Jimbaran:
Menteri BUMN Dahlan Iskan menyakatan lima hingga 10 tahun ke depan
Indonesia bakal menjadi negara maju dan besar. Saat ini, kata Dahlan,
136 juta penduduk Indonesia sudah tak miskin lagi. Kondisi ini adalah
modal besar bagi Indonesia untuk naik kelas dan masuk menjadi 15 bahkan
10 besar negara maju di dunia.
"Saya belum menyebutnya bahwa jumlah yang 136 juta orang itu adalah kelas menengah ke atas, tapi umumnya adalah sudah tidak miskin lagi," kata Dahlan saat menjadi pembicara dalam Dies Natalis Ke-50 Universitas Udayana Denpasar, Bali, Sabtu (29/9).
Ia mengatakan, 136 juta penduduk tak miskin itu adalah kelompok yang sudah tidak lagi kesulitan membeli makanan, pakaian di hari besar keagamaan, dan tidak memikirkan lagi apakah mereka bisa bepergian ke mana saja. Kelompok ini sulit diajak hidup hemat, sukar diajak menderita lagi, tak suka lambat, dan mereka selalu ingin serba cepat.
Penduduk tidak miskin itu, tambah Dahlan, sangat vokal dalam mengeluarkan pikiran dan pendapat melalui diskusi serta media sosial. "Percuma pemerintah mengimbau hemat BBM (bahan bakar minyak), percuma disuruh hemat listrik, percuma disuruh kencangkan ikat pinggang, dan sebagainya. Itu tidak mempan dan ini ciri mereka yang sudah tidak miskin lagi," ujarnya.
Sayangnya, kata dahlan, perubahan yang begitu cepat tidak dibarengi reformasi birokrasi yang cepat. Pemerintah dan birokrasi masih berjalan di tempat. Masih terlalu banyak rapat, laporan, dan perjalanan dinas.
Menurut Dahlan, kondisi itu bisa menyebabkan Indonesia berada di simpang tiga. Pertama bisa sangat maju, kedua bisa makin mundur, dan ketiga hanya berjalan di tempat.
"Philipina contonhnya, ketika Indonesia masih miskin, mereka sudah jadi negara berkembang dan menengah. Sekarang Indonesia sudah menjadi negara berkembang, mereka malah makin mundur, dan lebih miskin dari Indonesia," ujarnya.(MI/ICH)
sumber:
Metrotvnews.com,
"Saya belum menyebutnya bahwa jumlah yang 136 juta orang itu adalah kelas menengah ke atas, tapi umumnya adalah sudah tidak miskin lagi," kata Dahlan saat menjadi pembicara dalam Dies Natalis Ke-50 Universitas Udayana Denpasar, Bali, Sabtu (29/9).
Ia mengatakan, 136 juta penduduk tak miskin itu adalah kelompok yang sudah tidak lagi kesulitan membeli makanan, pakaian di hari besar keagamaan, dan tidak memikirkan lagi apakah mereka bisa bepergian ke mana saja. Kelompok ini sulit diajak hidup hemat, sukar diajak menderita lagi, tak suka lambat, dan mereka selalu ingin serba cepat.
Penduduk tidak miskin itu, tambah Dahlan, sangat vokal dalam mengeluarkan pikiran dan pendapat melalui diskusi serta media sosial. "Percuma pemerintah mengimbau hemat BBM (bahan bakar minyak), percuma disuruh hemat listrik, percuma disuruh kencangkan ikat pinggang, dan sebagainya. Itu tidak mempan dan ini ciri mereka yang sudah tidak miskin lagi," ujarnya.
Sayangnya, kata dahlan, perubahan yang begitu cepat tidak dibarengi reformasi birokrasi yang cepat. Pemerintah dan birokrasi masih berjalan di tempat. Masih terlalu banyak rapat, laporan, dan perjalanan dinas.
Menurut Dahlan, kondisi itu bisa menyebabkan Indonesia berada di simpang tiga. Pertama bisa sangat maju, kedua bisa makin mundur, dan ketiga hanya berjalan di tempat.
"Philipina contonhnya, ketika Indonesia masih miskin, mereka sudah jadi negara berkembang dan menengah. Sekarang Indonesia sudah menjadi negara berkembang, mereka malah makin mundur, dan lebih miskin dari Indonesia," ujarnya.(MI/ICH)
sumber:
Metrotvnews.com,
0 komentar:
Posting Komentar