WANITA IDAMAN
Astaghfirullah, betapa wanita-wanita kita saat ini begitu beraninya
memampang seluruh lekuk tubuh mereka hanya untuk cari perhatian lawan
jenis atau merasa bahwa diri mereka sangat cantik dan indah yang layak
dipuji dan dihargai dengan busana yang lagi ngetrend. Ya…Hanya LELAKI
yang BODOH saja yang melihat wanita hanya dari sisi kemolekan fisiknya
tanpa melihat kemampuan wanita yang bisa menjadi daya dukung untuk hidup
bersama diatas Ajaran Allah SWT.
Kecantikan akan cepat pudar
dimakan usia dan rakusnya nafsu, namun SIKAP dan KARAKTER yang indah dan
luar biasa akan mampu mempercantik perjalanan hidup disepanjang waktu.
Sahabat, tahukah kita wanita yang bagaimanakah yang sangat didambakan
dan layak dibanggakan oleh lelaki ? kisah dibawah ini adalah gambaran
wanita ideal yang didambakan lelaki………
ISTRI SHOLEHAH YANG MENGGAIRAHKAN
Abu Thalhah adalah salah seorang sahabat Nabi yang amat beruntung
karena kehidupan keluarganya yang sakinah. Isterinya yang bernama
Rumaisah atau lebih dikenal dengan Ummu Sulaim bukan hanya cantik dan
menggairahkan, tapi juga shalehah dan cerdas. dikaruniai seorang anak
dari Allah swt melengkapi kebahagiaan keluarga ini.
Namun
demikian, selalu kumpul di rumah untuk selalu menikmati kebahagiaan
tidaklah mungkin. Seorang suami harus keluar dari rumah untuk mencari
nafkah yang juga menjadi tanggungjawab dan bukti cintanya kepada
keluarga. Bahkan dalam situasi yang mendesak ia tetap harus lakukan hal
itu.
Suatu ketika anak semata wayang yang mereka cintai jatuh
sakit, sementara Abu Thalhah harus keluar rumah untuk mencari nafkah
dan bila tidak keluar rumah, ia tidak mendapatkan apa yang menjadi
kebutuhan sehari-hari. Karenanya, meskipun terasa berat ia tetap pergi
untuk melaksanakan kewajibannya itu.
Ketika sore hari, anaknya
yang sakit akhirnya meninggal dunia. Duka amat dalam dirasakan oleh
Rumaisah, iapun mengucurkan air mata sampai terasa sudah habis bersama
kesedihannya yang juga demikian. Hari sudah mendekati malam yang berarti
suaminya segera pulang, IA TIDAK INGIN SUAMINYA PULANG YANG DALAM
KEADAAN LELAH HARUS BERHADAPAN DENGAN KESEDIHAN YANG DALAM DAN TIDAK
MENYENANGKAN.
Untuk menyambut suaminya pulang, Ummu Sulaim
memindahkan jenazah anak yang dicintainya itu ke kamar khusus, iapun
menutupi wajahnya yang sedih dengan sedikit bersolek dan siap menyambut
kepulangan suaminya malam itu dengan wajah gembira seperti tidak ada
masalah.
Kepulangan Abu Thalhah betul-betul disambut dengan
gembira, saat ia bertanya tentang keadaan anaknya, iapun menjawab bahwa
sang anak sedang beristirahat, bahkan lebih tenang dari biasanya. Abu
Thalhah tentu merasa bersyukur. Makan malam yang lezat sudah dihidangkan
oleh isteri yang amat dicintainya, bahkan sesudah makan malam selesai,
sang isteri dengan wajahnya yang bersinar, bahkan nampak lebih cantik
dari biasanya mengajaknya bercengkrama dengannya sehingga Abu Thalhah
melakukan hubungan suami isteri dengan kepuasan tersendiri.
Setelah sang suami isteri ini merengkuh kepuasan dan kebahagiaan malam
itu, Rumaisah tiba-tiba bertanya kepada suaminya: “Bila ada orang
menitipkan sesuatu kepada kita, sesuatu itu milik kita atau bukan,
padahal kita amat menyenangi sesuatu itu?”.
“Tentu bukan”, jawab Abu Thalhah.
Rumaisah melanjutkan pertanyaannya: “Bila sesuatu itu diambil oleh yang punya bagaimana?”.
“Tidak apa-apa, hak orang itu untuk mengambilnya karena memang hal itu miliknya”, jawab sang suami.
“Bila sesuatu itu adalah anak kita, anak itu milik kita atau titipan?”. Tanya Rumaisah lagi.
Sampai disini, Abu Thalhah merasa ada yang aneh dengan pertanyaan
isterinya itu. Karenanya ia bertanya: “Apa sebenarnya maksud
pertanyaanmu itu?”.
“Kalau kita menyadari bahwa anak kita adalah
titipan Allah swt, maka Allah swt telah mengambilnya, ia telah wafat
menjelang maghrib tadi”, jawab Rumaisah.
Meskipun kalimat itu
diucapkan sedemikian pelan dan hati-hati, hal itu telah menggetarkan
hati Abu Thalhah. Menyadari kematian sang anak yang dicintai membuatnya
menjadi diam dan sedih serta termenung memikirkan kejadian hari itu.
BILA SANG ISTERI BERKATA APA ADANYA SEJAK KEPULANGANNYA, TIDAK MUNGKIN
IA HARUS BERSENANG-SENANG DENGAN MAKAN YANG LEZAT DAN MELAKUKAN HUBUNGAN
SUAMI ISTERI.
NAMUN, IA MENJADI SEMAKIN CINTA DAN BANGGA
KEPADA SANG ISTERI ATAS KECERDASAN HATI DAN PIKIRANNYA ATAS PERISTIWA
INI. “ISTERIKU TERNYATA TELAH BERBUAT SESUATU YANG PATUT DITELADANI”,
PIKIRNYA MESKIPUN IA HAMPIR TIDAK PERCAYA DENGAN APA YANG DIALAMINYA.
Setelah jenazah sang anak diurus dengan baik. Abu Thalhah merenung atas
kekagumannya kepada sang isteri, ia merasa sebagai seorang suami amat
tertinggal dengan isterinya dalam menyikapi sesuatu. Ia ingin berusaha
untuk menjadi lebih baik dari isterinya. Maka iapun datang kepada
Rasulullah saw dan menceritakan peristiwa yang sesungguhnya terjadi.
Mendengar cerita Abu Thalhah, Rasulullah saw nampak sangat antusias,
wajahnya nampak begitu gembira dengan cerita tentang keadaan umatnya
yang mengagumkan. Karenanya sesudah mendengar cerita itu, Rasulullah saw
mendo’akan agar Allah swt memberkati malam-malam berikutnya suami
isteri yang tabah itu.
Kejadian ini menjadi cerita yang
tersebar luas di Madinah, para suami isteri ingin memiliki ketabahan,
kesabaran dan kesungguhan seperti Abu Thalhah dan Rumaisah ini. Harapan
Rasulullah saw ternyata menjadi kenyataan. Suami isteri yang mulia ini
dikarunia anak-anak yang tidak hanya satu, tapi tujuh anak yang mudah
dididik dan dibina menjadi anak yang shaleh, bahkan anak-anak inipun
menjadi penghafal Al-Qur’an yang mengagumkan.
Sahabat ,,,
tak ada satupun laki-laki yang tidak menginginkan istrinya atau calon
istrinya seperti Rumaisah, CINTA seorang lelaki tak akan perpaling
sedikitpun jika Istrinya atau calon istrinya seperti Rumaisah, kecuali
Lelaki itu BODOH. Jadilah Rumaisah kita akan serasa tinggal di SORGA
sebelum SORGA
JANGAN SOK SUCI
Sahabat, kadangkala kita merasa bahwa
segala harta kekayaan yang kita peroleh merupakan hasil jerih payah
kerja keras dan doa kita sendiri, ketahuilah bahwa tidak sedikit
orang-orang ikhlas disekitar kita yang turut mendoakan dan bahagia atas
keberhasilan kita. Dan yang PASTI adalah Allah SWT sengaja menitipkan
harta kekayaanNYA kepada kita karena ada orang-orang Dhu’afa yang
menjadi Teman kita atau bahkan jadi keluarga kita, disinilah Allah ingin
melihat apakah kita mau berbagi ?
”Sesungguhnya orang yang
PALING MULIA diantara kamu disisi Allah ialah orang yang PALING TAQWA
diantara kamu.”(QS, al-Hujurat [49]: 13)
Dua orang laki-laki bersaudara . Mereka sudah yatim piatu sejak remaja. Keduanya bekerja pada sebuah pabrik kecap .
Mereka hidup rukun , dan sama-sama tekun belajar agama. Mereka berusaha
mengamalkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari semaksimal mungkin.
Untuk datang ke tempat pengajian, mereka acap kali harus berjalan kaki
untuk sampai ke rumah Sang Ustadz. Jaraknya sekitar 10 km dari rumah
peninggalan orangtua mereka.
Suatu ketika sang kakak berdo’a
memohon rejeki untuk membeli sebuah mobil supaya dapat dipergunakan
untuk sarana angkutan dia dan adiknya, bila pergi mengaji. Allah
mengabulkannya, jabatannya naik, dia menjadi kepercayaan sang direktur.
Dan tak lama kemudian sebuah mobil dapat dia miliki. Dia mendapatkan
bonus karena omzet perusahaannya naik.
Lalu sang kakak berdo’a
memohon seorang istri yang sempurna, Allah mengabulkannya, tak lama
kemudian sang kakak bersanding dengan seorang gadis yang cantik serta
baik akhlaknya.
Kemudian berturut-turut sang Kakak berdo’a
memohon kepada Allah akan sebuah rumah yang nyaman, pekerjaan yang
layak, dan lain-lain. Dengan itikad supaya bisa lebih ringan dalam
mendekatkan diri kepada Allah. Dan Allah selalu mengabulkan semua
do’anya itu.
Sementara itu, sang Adik tidak ada perubahan sama
sekali, hidupnya tetap sederhana, tinggal di rumah peninggalan orang
tuanya yang dulu dia tempati bersama dengan Kakaknya. Namun karena
kakaknya sangat sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak dapat mengikuti
pengajian, maka sang adik sering kali harus berjalan kaki untuk mengaji
kerumah guru mereka.
Suatu saat sang Kakak merenungkan dan
membandingkan perjalanan hidupnya dengan perjalanan hidup adiknya. Dia
teringat bahwa adiknya selalu membaca selembar kertas saat dia berdo’a,
menandakan adiknya tidak pernah hafal bacaan untuk berdo’a.
Lalu datanglah ia kepada adiknya untuk menasihati adiknya supaya selalu
berdo’a kepada Allah dan berupaya untuk membersihkan hatinya, ” Dik,
sungguh ketidak mampuan kita menghapal quran, hadits dan bacaan doa.
bisa jadi karena hati kita kurang bersih.. “
Sang adik
Mengangguk, hatinya terenyuh dan merasa sangat bersyukur sekali
mempunyai kakak yang begitu menyayanginya, dan dia mengucapkan terima
kasih kepada kakaknya atas nasihat itu.
Suatu saat sang adik
meninggal dunia, sang kakak merasa sedih karena sampai meninggalnya
adiknya itu tidak ada perubahan pada nasibnya sehingga dia merasa yakin
kalau adiknya itu meninggal dalam keadaan kotor hatinya sehubungan
do’anya tak pernah terkabul.
Sang kakak membereskan rumah
peninggalan orang tuanya sesuai dengan amanah adiknya untuk dijadikan
sebuah mesjid. Tiba-tiba matanya tertuju pada selembar kertas yang
terlipat dalam sajadah yang biasa dipakai oleh adiknya yang berisi
tulisan do’a, diantaranya Al-fatehah, Shalawat, do’a untuk guru mereka,
do’a selamat dan ada kalimah di akhir do’anya:
“Ya, Allah. tiada sesuatupun yang luput dari pengetahuan Mu,
Ampunilah aku dan kakaku, kabulkanlah segala do’a kakak ku,
Jadikan Kakakku selalu dalam lindungan dan cinta-Mu,
Bersihkanlah hatinya dan berikanlah kemuliaan hidup untuk kakakku
didunia dan akhirat.”
Sang Kakak berlinang air mata dan haru biru memenuhi dadanya. Dia telah
salah menilai adiknya. Tak disangka ternyata adiknya tak pernah
sekalipun berdo’a untuk memenuhi nafsu duniawinya dan ternyata
keberhasilan sang kakak tak luput dari ketekunan do’a adiknya.
Sahabat, Kekayaan, kemiskinan, kebaikan, keburukan dan setiap musibah
yang menimpa manusia merupakan ujian dari Allah swt. yang diberikan
kepada hambanya. Itu semua bukan ukuran kemuliaan atau kehinaan
seseorang. Janganlah bangga karena kekayaan dan janganlah putus asa
karena kemiskinan.
” Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa
dan buah-buahan. Dan berikanlah BERITA GEMBIRA KEPADA ORANG-ORANG YANG
SABAR, “ (Q.S.Al-Baqoroh 155 ).
Seringkali kita mengukur
kedekatan kita kepada Allah SWT adalah karena terpenuhinya segala
permintaan duniawi yang sering kita mohonkan dalam do’a-do’a kita.
Cobalah kita lihat orang yang sedang jatuh cinta atau bisa jadi kita
sendiri pernah jatuh cinta kepada seseorang. Wajahnya selalu terbayang,
canda tawanya serta tingkahnya selalu terkenang. Mau tidur ingat dia,
mau makan ingat dia, mau mandi ingat dia bahkan kita sedang sholatpun
ingat dia, surat cintanya atau sms nya kita selalu baca berkali-kali dan
kita simpan dengan sangat rapi ketika ingat dia kita baca lagi surat
cinta atau sms itu, hari-harinya selalu ingin bertemu, tidak ketemu
sehari saja rasanya setahun. Padahal belum tentu dia akan menjadi milik
kita. Masya Allah.
Pernahkah kita merasakan jatuh cinta kepada
Allah ? Dia yang memberi nafas kita setiap detik, memberi berbagai
makanan yang kita suka, memberi mata yang dengan itu kita bisa melihat
indahnya dunia, memberi tangan yang membuat kita bisa berkarya, memberi
kecerdasan yang membuat kita mampu berinovasi dan berkreasi dan memberi
segala macam kebutuhan kita tanpa meminta imbalan sedikitpun, adakah
semua itu kita rasakan ? mengapa kita tidak jatuh cinta kepadaNYA ?
sejauh mana bukti cinta kita kepadanya ?
114 surat cintaNYA
seberapa sering kita baca dan kita renungkan ? 114 surat kasihnya adakah
pernah kita balas ? Panggilan AdzanNYA sesegera apakah kita menghadap ?
tergetarkah hati kita dan gembirakah hati kita ketika mendengar
panggilanNYA ? bandingkan dengan kita kalau dipanggil atasan kita atau
janjan dengan si calon pasangan kita ?
Yach, ada 114 SURAT
CINTA yang telah dikirimkan kepada kita dan telah sampai kepada kita dan
SELAMA NAFAS kita belum terhenti Surat Cinta itu selalu menunggu untuk
kita balas, kapan kita akan mau balas ?
PUTUS ASA ?
JANGAN !!!!!!!!!!!!
Lulus SMA mau lanjut kuliah gak punya duit, putus asa ? Jangan !
Sudah Sarjana cari kerja gak dapet-dapet, putus asa ? Jangan !
Umur sudah kepala tiga mau nikah, gak datang juga tuh jodoh, putus asa ? Jangan !
Baru nikah beberapa bulan, tiap hari ribut terus, putus asa ? Jangan !
Rumah megah, mobil mewah, suami jarang pulang, istri sibuk arisan, anak
keluyuran, putus asa ? Jangan !. sudah terlanjur ternoda dan
terjerumus dalam jurang kemaksiatan yang amat dalam, putus asa ? jangan
!, Pokoknya jangan putus asa apapun masalah kita dan sepahit apapun yang
telah terjadi dan menimpa diri kita.......
Sahabat, tidak ada
satupun manusia di dunia ini yang tidak diuji oleh Allah SWT dengan
masalah, dan ujian itu selalu berbanding lurus dengan kualitas hidup dan
Keimanan kita kita. Karena dengan ujian itulah kualitas daya juang
kita, keimanan kita dan kesabaran kita akan terukur dan terbukti.
” Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? ( Al-Ankabut : 2 )
” Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar ” ( Al-Baqoroh :
155 )
Oleh karena itu jangan pernah berputus asa karena karena PUTUS ASA identik KEKAFIRAN.
” Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". ( Yusuf : 87 )
” Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan pertemuan
dengan Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat
azab yang pedih.” (Al-Ankabut :23 )
Kisah kali ini mengantar kita untuk membuat hidup ini menjadi lebih indah...
Di sebuah pasar seorang ibu-ibu sedang mengobrol tentang nama anak-anaknya.
Ibu 1 : Nama anak saya indah dan islami sekali lohh bu, Nurul Jannah artinya cahaya surga
Ibu 2 : Anak aku juga islami kok..
Ibu 1 : TONI..??? itu mahh kebarat-baratan atuhh ibu…
Ibu 2 : Ehh, jangan salah, toni itu hanya panggilan saja, nama lengkapnya adalah A’uzubillahiminassayiTONIrojimm..
Ibu 1 : Wooo… Dasar woonggg edan!!
He he he…….sekedar intermezoooo…..
Seorang pria setengah baya mendatangi seorang guru, “Guru, saya sudah
bosan hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya
kacau. Apapun yg saya lakukan selalu sial. Saya ingin mati.”
Sang Guru tersenyum, “Oh, kamu sakit.”
“Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.”
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan, “Kamu
sakit. Dan penyakitmu itu disebutannya, ‘Alergi Hidup’. Ya, kamu alergi
terhadap kehidupan. Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin
sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku.”
“Tidak Guru… Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup.” Tolak pria itu
“Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?”
“Ya, memang saya sudah bosan hidup.”
“Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah
diminum malam ini, setengah lagi besok sore jam enam, dan jam delapan
malam kau akan mati dengan tenang.”
Giliran dia menjadi bingung.
Setiap Guru yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk
memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu ini aneh. Ia bahkan
menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia
menerimanya dengan senang hati.
Pulang kerumah, ia langsung
menghabiskan setengah botol racun tersebut. Dan, ia merasakan ketenangan
sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu
santai! Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati… terbebaskan dari
segala macam masalah.
Malam itu, ia memutuskan untuk makan
malam bersama keluarga di restoran masakan Jepang. Sesuatu yg sudah
tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir
malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia
bersenda gurau. Suasananya santai banget! Sebelum tidur, ia mencium
bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, “Sayang, aku mencintaimu.”
Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan
manis!
Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke
luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk
melakukan jalan pagi. Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan
istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan
membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya.
Karena pagi itu adalah pagi terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan
manis! Sang istripun merasa aneh sekali, “Mas, apa yg terjadi hari ini?
Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku ya mas.”
Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini, Bos kita kok aneh ya?”
Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut.
Karena itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan
lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang
berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.
Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di
beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman
kepadanya, “Mas, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu
merepotkan kamu.” Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, “Ayah, maafkan
kami semua. Selama ini ayah selalu stres karena perilaku kami semua.”
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup
menjadi sangat indah. Ia membatalkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi
bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?
” Ya Allah, apakah maut akan datang kepadaku. Tundalah kematianku ya
Allah. Aku takut sekali jika aku hrs meninggalkan dunia ini ”.
Ia pun buru-buru mendatangi sang Guru yang telah memberi racun
kepadanya. Sesampainya dirumah Guru tersebut, pria itu mengatakan bahwa
ia akan membatalkan kematiannya. Karen ia takut sekali jika ia harus
kembali kehilangan semua hal yang telah membuat dia menjadi hidup
kembali.
Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung
mengetahui apa yang telah terjadi, sang Guru berkata “Buang saja botol
itu. isinya air biasa. Kau sudah sembuh !
Pria itu mengucapkan
terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang ke rumah, untuk
mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Ah, indahnya dunia ini…
Sahabat, Apabila kita hidup dalam kekinian, apabila kita hidup dengan
kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kita akan
menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan ego kita, keangkuhan kita,
kesombongan kita. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama
sungai kehidupan. Kita tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kita akan
merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah
jalan menuju ketenangan.
“Hiduplah seolah-olah kita akan mati esok, Belajarlah seolah-olah kita akan hidup selamanya”.
Buat yang masih suka menunda-nunda, apalah jadinya kalau besok kita meninggal?
KEMATIAN PASTI AKAN TIBA menjemput setiap kita, Gak usah dicari dan Gak
usah diminta, karena tidak ada satupun ujian hidup di Dunia ini yang
melebihi kemampuan kita.Mari kita siapkan bekal yang terbaik untuk hidup
di ALAM dengan DIMENSI YANG LEBIH TINGGI dan KEBAHAGIAAN YANG KEKAL dan
HAKIKI.
Jumat, 01 Juni 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar