"Pertama karena ikon yang diusung partai-partai Islam luntur, elitenya kurang konsisten dan perilakunya tidak mencerminkan ikon atau ideologi yang menjadi branchmarking partai," ujar pengamat politik LIPI, Siti Zuhro dalam pesan singkat kepada detikcom, Jumat (31/8/2012).
Kemudian, menurut Siti, faktor lain yang menyebabkan merosotnya partai Islam dibandingkan partai nasionalis karena partai-partai Islam tidak cukup dalam merespons substansi perkembangan dan dinamika masyarakat.
Sehingga partai Islam kehilangan daya pikatnya.
"Tokoh-tokoh partai Islam juga sulit menjadi solid, padahal kekuatan mereka itu adalah ketika mereka tidak terpecah belah. Fragmentasi partai-partai Islam memunculkan kebingungan dan akhirnya ditinggalkan
konstituennya," jelas Siti.
Ia menjelaskan dengan mempertimbangkan dinamika atau perkembangan masyarakat belakangan ini, mensyaratkan tokoh-tokoh dan elite partai-partai Islam bersatu, menyamakan persepsi untuk merepresentasikan konstituennya dan membangun negeri.
"Popularitas dan elektabilitas partai-partai Islam akan meningkat ketika para elite dan tokoh-tokohnya konsisten, committed pada ideologi dan berhenti membingungkan massa pendukungnya," ungkapnya.
"Ketika mereka bersatu dan sepakat dengan calon yang diusung yang bisa merepresentasikan konstituen partai-partai Islam, tidak tertutup kemungkinan resonansi keutuhan partai-partai Islam akan sampai ke
grass roots," imbuh Siti (bal/mad)
http://news.detik.com
0 komentar:
Posting Komentar