Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta putaran kedua tanggal 20 September 2012 telah selesai, Hasil perhitungan cepat atau Quick Count dari berbagai Lembaga Survei memenangkan pasangan Joko Widodo atau Jokowi dan wakilnya Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok dengan kisaran angka 53 persen.
Pasangan yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDI P ) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) secara meyakinkan mengalahkan Pasangan Incumbent ( Petahanan) Fauzy Bowo (Foke) dan Nachrowi (Nara) yang diusung Partai Demokrat dan gabungan Koalisi Partai Golkar,PKS,Hanura,PPP,PAN,PKB pada putaran kedua ini.
Secara matematis kedua pasangan ini (Jokowi dan Ahok) walaupun pada putaran pertama unggul sulit memenangkan pertarungan di Putaran Kedua apabila melihat Koalisi Partai besar (Demokrat dan Golkar) ditambah Partai Menengah (PKS dan PAN) yang diatas kertas mengungguli dua Partai pendukung pasangan Jokowi - Ahok yaitu PDIP dan GERINDRA yang hanya menguasai 18 persen kursi parlemen di Jakarta, namun kenyataan berkata lain, Istilah “ Semut melawan Gajah ” dalam suatu permainan dimana semut selalu unggul manakala melawan gajah hal ini terjadi di Pemilihan daerah DKI Jakarta,manakala rakyat yang diistilahkan semut mengepung dan mengeroyok sang Gajah ( Mesin Partai Politik Penguasa) maka apa yang terjadi sang Gajah lumpuh tanpa daya.
Namun semua ini hasil dari kerjasama antara dua tokoh dari masing - masing partai,Megawati Soekarno Putri yang merupakan Ketua Umum PDI Perjuangan danPrabowo Subianto sebagai Ketua Dewan Pembina Partai GERINDRA yang tetap Konsisten dan berKomitmen terhadap Program - program yang berpihak pada rakyat kecil.
Khusus bagi Prabowo Subianto, dari awal penulis telah mengikuti langkah yang dilakukan Ketua Dewan Pembina Partai GERINDRA tersebut dan pernah menulis disini dalam judul ” Langkah Elegan Prabowo ” sebagai awal langkah yang berani mengusung khususnya Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok yang merupakan Etnis Tionghoa pertama dalam sejarah apabila menjadi Wakil Gubernur di Ibukota Indonesia dan merupakan langkah Berani dari mantan Pangkostrad ini,apalagi isu SARA berhembus kencang mewarnai kampanye putaran terakhir, namun langkah berani tersebut dianggap benar oleh kalangan yang menginginkan perubahan di negeri ini khususnya Ibukota Jakarta,Masyarakat Jakarta sudah tidak melihat Sukunya apa,Agamanya apa, namun rekam jejak dan keberhasilan tugas selama memimpin disuatu daerah menjadikan rekomendasi bagi rakyat untuk memilih, Jokowi berhasil menjadi Walikota Solo selama ini dan Ahok menjadi Bupati Belitung Timur yang berhasil.
Sekali lagi dari awal Penulis hanya melihat sosok Prabowo Subianto sebagai Tokoh di balik Kesuksesan Jokowi dan Basuki dan berhasil menggerakkan kader-kader Militan Partai GERINDRA diseluruh Indonesia ( Hal ini diakui oleh Faisal Basri calon Gubernur dari Independen dalam suatu wawancara di salah satu televisi ) untuk mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung dilapangan atau di Media sosial untuk bekerjasama menyatukan tujuan dan membukakan jalan bagi Jokowi - Basuki memenangkan kursi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2012 - 2017.
sulit memenangkan pertarungan di Putaran Kedua apabila melihat Koalisi Partai besar
BalasHapuspoin4d