JAKARTA— Partai Gerindra akan menjadikan pasangan Prabowo-Jusuf Kalla sebagai acuan untuk dipertimbangkan pada Pemilu 2014.
Pemasangan keduanya, Pro-JK, didasarkan pada hasil berbagai survei atas pasangan tersebut sangat bagus, selain memenuhi unsur Jawa dan luar Jawa.
“Ini menjadi salah satu pertimbangan kita karena dari hasil survei pasangan Prabowo-JK ini sangat bagus,” ujar Ketua DPP Partai Gerindra, Martin Hutabarat ketika dihubungi lewat telepon selularnya, Rabu (4/7).
Dia pun menyambut baik wacana publik yang mengemuka tersebut meski Pemilu masih dua tahun lagi.
Martin sependapat dengan hasil survei bahwa kalau Prabowo dan JK dipasangkan maka kemenangan pasangan itu diperkirakan bisa dalam satu kali putaran pemilihan.
Hanya saja Martin menyebutkan bahwa belum ada pendekatan ke arah penyatuan pasangan dari dua partai yang berbeda tersebut.
Sementara, Partai Golkar mengatakan tidak mempermasalahkan wacana yang berkembang menduetkan Prabowo dengan Jusuf Kalla (JK) untuk pilpres 2014.
“Menurut saya Golkar tidak berhak melarang, cuma mengimbau. Karena itu kan hak pribadi seseorang. Jadi kalau Pak JK maju sebagai capres ataupun cawapres Golkar tidak bisa melarang,” kata Wakil Sekjen Partai Golkar, Nurul Arifin kepada wartawan di Gedung DPR.
Namun, Nurul mengingatkan JK tentunya tidak bisa menggunakan infastruktur yang dimiliki Partai Golkar untuk kepentingan tersebut.
“Sanksi memang akan ada, sanksi terakhir akan ada pemberhentian dari partai, setelah ada pembelaan diri yang bersangkutan. Itu sih normatif saja. Jadi tatkala seseorang tidak mengikuti suara partai itu dimungkinkan dengan konsekuensi,”katanya.
Nurul pun mengakui elektabilitas Prabowo masih di atas capres Golkar Aburizal Bakrie (Ical). Namun dia yakin popularitas Ical bisa melampaui Prabowo mendekati Pemilu 2014.
“Kelihatannya masih populer Pak Prabowo. Tapi kita optimistis karena infrastruktur kita kuat dan matang,” ujarnya. (JIBI/njhttp://www.kabar24.com
0 komentar:
Posting Komentar