, banyak orang sukses justru tidak mendapatkan prestasi gemilang di sekolahnya, mereka tidak mendapatkan juara kelas atau menduduki posisi teratas di sekolahnya. Mengapa demikian? Karena sebenarnya kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan otak kita saja. Namun kesuksesan ternyata lebih dominan ditentukan oleh kecakapan membangung hubungan emosional  kita dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Selain itu, yang tidak boleh ditinggalkan adalah hubungan spiritual kita dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Tahukah anda bahwa kecakapan membangun hubungan dengan tiga pilar (diri sendiri, sosial, dan Tuhan) tersebut merupakan karakter-karakter yang dimiliki orang-orang sukses. Dan, saya beritahukan pada anda bahwa karakter tidak sepenuhnya bawaan sejak lahir. Karakter semacam itu bisa dibentuk. Wow, Benarkah? Saya katakan Benar! Dan pada saat anak berusia dini-lah terbentuk karakter-karakter itu. Seperti yang kita bahas tadi, bahwa usia dini adalah masa perkembangan karakter fisik, mental dan spiritual anak mulai terbentuk. Pada usia dini inilah, karakter anak akan terbentuk dari hasil belajar dan menyerap dari perilaku kita sebagai orang tua dan dari lingkungan sekitarnya. Pada usia ini perkembang mental berlangsung sangat cepat. Pada usia itu pula anak menjadi sangat sensitif dan peka mempelajari dan berlatih sesuatu yang dilihatnya, dirasakannya dan didengarkannya dari lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan yang positif akan membentuk karakter yang positif dan sukses.

Lalu, bagaimana cara membangun karakter anak sejak usia dini?



Karakter akan terbentuk sebagai hasil pemahaman 3 hubungan yang pasti dialami setiap manusia (trianglerelationship), yaitu hubungan dengan diri sendiri (intrapersonal), dengan lingkungan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan YME (spiritual). Setiap hasil hubungan tersebut akan memberikan pemaknaan/pemahaman yang pada akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami bentuk hubungan tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman negatif akan berimbas pada perlakuan yang negatif dan pemahaman yang positif akan memperlakukan dunianya dengan positif. Untuk itu,Tumbuhkan pemahaman positif pada diri anak sejak usia dini, salah satunya dengan cara memberikan kepercayaan pada anak untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri, membantu anak mengarahkan potensinya dengan begitu mereka lebih mampu untuk bereksplorasi dengan sendirinya, tidak menekannya baik secara langsung atau secara halus, dan seterusnya. Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungansekitar. Ingat pilihan terhadap lingkungan sangat menentukan pembentukan karakter anak. Seperti kata pepatah bergaul dengan penjual minyak wangi akan ikut wangi, bergaul dengan penjual ikan akan ikut amis. Seperti itulah,lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula sebaliknya. Dan yang tidak bisa diabaikan adalah membangun hubungan spiritual dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan spiritual dengan Tuhan YME terbangun melalui pelaksanaan dan penghayatan ibadah ritual yang terimplementasi pada kehidupan sosial.
Nah, sekarang kita memahami mengapa membangun pendidikan karakter anak sejak usia dini itu penting. Usia dini adalah usia emas, maka manfaatkan usia emas itu sebaik-baiknya.



0 Ciri - Ciri Karakter Anak Yang Bermasalah




“Mungkinkah mengetahui dan memastikan apakah seorang anak itu bermasalah, dalam waktu 5-10 menit pertama saat kita bertemu dengannya?” Jawabannya adalah “mungkin” dan “pasti”. Itu pertanyaan yang sering saya ajukan kepada peserta seminar ataupun para orangtua yang sedang bersemangat belajar dan mencecar saya dengan berbagai pertanyaan seputar anaknya.

Rahasia tersebut akan saya bahas sekarang, rahasia yang sering saya gunakan untuk menganalisa seorang anak. Apakah dia bermasalah, bahkan setelah mempelajarinya dengan seksama kita mampu meramal masa depan seorang anak. Wow, tenang ini bukan obral janji, tapi ini pasti. Dari hasil menangani berbagai kasus keluarga dan individu maka terbentuklah suatu pola yang akurat ditiap individu. Kebanyakan klien saya jika memiliki masalah, kebanyakan masalah tersebut  dan sebagian besar masalah itu berasal dari 2 hal. Ini juga rahasia (Rahasia dari ruang terapi saya), tapi akan saya bongkar habis.
Baiklah 2 hal tersebut berasal dari :
  • Keluarga (keluarga yang membentuk masalah tersebut secara tidak sengaja).
  • Masalah tersebut berasal dari usia 7 tahun kebawah.

Keluarga, adalah faktor penting dalam pendidikan seorang anak. Karakter seorang anak berasal dari keluarga. Dimana sebagian sampai usia 18 tahun anak-anak diIndonesia menghabiskan waktunya 60-80 % bersama keluarga. Manusia berbeda dengan binatang (maaf..) seekor anak kucing yang baru lahir, bisa hidup jika dipisahkan dari induknya, dan banyak binatang yang lain yang memiliki kemampuan serupa. Manusia tidak bisa, sampai usia 18 tahun masih membutuhkan orangtua dan kehangatan dalam keluarga. Sukses seorang manusia tidak lepas dari “kehangatan dalam keluarga”. Akan sangat banyak hal yang akan dikupas dari tiap tahun kehidupan manusia dan kebutuhannya serta cara memenuhi kebutuhan tersebut, terutama aspek emosi. Saya tidak akan meneruskannya, kita akan bahas dikesempatan lainnya, kini kita kembali ke cara mengetahui ciri anak bermasalah.
Usia 7 tahun kebawah? Ada apa pada usia ini? Pada masa ini kebanyakan (85%) letak masalah atau asal muasal masalah / hambatan seorang manusia tercipta. Istilah kerennya Mental BlockKarakter yang menghabat pencapaian cita-cita pribadi kita. Dan biasanya akan terasa pada usia 22 tahun ke atas. Woo… segitunya? Ya Mental Block seperti program yang seakan-akan dipersiapkan (karena ketidak sengajaan dan ketidak tahuan orangtua kita) untuk menghambat berbagai macam aspek dalam kehidupan kita. Aspek itu bisa berupa Karier (takut kaya, takut jabatan tinggi) kesehatan (tubuh gemuk, alergi) Relationship (tidak gampang cocok dengan pasangan/teman, paranoid) dan lain hal, serta masih banyak lagi.
Ada apa dengan 7 tahun kebawah dan disekitar 7 tahun pertama kehidupan manusia? Baiklah saya jelaskan, pada masa ini kita membutuhkan, kebutuhan dasar Emosi yang harus terpenuhi ingat HARUS terpenuhi. Jika pada masa ini lewat dan tidak terpenuhi  maka, akan terjadi Mental Block pada diri anak tersebut. Inilah asal muasal dimana Mental Block terbentuk. Karena tidak terpenuhinya kebutuhan dasar Emosi yang dibutuhkan seorang manusia. Kebutuhan apa yang dibutuhkan pada anak seusia itu? Sehingga fatal akibatnya (pada masa dewasa anak tersebut) jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi

Ada 3 kebutuhan yang harus dipenuhi pada anak usia 0 – 7 tahun bahkan lebih, cara ini adalah kunci dalampendidikan karakter, agar karakter anak kita bisa tumbuh dan berkembang maksimal. Disamping itu ketiga hal inilah asal muasal Mental Block yang sering kali terjadi atau terasa sangat menganggu pada saat anak tersebut dewasa. Yaitu :

1. Kebutuhan akan rasa aman
2. Kebutuhan untuk mengontrol
3. Kebutuhan untuk diterima
3 kebutuhan dasar emosi tersebut harus terpenuhi agar anak kita menjadi pribadi yang handal dan memiliki karakteryang kuat menghadapi hidup. Ini akan sangat panjang sekali jika dijelaskan, nah mengingat kita membahas ciri – cirikarakter anak bermasalah maka kita akan kembali ke topic tersebut.
Sebenarnya ada 6 ciri karakter anak yang bermasalah, cukup kita melihat dari perilakunya yang nampak maka, kita sudah dapat melakukan deteksi dini terhadap “musibah besar” dikehidupan yang akan datang (baca: semakin dewasa) dan secepatnnya dapat melakukan perbaikan.
Inilah ciri-ciri karakter tersebut :
1. Susah diatur dan diajak kerja sama
Hal yang paling Nampak adalah anak akan membangkang, akan semaunya sendiri, mulai mengatur tidak mau ini dan itu. pada fase ini anak sangat ingin memegang kontrol. Mulai ada “pemberontakan” dari dalam dirinya. Hal yang dapat kita lakukan adalah memahaminya dan kita sebaiknya menanggapinya dengan kondisi emosi yang tenang.
Ingat akan kebutuhan dasar manusia? Tiga hal diatas yang telah saya sebutkan, nah kebutuhan itu sedang dialami anak. Kita hanya bisa mengarahkan dan mengawasi dengan seksama.
2. Kurang terbuka pada pada Orang Tua
Saat orang tua bertanya “Gimana sekolahnya?” anak menjawab “biasa saja”, menjawab dengan malas, namun anehnya pada temannya dia begitu terbuka. Aneh bukan? Ini adalah ciri ke 2, nah pada saat ini dapat dikatakan figure orangtua tergantikan dengan pihak lain (teman ataupun ketua gang, pacar, dll). Saat ini terjadi kita sebagai orangtua hendaknya mawas diri dan mulai menganti pendekatan kita.
3. Menanggapi negatif
Saat anak mulai sering berkomentar “Biarin aja dia memang jelek kok”, tanda harga diri anak yang terluka. Harga diri yang rendah, salah satu cara untuk naik ke tempat yang lebih tinggi adalah mencari pijakan, sama saat harga diri kita rendah maka cara paling mudah untuk menaikkan harga diri kita adalah dengan mencela orang lain. Dan anak pun sudah terlatih melakukan itu, berhati-hatilah terhadap hal ini. Harga diri adalah kunci sukses di masa depan anak.
4. Menarik diri
Saat anak terbiasa dan sering Menyendiri, asyik dengan duniannya sendiri, dia tidak ingin orang lain tahu tentang dirinya (menarik diri). Pada kondisi ini kita sebagai orangtua sebaiknya segera melakukan upaya pendekatan yang berbeda. Setiap manusia ingin dimengerti, bagaimana cara mengerti kondisi seorang anak? Kembali ke 3 hal yang telah saya jelaskan. Pada kondisi ini biasanya anak merasa ingin diterima apa adanya, dimengerti – semengertinya dan sedalam-dalamnya.
5. Menolak kenyataan
Pernah mendengar quote seperti “Aku ini bukan orang pintar, aku ini bodoh”, “Aku ngga bisa, aku ini tolol”. Ini hampir sama dengan nomor 4, yaitu kasus harga diri. Dan biasanya kasus ini (menolak kenyataan) berasal dari proses disiplin yang salah. Contoh: “masak gitu aja nga bisa sih, kan mama da kasih contoh berulang-ulang”.
6. Menjadi pelawak
Suatu kejadian disekolah ketika teman-temannya tertawa karena ulahnya dan anak tersebut merasa senang. Jika ini sesekali mungkin tidak masalah, tetapi jika berulang-ulang dia tidak mau kembali ke tempat duduk dan mencari-cari kesempatan untuk mencari pengakuan dan penerimaan dari teman-temannya maka kita sebagai orang tua harap waspada. Karena anak tersebut tidak mendapatkan rasa diterima dirumah, kemanakah orangtua?




Rabu, 17 Oktober 2012

0 Dampak Buruk dari Anak-anak yang sering Nyanyi Lagu Dewasa.



Musik menjadi materi hiburan yang sangat universal. Banyak penelitian yang menjelaskan hubungan musik dengan kecerdasan hingga tumbuh kembang anak.
Semua menunujukan korelasi yang positif. Musik bisa menjadi alat untuk menumbuhkan kemampuan komunikasi, emosi hingga sosial.
Tapi pertanyaannya kemana musik anak saat ini? Sekarang anak-anak lebih suka menyanyikan lagu orang dewasa. Apakah ini punya dampak buruk?
Karina Adistiana, M.Psi, Psikolog Pendidikan sekaligus pendiri gerakan Peduli Musik Anak mengatakan, " Musik anak itu banyak dan ada, hanya saja orang dewasa tak mau mencarinya."
Saat ditemui  dalam acara Social Media Fest, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu, Karina menjelesakan lebih lanjut, "Saya mencari dan tak menemukan dampak buruk musik terhadap anak, mungkin liriknya yang bisa berpengaruh . Bila anak menyanyikan lagu tentang perselingkuhan tentu belum saatnya," jelasnya.
Menurutnya perkembangan kecerdasan anak itu bertahap, juga pemahamannya terhadap sekitar. "Misalnya anak TK masanya sedang belajar bersosialisasi, mencoba mengerti arti pertemanan. Janganlah dulu dijejalkan oleh konsep abstrak seperti perselingkuhan." Karina melanjutkan, proses belajar anak harus berawal serta berasal dari konsep yang nyata dulu, atau sesuatu yang dekat dengan kesehariaan."
Sebagai orang tua sudah seharusnya mencari sebanyak-banyaknya, memilih lagu serta hiburan yang sesuai dengan anak dan juga nilai di keluarga Anda.  Karina menyarankan langkah mudah mendidik anak lewat musik. Pertama pilah-pilih musiknya lalu menyanyi bersamanya.
"Nilai yang sesuai dengan tiap keluarga sangat berbeda, ada yang mengedapankan pendidikan akademis, ada yang kejujuran, ada yang membantu orang. Nah, cara paling mudah menyenangkan untuk mendidik anak dan menyampaikan nilai positif tersebut pada anak lewat lagu." 

Selasa, 16 Oktober 2012

0 3 Perilaku Anak Balita yang Berpotensi jika sudah dewasa menjadi penjahat




         Pembunuh berantai tak hanya ada di film-film. Di dunia nyata pun pembunuh berantai sebenarnya ada. Keberadaannya tentu meresahkan masyarakat karena orang bisa sangat berbahaya. Benarkah ciri-ciri pembunuh berantai diketahui sejak masih kanak-kanak?

Ada sebuah teori yang disebut dengan Macdonald Triad. Teori ini menyatakan bahwa ada 3 perilaku umum selama masa kanak-kanak yang dapat menjadi petunjuk seorang anak rentan menjadi pembunuh, yaitu: 

1. Mengompol setelah usianya melewati 5 tahun


2. Kejam terhadap binatang 

3. Suka bermain api.

Teori Macdonald Triad dikemukakan oleh psikiater forensik bernama JM Macdonald pada tahun 1963. Dalam tulisannya yang berjudul 'The Thrat to Kill', Macdonald mengamati perilaku yang sering terlihat pada pasien yang sangat agresif dan sadis.

Macdonald mewawancarai 48 orang pasien psikotik dan membandingkannya dengan 52 pasien nonpsikotik yang pernah mengancam akan membunuh seseorang. Lebih dari setengah peserta penelitian adalah laki-laki berusia antara 11 - 83 tahun. Ia menemukan bahwa pasien sadis cenderung melakukan ketiga hal tersebut saat masih kanak-kanak.

Seperti dilansir Medical Daily, Selasa (16/10/2012), satuan Analisis Perilaku FBI sempat membuktikan kebenaran teori Macdonald pada tahun 1980-an sampai 1990-an. Peneliti mengumpulkan informasi dari 36 orang pembunuh, sebanyak 25 orang di antaranya adalah pembunuh berantai. Tetapi karena sampelnya terlalu kecil, penelitian ini dianggap kurang valid.

Beberapa agen lantas mengembangkan teori ini dan menemukan bahwa separuh sampel penelitian berasal dari rumah tangga single parent, tiga perempat di antaranya memiliki orang tua yang mengabaikan anaknya, tiga perempat peserta mengidap paraphilia atau perilaku seksual yang ekstrim dan pernah mengalami pelecehan seksual.

Sebagian peserta yang diwawancarai memiliki riwayat gangguan kejiwaan dengan IQ rata-rata normal sampai cerdas. Beberapa pelaku kekerasan memang suka bermain api, berlaku kejam terhadap hewan dan mengompol setelah usianya lewat 5 tahun. Tapi jarang ditemukan peserta yang memiliki ketiga perilaku ini sekaligus. Yang sering dimiliki adalah sifat suka mengabaikan perasaan orang lain.

Baru-baru ini, para peneliti mulai kembali mengulik kebenaran teori Macdonald Triad. Pada tahun 2010, Kori Ryan menerbitkan tesis yang mereview teori tersebut secara luas dan menemukan bahwa kecenderungan perilaku tersebut benar adanya. Ketiga perilaku tersebut dapat menjadi indikasi seorang anak kurang mampu mengatasi stres atau mengalami gangguan perkembangan.

Meskipun demikian, sebelum ditemukannya penelitian dengan data yang lebih baik untuk mendukung teori Macdonald, peneliti menyarankan sebaiknya jangan menyebut seorang anak rentan menjadi pembunuh sebab dapat mengganggu perkembangan mentalnya.



SUMBER ; http://health.detik.com

Senin, 15 Oktober 2012

0 Mencegah Rasa Minder pada Anak Sejak Usia Dini






KEBUTUHAN anak untuk berinteraksi dengan sesama teman tidak dapat dielakkan lagi, karena manusia sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupannya sehari-hari

Anak-anak dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya tentu membutuhkan interaksi dengan lingkungannya, baik di rumah, sekolah atau di lingkungan bermainnya. Namun, dalam proses interaksi tersebut, terkadang anak juga mengalami minder, takut, atau tidak pede.

Hal ini biasanya terjadi karena anak merasa ada hal yang kurang dalam dirinya. Entah karena merasa kurang pintar, tidak sempurna fisiknya atau tidak memiliki barang atau benda seperti yang dimiliki temannya.
"Minder yang muncul dalam diri anak, terjadi karena pikiran bahwa dirinya merasa tidak mampu atau tidak berdaya terus tumbuh, terbentuk dan tertanam dalam dirinya," ungkap Falasifatul Falah, S.Psi, M.A., pengajar di Fakultas Psikologi Unissula Semarang.

Lingkungan memiliki andil di dalam mencetus sikap minder tersebut. "Bahkan, minder bisa dialami dari pengalaman khusus yang dialami oleh anak-anak, melalui orangtua, keluarga, guru, teman sekolah, teman dekat atau media massa," imbuh Neneng, demikian ia akrab disapa.

Perasaan minder yang terbawa sejak masa kanak-kanak dan tidak bisa diatasi, serta dibiarkan terbawa hingga dewasa, bisa berakibat mematikan potensi yang dimiliki anak, sehingga tidak berkembang secara optimal. "Anak tidak akan menyadari bahwa ia sebetulnya mampu dan bisa. Tentu saja itu bisa mempengaruhi perjalanan hidupnya di masa depan," jelasnya.

Pola Asuh Demokratis
Tuhan membekali setiap anak dengan potensi dan kemampuan untuk berkembang menjadi lebih baik. Disinilah dibutuhkan peran orangtua juga guru di sekolah untuk membantu mengatasi rasa minder pada anak dan memotivasi mereka untuk lebih percaya diri. Orangtua dan guru sebaiknya tidak terlalu over-protektif.

Guru perlu dilibatkan dalam mengajarkan anak agar tidak minder, karena ternyata lingkungan sekolah bisa menjadi salah satu faktor pemicu anak merasa minder. Misalnya teman-teman yang suka mengolok-olok dan mencela, guru yang suka membanding-bandingkan murid. "Orangtua dan guru harus bersinergi mengupayakan lingkungan yang terbaik bagi perkembangan psikologis anak," ungkap Neneng.

"Biarkan saja anak mengalami pengalamannya," jelas Neneng. Anak harus diberi kesempatan mengeksplorasi dunianya dan merasakan bahwa ia memiliki potensi untuk berkembang menjadi anak yang berani dan percaya diri, tambahnya lagi. Ajarkan pada anak melalui pesan verbal (secara langsung) bahwa Tuhan menciptakan manusia dalam paket yang memiliki kelebihan dan kekurangan.

"Dan orangtua juga harus konsekuen untuk tidak mencela atau merendahkan kekurangan orang lain, dan tidak memuja suatu kelebihan secara berlebihan," tandas Neneng bijak. Sebaiknya orangtua atau guru bisa membantu dengan menunjukkan sikap, "Ok, mari kita sama-sama berusaha memperbaiki kekuranganmu itu, papa mama juga bapak ibu guru di sekolah tentu akan membantumu," imbuhnya.

Sekalipun kekurangan itu ternyata sulit atau tidak bisa diperbaiki, tetaplah mendukung anak, "Kamu tetap manusia yang berharga. Papa mama juga bapak ibu gurumu akan tetap sayang kamu," dengan demikian anak akan merasa aman secara psikologis. "Psychological security ini akan sangat mempengaruhi kepercayaan diri anak," imbuhnya.

Menerapkan pola asuh demokratis sangat diperlukan dalam memberikan kebebasan pada anak untuk mengeksplorasi dunia, mengalami dan merasakan pengalamannya sendiri. Orangtua tak perlu mengatur, mengintervensi, juga melindungi secara berlebihan. "Kemampuan mereka akan berkembang dengan baik jika anak diberi kesempatan," tandasnya. Yang penting jangan pelit pujian dan jangan mengumbar kritik apalagi celaan.

Rabu, 10 Oktober 2012

0 Salah Kaprah tentang (TK/PAUD) Pendidikan Anak Usia Dini





        Dalam benak saya TK/PAUD atau Pendidikan anak usia dini  adalah sebuah wadah bermain anak . Di lembaga itu anak dapat belajar berteman, berinteraksi dengan lingkungan dan sedikit  mengurangi ketergantungannya pada orang tua.
Saat ini, pendidikan prasekolah tersebut sudah seperti dianggap wajib meskipun alasannya terkesan dipaksakan, dan tanpa dasar hukum yang jelas. Ketika anak akan daftar SD, hampir selalu ada pertanyaan “TK/PAUDnya dimana?”
Tapi oke lah, saya menerima hukum alam tersebut.  Kedua anak saya akhirnya melewatkan juga pendidikan berbayar itu. Selain sebagai tuntutan arus sosial masyarakat, juga untuk mengenalkan anak ke dunia sekolah. Harapan saya adalah sekeluarnya dari PAUD itu anak kita memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik.
Namun apa yang saya temui, ternyata jauh dari persepsi dan harapan saya. PAUD  malah menjadi ajang untuk belajar berhitung, membaca dan sebagainya yang seharusnya baru dimulai dari bangku sekolah dasar. Saya tidak bisa protes, lagi-lagi harus tunduk pada hukum alam dimana seluruh PAUD memang kondisinya demikian.
Beberapa orang tua murid di lingkungan saya merasa anaknya pintar dan hebat karena dalam usia 5 tahun sudah bisa membaca dan berhitung. Sebagian lagi merasa panik karena pada usia tersebut anaknya belum bisa melakukan hal yang sama. Parahnya, beberapa orang tua murid bahkan nge-les-kan anak kecilnya agar begitu masuk SD sudah bias baca tulis. Sementara itu dalam anggapan saya, pada usia anak, tahu atau bisa lebih dini tidak berarti pintar.
Jika punya pilihan, saya ingin memasukkan anak saya yang terakhir ke PAUD  yang menekankan kurikulumnya pada masalah bermain bersama, berteman, belajar sopan santun dan belajar meningkatkan rasa percaya diri. Sayangnya, dari mulai PAUD  rumahan sampai TK berlabel elit pun hampir sama, menjadi ajang curi start untuk mendahului belajar baca tulis……




 

ekoqren Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates