Mohammad Hatta Tuanku Abdul Rahman Yusof Ishak
Baru saja beberapa waktu lalu, ibunda dan saudaraku mengunjungi saudara kami di Singapura dan Malaysia. Dan ini bukan sekedar berkunjung, tetapi juga menjelajah jejak jejak keluarga yang bertebaran di sana. Bisa dikatakan, ini adalah kunjungan balasan. Setelah beberapa kali mereka datang ke Sumatera Barat, menelusuri jejak akar budayanya disana.
Perantauan Minang memang bertebaran, bukan saja di seantero Nusantara, tetapi juga di semenanjung Melayu dan Singapura. Sekat sekat negaralah yang membuat mereka jadi ‘berbeda’.
Padahal masih bersaudara dengan orang sini, Indonesia. Semangat nasionalisme pula yang membuat kita jadi sering adu hebat hebatan. Padahal kalau ditelusuri darahnya, eh masih keturunan yang sama.
Di Malaysia, ada yang namanya negeri Sembilan. Rajanya masih keturunan Raja Pagaruyung. Mereka juga memakai bahasa Minang. Bahkan Raja pertama Malaysia (Yang Dipertuan Agung Pertama) adalah Tuanku Abdul Rahman, Sultan Negeri Sembilan yang asli berdarah Minang.
Kemudian, Presiden Pertama Singapura adalah Yusof Ishak, yang juga perantau Minang di Singapura. Dan bersamaan dengan itu, di Indonesia sendiri, Wakil Presiden Indonesia, Mohammad Hatta juga berdarah Minang.
Ehmm, nulis gini bukan ingin membuka isu SARA. Karena saya sendiri bukan asli Minang loh, hehe. Campuran Jowo, karena ayahku wong Jowo asli. Cuma kadang terharu, bahwa sebenarnya, darah persaudaraan yang mengalir di diri kita ini masih dekat. Hiks. Jadi kalau mau musuhan, jangan donk. Mending saling baikan aja.
Bekerjasama. Saling mendukung. Karena ASEAN ini sekarang merupakan komunitas paling bagus pertumbuhan ekonominya di dunia, punya sumber daya paling ok, penduduk yang lumayan padat (pasar potensial). Kalau saling bersinergi, bayangkan bagaimana bisa hebatnya kita bersama sama.
sumber :www..kompasiana.com
0 komentar:
Posting Komentar