Sabtu, 29 September 2012

0 Mahfud: Demokrasi di Indonesia Masih `Becek`

Metrotvnews.com, Jombang: Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud M.D., menyebut demokrasi di Indonesia masih "becek". Banyak masalah yang harus dibenahi, seperti perkara suap dan korupsi.

"Padahal, demokrasi di Indonesia sudah mulai teratur semenjak ada Abdurrahman "Gus Dur" Wahid," kata Mahfud dalam peluncuran buku 'Ensiklopedi Gus Dur' di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Sabtu (29/9).

Dalam acara yang digelar untuk memperingati 1.000 hari wafatnya Gus Dur, ia mengakui, demokrasi di Indonesia di era pemerintahan Gus Dur sudah mulai tertata, jika dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya yang lebih pada sistem otoriter.

"Gus Dur membawa sistem pemerintahan yang lebih demokratis dengan mau memperhatikan kepentingan rakyat dan menerima kritik dari rakyat," katanya.

Namun, sepeninggal Gus Dur, lanjut dia, demokrasi di Indonesia justru terlihat makin jauh dari cita-cita. Terdapat banyak kepentingan politis yang hanya menguntungkan diri sendiri serta kelompoknya. Bahkan, mereka juga tak segan melukai hati rakyat, asalkan mereka mendapatkan untung.

"Banyak pemikiran Gus Dur yang sangat bagus untuk sistem pemerintahan. Harusnya, peninggalan Gus Dur untuk menciptakan semangat demokrasi yang bersih digunakan," ucapnya.

Pihaknya mengakui, kinerja pemerintah untuk menciptakan demokrasi di Indonesia masih sangat kurang. Untuk itu, pemerintah pun juga harus mulai berbenah diri, dan secara serius untuk memperbaiki sistem secara keseluruhan.

Lily Wahid, adik kandung Gus Dur, mengingatkan pemikiran Gus Dur tak akan pernah usang. Perlunya menjaga hubungan erat dengan bangsa lain, termasuk Israel pun yang pernah dikunjungi Gus Dur, sikapnya yang egaliter, serta kayakinannya yang cukup teguh, bisa menjadi contoh.

"Sikap Gus Dur yang tidak pernah membeda-bedakan perlu diteladani," kata perempuan yang juga anggota DPR RI ini.

Sementara itu, Rais Syuriah PBNU KH Hasyim Muzadi yang hadir dalam acara itu juga menegaskan, sudah saatnya pemerintah berbenah diri.

"Mencontoh sosok Gus Dur yang mempunyai keberanian dan ketulusannya membela negara, harusnya menjadi pijakan untuk pemerintah, demi mewujudkan demokrasi di Indonesia," katanya.

Dalam acara itu, pengasuh PP Tebuireng, Kiai Haji Sholahudin Wahid berharap, pemikiran-pemikiran Gus Dur itu tidak hanya menjadi bahan pemikiran dan diskusi saja, melainkan harus direalisasikan.

"Dengan itu, kita berharap cita-cita demokrasi bagi bangsa ini bisa tercapai," katanya.

Acara diskusi itu adalah rangkaian acara peringatan 1.000 hari wafatnya Gus Dur. Selain diskusi ensiklopedi, sejumlah acara lain juga dilakukan di antaranya bakti sosial pemberian bantuan air bersih di daerah yang mengalami kekeringan, pengajian, khataman kitab suci Al-Quran, serta festival liong.

Gus Dur lahir di Jombang, pada 7 September 1940. Ia meninggal di Jakarta pada 30 Desember 2009 pada umur 69 tahun. Gus Dur tokoh merupakan salah seorang intelektual Muslim Indonesia, sekaligus pemimpin politik.

Gus Dur pernah menjabat sebagai Presiden Indonesia yang keempat dari tahun 1999 hingga 2001, menggantikan Presiden B.J. Habibie setelah dipilih oleh MPR hasil Pemilu 1999.(Ant/ICH)

Metrotvnews.com

0 komentar:

Posting Komentar

 

ekoqren Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates