Setiap kita mendengar kata enceng gondok maka asumsi kita selalu mengarah pada tanaman apung di sungai yang hanya membuat dan membikin masalah dan beban saja.Enceng gondok yang mempunyai bahasa latin Eichornia crassipes hidup di sungai yang penuh dengan kandungan kimia yang berbahaya dan kotor.Negara menghabiskan dana yang tidak sedikit dalam penanganan enceng gondok tersebut. Salah satu faktornya adalah tidak pernah melibatkan masyarakat umum dalam penanganan enceng gondok dan kurangnya penelitian tentang manfaat enceng gondok itu sendiri.
Enceng gondok merupakan karunia Tuhan yang seharusnya patut dinikmati dan di syukuri. Dalam satu sisi enceng gondok memang menjadi beban tersendiri. Bagi saluran air yang dipergunakan mengairi sawah enceng gondok membuat tersumbat alairan airnya. Bagi bendungan yang di gunakan untuk memutar roda turbin enceng gondok juga sering membuat masalah dengan tersangkutnya enceng gondok tersebut di dalam mesin pemutar yang menyebabkan kerusakan mesin. Bagi pengangukatan yang mengunakan sungai sebagai sarana transportasi enceng gondok menghambat laju perahu.
Eceng Gondok yang Tanaman asal Brasil yang didatangkan Kebun Raya Bogor pada tahun 1894, dahulu merupakan tanaman hias yang digandrungi karena bunganya yang berwarna ungu sangat menarik sebagai penghias kolam seperti Teratai, namun saat ini merupakan gulma air yang sering bikin gondok para petani, karena tumbuh di sawah berebut unsur hara dengan tanaman budidaya (padi). Juga sering bikin kesel petugas ulu-ulu karena menjadi biang mampet saluran air dan pendangkalan. Akibat-akibat negatif yang ditimbulkan antara lain :
- Tumbuhan Eceng Gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga mempercepat terjadinya proses pendangkalan;
- Menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air;
Enceng gondok sebagai komoditas kerajinan
Salah satu kampung di surabaya di daerah Kebraon, Kelurahan Klego, Pekalongan, Jawa Tengah, dan pengerajin enceng gondok di dusun Jambu, Bantul yogyakarta sudah melakukan ubah manfaat enceng gondok sebagai komoditas kerajinan. Dengan kreatifitasnya para warga tersebut mampu mengubah enceng gondok menjadi barang – barang kerajinan yang mampu memberikan penghasilan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Barang kerajinan tersebut salah satunya adalah tas, korden, taplak meja, hiasan dinding, sandal, batal kursi dan dompet. dan lainnya.Bahkan mereka mampu melakukan ekspor dengan kerajinan tersebut.
Para warga masyarakat tersebut sudah melakukan ubah manfaat yang luar biasa yang seharusnya bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat indonesia pada umumnya.Dengan proses yang tradisional dengan di keringkan dan di bentuk sedemikian rupa mereka dapat memberikan nilai tambah bagi tanaman yang dianggap sebagian orang tanaman bermasalah atau gulma. Pemerintah sebagai pemangku masyarakat seharusnya bisa mendorong pencapaian ubah manfaat dari tanaman bermasalah ini. Campur tangan pemerintah diperlukan dalam guna keberlangsungan industri rumah tangga ini karena selain mampu memberikan manfaat ekonomi juga mampu ikut serta dalam penanganan masalah lingkungan hidup.Bayangkan saja kalau misalkan pemerintah mau serius menggarap kegiatan seperti ini karena melimpahnya bahan baku, tersedianya tenaga kerja serta pangsa pasar yang besar.Maka pada akhirnya pemerintah dan masyarakat juga akan mendapatkan manfaat.
Dengan sering melakukan pameran dan inovasi produk akan terbentuk hubungan ekonomi yang sangat baik antara pemerintah, masyarakat dan lingkungan serta manfaatnya pun akan kembali pada instrumen-instrumen tersebut. Di tambah lagi diberikan pelatihan manajemen, meliputi pembukuan dan pelatihan kewirausahaan, dan pengawasan mutu maka akan menjadikan industri kerajinan ini menjadi sangat berarti. Namun sayang sangat terbatas perhatian pemerintah pada bidang tersebut.
Enceng Gondok sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik
Masyarakat Lamongan Jawa Timur, Rajapolah Tasikmalaya, dan masyarakat Kotabaru Kerawang Jawa Barat sudah memanfaatkan enceng gondok sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik. Eceng Gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Mengangkat Eceng Gondok tersebut secara langsung dari lingkungan perairan untuk dijadikan pupuk bisa dilakukan secara sederhana (konvensional). Namun, agar lebih cepat bisa dibantu dengan menambahkan decomposer yang banyak dijual di Toko (Contoh Em-4 dll).
Eceng Gondok dicacah, campur 10% dedak halus tambahkan Em-4 kemudian tutup pakai terpal plastik selama 4 hari. Selanjutnya, suhu akan meningkat 50 derajat celcius yang menandakan proses fermentasi tengah berlangsung. Fermentasi selesai setelah suhu menurun hingga 30 derajat celcius.
Pemanfaatan pupuk organik Eceng Gondok untuk pemupukan beragan jenis sayuran seperti Bayam, Cabe, Tomat, Terong dan buah-buahan.Semoga langkah masyarakat-masyarakat tersebut menginspirasi masyarakat yang tinggal di daerah aliran sungai sehingga akan lahir kader-kader lingkungan hidup lainnya yang peduli terhadap nilai estetika lingkungan perairan yang ada.
Karena sesungguhnya masih banyak lagi manfaat Eceng Gondok tersebut, misalnya sebagai bahan pembuatan kertas, industri meubel,perabotan, kerajinan tangan, sebagai media pertumbuhan bagi jamur merang, dan sebagainya. Maka jika industri-industri besar ikut serta dalam pemanfaatan dan penanganan enceng gondok maka akan lebih berkembang dan besar manfaatnya bagi masyarakat dan lingkungan hidup. Dengan peran serta tersebut akan sedikit enceng gondok bukan lagi masalah namun merupakan komoditas industri yang patut di perhitungkan.Hitung- hitung mengurangi penggunaan kayu dan rotan agar hutan-hutan di Indonesia bisa memulihakan kondisi lingkungan dan habitatnya.
Semoga kehadiran Eceng Gondok tidak membuat gondok banyak orang setelah mengetahui kegunaannya.Karena pada dasarnya Tuhan memberikan masalah juga memberikan kemanfaatan bagi manusia yang berfikir.Mari Mengubah beban menjadi manfaat!!!!!!!
sumber; http://www.kompasiana.com/
0 komentar:
Posting Komentar