Suatu sore, di pertengahan November 2012, ketika sedang membuka akun Facebook, saya tersenyum sejenak melihat sebuah postingan foto tentang seorang yang (menurut foto tersebut) berwajah “jelek” namun mendapat pacar yang cantik sekali. Muncul sebuah kata di benak saya: JELEK?
Apa yang salah dengan wajah jelek? Saya kira, jika orang bisa menerima diri dan enjoy dengan kesempurnaan badan miliknya, orang minder karena punya kecenderungan wajah jelek pasti tidak ada. Mengutip kalimat salah seorang dosen saya: setiap orang itu diciptakan dengan wajah yang sudah maksimal! Tak ada duanya! Saya sangat setuju dengan pernyataan dosen saya ini. Tuhan menciptakan kita secara maksimal sesuai dengan keberadaan kita di dunia. Paling tidak, rasa percaya diri saya (yang juga punya kecenderungan berwajah jelek) bisa meningkat.
Saya tidak habis pikir jika membaca artikel tentang orang-orang yang sudah dikaruniai kecenderungan wajah rupawan namun masih “mempreteli sana-sini” anggota tubuhnya. Bukankah tubuh itu tidak abadi (Plato)? Tubuh kita ini pasti hancur dimakan para sahabat bakteri yang sudah menunggu di pekuburan. Lalu, apa lantas kita menelantarkan tubuh ini? Tidak sama sekali!
Tanggung jawab kita adalah merawat apa yang sudah maksimal ini. Kita jaga agar tetap bersih, tetap sehat. Pada akhirnya, rasa minder karena punya kecenderungan wajah jelek pasti sirna. Nah, kalau punya kecenderungan berwajah jelek ini, segera katakan: ENJOY AJA LAGI!
0 komentar:
Posting Komentar