Kota besar dengan segala permasalahanya akan semakin rumit apabila dalam penataan dan manejemenya tidak profesional. Karena tediri dari beragam unsur masyarakat dengan latarbelakang yang berbeda,sebuah kota besar harus ditangani dengan profesional,supaya menjadi kota yang indah dan nyaman untuk dihuni. Kota adalah sebuah bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alam dan non alami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah belakangnya. Ciri-ciri kota dapat dibagi menjadi dua, yaitu ciri-ciri fisik dan ciri-ciri masyarakat kota.
Ciri-ciri Fisik Keruangan Kota
Tidak semua wilayah dapat disebut sebagai kota. Wilayah perkotaan memiliki ciri-ciri fisik seperti di bawah ini.
- Mempunyai pusat kota.
- Mempunyai pusat pemerintahan.
- Mempunyai alun-alun, yaitu lapangan luas yang terletak di pusat kota.
- Mempunyai paru-paru kota berupa taman kota dan jalur hijau.
- Mempunyai pusat olahraga dan lembaga penyaluran kreatifitas seni warga.
- Mempunyai pusat hiburan dan rekreasi warga.
- Mempunyai pusat perbelanjaan.
- Mempunyai tempat parkir.
- Mempunyai tempat pemukiman penduduk.
Tempat pemukiman penduduk kota dibagi menjadi beberapa kelas. Diantaranya adalah sebagai berikut:
- Pemukiman kumuh. Pemukiman kumuh pada umumnya terdapat di belakang pusat perbelanjaan, di sekitar daerah sungai, dan di sepanjang jalur rel kereta api.
- Pemukiman proletar. Ciri-ciri pemukiman proletar adalah memiliki rumah dengan luas dibawah 21 meter persegi dan ditempati masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
- Pemukiman kelas menengah. Ciri-ciri pemukiman kelas menengah adalah memiliki rumah dengan luas antara 21 sampai 75 meter persegi.
- Pemukiman kelas elit. Pemukiman kelompok elit memiliki taraf hidup yang lebih baik dari tiga kelas lainnya. Luas rumah pemukiman elit lebih pada umumnya lebih dari 75 meter persegi.
Ciri-ciri Masyarakat Kota
Masyarakat kota dibentuk dari gabungan beberapa masyarakat daerah yang terletak di sekitar wilayah tersebut. Ciri-ciri perilaku dan kebiasaan masyarakat kota yang dapat kita saksikan saat ini antara lain:
- Egois. Tumbuhnya sikap egois disebabkan karena adanya pengaruh individualis sehingga melahirkan persaingan antar warga.
- Memiliki pekerjaan yang beraneka ragam. Pekerjaan masyarakat kota pada umumnya bergerak di bidang jasa dan perdagangan.
- Masyarakat kota berfungsi sebagai agent of change (agen perubahan) karena pola pikir masyarakat kota terbuka dalam menerima budaya pengaruh dari luar.
- Kehidupan keagamaan masyarakat kota sudah berkurang karena kesibukan kerja, masyarakat menjadi materialistis, memiliki kontrol sosial rendah, dan emosi keagamaan berkurang.
- Kota memiliki kesempatan kerja yang luas. Pekerjaan di kota meliputi pekerjaan formal dan non formal dengan berbagi bidang kehidupan yang ada.
- Penduduk kota tidak mengenal gotong-royong dalam menyelesaikan permasalahan seperti halnya warga desa.
- Kehidupan penduduk kota bersifat glamour (mewah) karena masyarakat kota memiliki banyak uang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
- Antar masyarakat kota terdapat kesenjangan sosial tinggi. Perbedaan antara kaya dan miskin sangat mencolok dan memberi status sosial bagi masyarakat.
- Penduduk kota umumnya memiliki tingkat pendidikan tinggi karena kesadaran untuk memenuhi kualifikasi lapangan pekerjaan yang tersedia.
- Sebagian besar masyarakat kota bekerja di bidang industri. Tidak terdapat pekerjaan bidang agraris di wilayah kota.
Pola Perkembangan Kota
Sebuah wilayah pedesaan dapat berkembang menjadi wilayah kota karena perkembangan fungsi dan manfaat kota tersebut bagi wilayah di sekitarnya. Perkembangan kota menurut asalnya dapat dibagi menjadi:
- Kota pusat perdagangan. Contoh: Makassar, Surabaya, dan Batam.
- Kota pusat perkebunan. Contoh: Bogor dan Malang.
- Kota pusat pemerintahan. Contoh: Jakarta.
- Kota pusat pendidikan. Contoh: Yogyakarta.
- Kota pusat kebudayaan. Contoh: Yogyakarta, Surakarta, dan kota-kota kecil di Bali.
Tahap Perkembangan Kota
Sebuah wilayah desa juga dapat berkembang menjadi wilayah perkotaan menurut perkembangan tingkat besar-kecilnya wilayah, perilaku warga, dan hal-hal lain yang mendukung terbentuknya pola keruangan masyarakat kota. Berdasarkan tahapan perkembangannya, para ilmuwan membagi kota menjadi beberapa tahap:
- Eupolis. Masyarakat masih tersusun dan berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil serta berbaur dengan kehidupan masyarakat agraris.
- Polis. Wilayah sudah mulai berkembang namun penduduknya masih hidup dalam keluarga kecil dan saling melakukan kontrol sosial antar anggota masyarakat.
- Metropolis. Kota metropolis ditandai dengan berkurangnya organisasi sosial, tanda-tanda fisik dapat dilihat berupa bentang alam dan daerah industri, serta semakin tinggi sikapnya individualisme dan persaingan ekonomi. Contoh kota metropolis adalah Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan.
- Megapolis. Kota megapolis ditandai dengan semakin meluasnya aturan-aturan birokrasi sehingga menyebabkan seseorang kesulitan dalam menerima pelayanan publik. Ciri lain kota metropolis adalah pemusatan kekuasaan berada pada kekuatan kelompok dan semakin berubah-ubahnya peran sosial individu. Kota megapolis saat ini berkembang di kota-kota besar di Amerika Serikat. Contoh kota megapolis adalah Boston.
- Tiranopolis. Kota tiranopolis ditandai dengan adanya kekuatan massa dalam kehidupan sosial masyarakat, kehidupan diwarnai dengan aksi demonstrasi, dan kota tersebut bersifat parasit, artinya untuk mencukupi kebutuhan hidup warganya tergantung kepada kota lain. Dalam prakteknya, kota tiranopolis belum bisa kita jumpai dan sebatas hipotesa ilmiah.
- Netropolis. Netropolis merupakan perkembangan dari kota tiranopolis. Kota netropolis dtandai dengan terjadinya bahaya perang dan terjadi kelaparan warga. Sama dengan tiranopolis, kota netropolis saat ini belum bisa kita jumpai dan baru sebatas hipotesa para ilmuwan.
Semoga artikel ini berguna untuk menambah wawasan Anda.
0 komentar:
Posting Komentar