Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto paling diuntungkan dari keberhasilan pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta. Sebab, masyarakat memilih Joko Widodo-Basuki T Purnama (Jokowi-Ahok) sebagai Cagub dan Cawagub DKI Jakarta karena sosok Prabowo yang kental dibelakang pasangan tersebut.
"Secara elektoral menguntungkan Prabowo. PDIP tidak ada tokoh yang kuat selain Mega, apalagi Mega masih belum memutuskan apakah akan maju lagi atau tidak. Kalau diadu Mega dan Prabowo, tentu orang akan pilih Prabowo, punya karakter kuat dan tegas," ujar analis Politik dari Charta Politica, Arya Fernandes kepada INILAH.COM, di Jakarta, Rabu (26/9/2012).
Menurut dia, dengan kondisi seperti ini koalisi yang dibangun antara PDIP dan Gerindra sangat menguntungkan bagi Gerindra ketimbang PDIP. Namun, seharusnya hal ini tidak boleh terjadi dalam komitmen politik berkoalisi. "Harusnya koalisi menguntungkan kedua belah pihak," tutudnya.
Selain itu, keberhasilan pasangan Jokowi-Basuki dalam Pilgub DKI Jakarta juga menunjukan bahwa kekuatan setgab tidak berdampak positif. Hal itu dikarenakan setgab kurang memahami dan selektif dalam mengusung kandidat Cagub dan Cawagub DKI Jakarta.
Untuk itu, hasil seperti ini harus menjadi evaluasi bagi partai politik anggota setgab menuju 2014 nanti. Meski begitu, hasil Pilgub DKI ini tidak bisa menjadi indikator utama kesuksesan di Pemilu 2014.
"Kalau partai tidak melakukan evaluasi di tingkat penjaringan kandidat dan evaluasi mesin partai, partai akan ditinggalkan pemilih, atau pemilih akan membangkang dari kebijakan partai," tandasnya. [yeh]
http://nasional.inilah.com
0 komentar:
Posting Komentar