Minggu, 30 September 2012
0 Survey tobacco : Indonesia, Posisi Pertama Perokok Aktif
Global Adult Tobacco Survey (GATS) menunjukkan, Indonesia menduduki posisi pertama dengan prevalensi perokok aktif tertinggi, yaitu 67,0 persen pada laki-laki dan 2,7 persen pada wanita.
Jumlah itu, jauh lebih tinggi dibandingkan 16 low dan middle income countries, seperti India,( 2009): laki-laki 47.9 persen dan wanita 20.3 persen; Philippines (2009): laki-laki 47,7 persen dan wanita 9,0 persen; Thailand (2009): laki-laki 45,6 persen dan wanita 3,1 persen; Vietnam (2010): 47,4 persen laki-laki dan 1,4 persen wanita ataupun Polandia (2009): 33,5 persen laki-laki dan 21.0 persen wanita.
"Kementerian Kesehatan bertekad melindungi masyarakat Indonesia dari bahaya penggunaan tembakau, serta terus menegaskan pentingnya kesadaran indvidu dan kolektif akan efek jangka panjang dari penggunaan tembakau yang bukan hanya pada kesehatan tapi juga pada lingkungan sekitar dan ekonomi," kata Menteri Kesehatan RI, Nafsiah Mboi ketika meluncurkan hasil survey GATS di Jakarta, Selasa (11/9).
GATS merupakan survey nasional yang representatif, menerapkan protokol standar antar negara. Di Indonesia, survei nasional dengan sampel dilakukan untuk memonitor konsumsi tembakau pada penduduk usia 15 tahun atau lebih dan pencapaian upaya pengendaliannya. GATS menghasilkan data yang dapat dibandingkan di negara-negara lainnya. Dengan metodologi berstandar internasional, dihimpun informasi latar belakang dan karakteristik responden, konsumsi tembakau, aspek ekonomi, peran media dan pemahaman, serta sikap dan persepsi masyarakat terhadap konsumsi tembakau.
Secara ringkas, dapat dikemukakan walaupun 86.0 persen orang dewasa percaya merokok menyebabkan penyakit serius, namun 67,4 persen laki-laki dan 4,5 persen wanita atau rata-rata 36,1 persen orang dewasa di Indonesia mengkonsumsi tembakau dengan merokok atau mengkonsumsi tembakau tanpa asap.
Survai juga menemukan 1,5 persen pria, 2,3 persen wanita dan 1,7 persen atau 2,9 juta orang dewasa saat ini mengkonsumsi tembakau tanpa asap. Dan sekitar 50 persen perokok saat ini berencana atau sedang memikirkan berhenti merokok.
Terhadap bahaya asap rokok sekunder, ditemukan keterpaparan terhadap asap rokok pada 51,3 persen atau 14,6 juta orang dewasa di tempat kerjanya; dan pada 78,4 persen atau 133,3 juta orang dewasa di rumahnya. Paparan asap rokok juga dialami 85,4 persen atau 44,0 juta orang dewasa yang berkunjung ke restoran. Ini menunjukkan perlunya perlindungan pada para perokok pasif.[ril]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar