facebook.com/Jokowi.JokoWidodo
Pagi ini, Minggu 16 September 2012, ribuan orang dengan seragam kotak-kotak berkumpul di sekitar bundaran HI, Jakarta. Mereka datang dari segala penjuru Jakarta untuk berunjuk diri dalam momen Car Free Day sekaligus memeriahkan hari terakhir Kampanye Pilkada Jakarta.
Seperti tidak mau menyia-nyiakan waktu di hari terakhir kampanye ini, rakyat Jakarta yang didominasi anak muda dan remaja tidak saja berkumpul tanpa kreatifitas. Dengan iringan lagu “Jokowi dan Basuki” yang merupakan plesetan dari lagu What Makes You Beautiful milik One Direction dan pengeras suara yang dipasang di trotoar, pasukan kotak-kotak tersebut melakukan “flashmob” bersama. Check out what was on here andhere.
Pertunjukan falshmob yang dilakukan oleh anak-anak muda dan remaja tersebut dapat dibaca sebagai kemenangan strategi kampanye yang kreatif atas strategi kampanye yang monoton.
Seperti kita ketahui, pola dan strategi berkampanye para politisi di Indonesia selama ini cenderung seragam alias monoton. Bisa dikatakan, semua politisi melakukan strategi yang sama yaitu dengan menebar selebaran, memasang baliho dan spanduk, mengerahkan massa, atau membagikan kaos bergambar sang politisi.
facebook.com/Jokowi.JokoWidodo
Jokowi hadir menggebrak kejumudan strategi kampanye yang membosankan tersebut. Dengan ide yang sederhana namun kreatif, Jokowi menghadirkan sesuatu yang berbeda. Pemilihan baju bermotif kotak-kotak adalah sesuatu yang sangat sederhana, tetapi Jokowi yakin bahwa sesuatu yang sederhana tersebut bisa berubah menjadi sesuatu yang luar biasa bila dilakukan bersama-sama.
Pemilihan motif kotak-kotak juga menunjukkan kecerdasan Jokowi dalam melihat situasi dan medan yang akan dia hadapi saat mengikuti pilkada DKI.
Jokowi sangat sadar, sebagai “pendatang” yang menyambangi “sarang macan” para politisi Jakarta, tentu tidak mudah baginya untuk masuk apalagi memenangkan “pertempuran” . Kotak-kotak yang menampilkan sesuatu yang berbeda ditengah keseragaman baju koko, batik atau safari adalah cara jitu untuk mencuri perhatian.
Strategi itu ternyata berhasil. Kotak-kotak dengan cepat dan mudah merambah sela-sela fashion trend ibukota. Kebetulan motif kotak-kotak juga menjadi salah satu motif fashion yang harus ada di lemari-lemari baju anak muda.
facebook.com/Jokowi.JokoWidodo
Merasa terkaget-kaget oleh fenomena kotak-kotak Jokowi yang terus merangsek menguasai Jakarta, para “macan”, yang selama ini ternina bobokkan oleh para pendekar lembaga survey, bangun dan berteriak. “Wabah kotak-kotak harus dihentikan. Baju kotak-katok harus dilarang” mereka berteriak dalam serak.
Nasi sudah terlanjung matang, sulit bagi para “macan” untuk menghadang laju penyebaran wabah kotak-kotak ditengah jalan; apalagi wabah ini mebawa virus perubahan. Maka dalam kondisi “pasrah”, para macan tetap terus mencoba untuk bertarung, meski sekarang dalam kondisi ompong.
Klimaks unjuk diri dari virus perubahan yang ada dibalik baju kotak-kotak adalah berkumpulnya ribuan warga di bundaran HI bersama sang kreator, Jokowi. Dengan gegap gempita dan menyatu tanpa “sekat”, mereka bersama-sama meneriakkan optimisme akan hadirnya Jakarta Baru.
detikfoto.com
Seperti tidak mau menyia-nyiakan waktu di hari terakhir kampanye ini, rakyat Jakarta yang didominasi anak muda dan remaja tidak saja berkumpul tanpa kreatifitas. Dengan iringan lagu
BalasHapustogel online