Kebobrokan moral bangsa indonesia ,saat ini dan masa yang akan datang sudah tercermin dari generasi muda sekarang.Kita bisa melihat ,mendengar,menyaksikan di tayangan layar televisi .tentang remaja yang terlibat narkoba ,tentang tawuran pelajar antar sekolah. Miris sekali memang peristiwa tersebut terjadi pada saat kebobrokan moral para politisi yang korup,lembaga hukum yang tumpul. Pertanyaanya Mau dibawa kemana bangsa indonesia ke depan?? Kalau kita coba kembali ke sejarah masa lalu,indonesia punya pemuda yang tangguh,pemuda yang berkarakter dan bermental baja.
Perbedaan antara pemuda masa kini dengan pemuda tempo dulu sangat terlihat jelas. Di eranya, pemuda angkatan 1928 mengesampingkan perbedaan demi mewujudkan persatuan. Namun, saat ini perbedaan justru menjadi alasan untuk memperbesar perselisihan.
Sejarawan Anhar Gonggong mengungkap, untuk mengatasi maraknya aksi kekerasan dan tawuran yang terjadi antarpelajar maupun mahasiswa, dibutuhkan manajemen yang baik di lingkungan sekolah. Dia mengambil contoh kasus SMA Yayasan Karya 66 dan SMK Kartika Zaini. Ketika ditanya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh, sang pelaku pembacokan siswa mengaku puas atas aksi yang dilakukan.
"Dari situ, Mendikbud memberikan interprestasi jika masyarakat yang sakit. Tapi, jangan salahkan masyarakat, tapi salahkan sekolah. Jika saya adalah menteri, maka yang akan saya hukum lebih dulu adalah pihak sekolah karena manajemennya tidak benar. Jadi jangan menyalahkan yang tidak perlu disalahkan," papar Anhar ketika berbincang dengan Okezone melalui telepon, belum lama ini.
Maka, kata Anhar, manajemen sekolah harus baik. "Saya mendengar dari berbagai sumber kalau di sekolah itu tidak aman. Ada gangster di sekolah yang memeras/memalak temannya. Guru tahu tapi dibiarkan. Jangan sampai sekolah tidak lagi sebagai tempat mendidik," tandasnya.
Menurut Anhar, selain memperbaiki manajemen sekolah, perbaikan pun perlu dilakukan terhadap moral para pemuda. "Jangan sekadar datang ke sekolah, datang ke kelas, dan selesai. Harus ada kegiatan bagaimana mereka meninggikan moral mereka, bercanda dengan teman boleh tapi tetap ada nilai moral. Jangan sampai di rumah tidak dapat pendidikan, di sekolah juga tidak dapat apa-apa," pungkasnya.
Dia menyebutkan, makin ke sini situasi untuk mengatasi para pemuda ini pun semakin sulit karena dihadapkan dengan banyak tantangan. "Pemuda sekarang lebih susah. Dulu saya tidak khawatir saat ada banyak tukang jajanan di sekolah anak saya tentang kemungkinan adanya narkoba. Tapi kalau saat ini, saya tidak yakin," kata Anhar.
Anhar menilai, pemahaman mendalam kepada para generasi penerus mengenai nilai-nilai moral harus terus ditingkatkan. "Sehingga mereka bisa membedakan yang baik bagi diri dan perkembangan diri melalui interaksi dengan semua orang, baik dengan teman, guru, orangtua, dan masyarakat," imbuhnya.(rfa)
SUMBER; http://kampus.okezone.com
Sabtu, 27 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar