Sabtu, 28 Juli 2012


Tanda-tanda Si Kencing Manis




photo illustrasi
photo illustrasi
Penyakit yang juga disebut sebagai penyakit gula ini memang umum terjadi di masyarakat. Namun masih sedikit mereka yang paham mengenai penyakit ini.
Kencing manis adalah bahasa awam dari diabetes mellitus. Penyakit ini merupakan momok yang sangat menakutkan bagi masyarakat karena dampaknya yang mengerikan. Stroke, serangan jantung, kaki teramputasi, bahkan kebutaan bisa timbul akibat penyakit ini.
Menurut pakar kesehatan endokrinologi, diabetes melitus (DM) diartikan sebagai gangguan metabolik yang ditandai dengan kenaikan kadar gula di dalam darah. Mengapa bisa terjadi kenaikan kadar gula dalam darah? Ada dua penyebabnya. Jumlah insulin terlalu sedikit di dalam darah dan insulin yang jumlahnya cukup, namun tidak dapat berfungsi dengan baik. Insulin adalah hormon yang dikeluarkan oleh pankreas, yang berfungsi mengontrol kadar gula agar selalu stabil dalam darah. Adanya kelainan pada jumlah atau kualitas insulin akan berpengaruh terhadap kenaikan gula darah. Insulin inilah yang berfungsi untuk memasukkan gula di dalam darah ke dalam sel-sel otot. Apabila insulin tidak bisa berfungsi normal, maka kadar gula akan tetap tinggi di dalam darah, demikian juga sel-sel otot tidak bisa menggunakan gula sebagai sumber tenaganya.
Kenali gejalanya
Setiap penyakit, pasti ada gejalanya. Demikian pula dengan DM, gejala yang sering dirasakan adalah sering kencing, sering lapar, dan sering haus. Tiga gejala ini dikenal dengan 3P: poliuri, polifagi, polidipsi. Gejala lain yang juga ditemukan adalah, pasien sering mengalami penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya, misalnya pasien tidak sedang menjalani diet, atau pasien tidak sedang sakit.
Pada DM, kadar gula tinggi di dalam darah tidak bisa digunakan secara optimal oleh sel-sel tubuh. Maka dari itu, tubuh akan selalu memberikan sinyal ‘lapar’. Sinyal ini akan direspon oleh pikiran untuk makan. Oleh karena itu, pasien DM biasanya sering merasa lapar. Mengapa sering kencing? Karena gula bersifat menarik air, sehingga cairan tubuh akan tertarik masuk ke saluran kemih dan dibuang sebagai air kencing. Umumnya keluhan ini dirasakan oleh pasien terutama pada malam hari, dimana pasien bisa buang air kecil 3-4 kali dalam semalam. Karena kadar gula darah cendrung meningkat pada malam hari. Sedangkan sering haus disebabkan oleh manifestasi keluarnya cairan tubuh yang berlebihan.
Selama beberapa bulan menderita DM, biasanya pasien akan mengalami penurunan berat badan. Ketika proses sekresi hormon insulin dari pankreas kurang mencukupi untuk mengubah gula menjadi tenaga, tubuh akan menggunakan simpanan lemak dan protein yang ada. Pengurasan simpanan lemak dan protein di tubuh ini menyebabkan berkurangnya berat badan. Meskipun pasien banyak makan, namun tetap saja berat badannya tidak kunjung bertambah, bahkan malah berkurang. Gejala tambahan lain yang diakibatkan, seperti gatal-gatal di seluruh badan, penurunan libido, lemas dan pada wanita sering dikeluhkan adanya keputihan.
Empat tahapan penanganan DM
Jika seseorang sudah dipastikan menderita DM, maka jangan terburu-buru memberikan obat-obatan antidiabetik. Ada empat tahapan yang mesti dilakukan pada pasien DM:
Edukasi, Pasien DM harus mengerti apa itu diabetes mellitus, penyebab, gejala, komplikasi, serta penanganannya. Dengan pemahaman pasien yang baik, maka pengobatan DM pun menjadi lebih terarah dan cepat berhasil.
Olahraga, Olahraga yang dianjurkan pada pasien DM adalah olahraga yang tidak bersifat kompetitif, seperti jalan cepat, berenang, senam, berseepeda, dan sebagainya. Olahraga keras seperti tenis, badminton, sepakbola tidak dianjurkan. Tujuan dari aktivitas jasmani ini adalah mengurangi lemak tubuh serta meningkatkan kepekaan insulin terhadap glukosa. Olahraga yang baik berkisar 30 menit, yang dilakukan sebanyak 3 kali seminggu. Jenis dan intensitas olahraga sangat bervarisai pada setiap individu, tergantung usia, jenis kelamin, berat badan dan penyakit yang diderita selain DM.
Perencanaan Makanan, hal ini juga sangat tergantung pada masing-masing individu. Berapa jumlah karbohidrat, lemak, dan protein harus disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, berat badan dan aktivitas.
Obat, pemberian obat-obatan adalah tahapan terakhir yang dilakukan pada pasien DM. apabila ketiga tahapan di atas tidak memberikan hasil maka perlu dilakukan terapi dengan obat-obatan antidiabetik.
Sumber: Majalah Dokter Kita
(Nvl / Nky)

0 komentar:

Posting Komentar

 

ekoqren Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates