Jakarta - Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto lebih populer dibanding Joko Widodo yang terpilih sebagai gubernur DKI Jakarta versi hitungan cepat.
Meski demikian, untuk kepentingan dan keinginan masyarakat Jakarta, Prabowo rela mempertaruhkan nama dan popularitasnya untuk mengusung Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama sebagai calon gubernur Jakarta periode 2012-2017.
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani menanggapi adanya beberapa pernyataan elit partai pendukung pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. Elit tersebut menilai, kemenangan Jokowi-Basuki akan dimanfaatkan untuk meningkatkan popularitas Prabowo yang akan maju sebagai calon presiden 2014 mendatang.
"Popularitas Prabowo paling tinggi diantara capres yang ada. Mengusung dan memenangkan pasangan Jokowi-Basuki, bagi Gerindra adalah mempertaruhkan popularitas Prabowo Subianto. Jadi salah kalau dikatakan, Prabowo akan memanfaatkan kemenangan Jokowi dalam pilkada Jakarta," kata Muzani di Jakarta, Sabtu.
Elit partai tersebut, sambung Muzani, hanya mencari-cari alasan yang sebenarnya tidak masuk akal dan salah dari sisi popularitas.
"Partai-partai pendukung Foke-Nara hanya mencari-cari alasan dengan menyatakan bahwa Prabowo memanfaatkan popularitas Jokowi. Ini akal-akalan parpol pendukung Foke," kata anggota Komisi I DPR RI itu.
Dikatakannya, pemilihan Jokowi-Basuki sebagai calon gubernur oleh Gerindra karena sejak awal mempertimbangkan bahwa pasanggan ini tepat untuk warga Jakarta. Keberhasilan Jokowi di Solo dan keberhasilan Basuki di Belitung bisa ditransfer di Jakarta.
Gerindra juga menyadari bahwa calon yang diusung akan menghadapi calon-calon yang memiliki kapasitas luar biasa, seperti gubernur incumbent, Fauzi Bowo, gubernur Sumatera Selatan, Alex Nurdin, ekonom, Faisal Basri, mantan Ketua MPR RI, Hidayat Nurwahid dan lain sejumlah tokoh terkenal lainnya.
"Elit parpol pendukung Foke sekarang mengakui popularitas Jokowi-Basuki. Kenapa tidak dari putaran kedua mendukung pasangan ini. Gerindra telah mengajak mereka tapi tak satupun. Ketika sudah menang dan terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur, pendukung Foke-Nara menyatakan bahwa Prabowo memanfaatkan popularitas Jokowi-Basuki, tidak benar sama sekali," ujar Muzani.[ANT]
Meski demikian, untuk kepentingan dan keinginan masyarakat Jakarta, Prabowo rela mempertaruhkan nama dan popularitasnya untuk mengusung Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama sebagai calon gubernur Jakarta periode 2012-2017.
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani menanggapi adanya beberapa pernyataan elit partai pendukung pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. Elit tersebut menilai, kemenangan Jokowi-Basuki akan dimanfaatkan untuk meningkatkan popularitas Prabowo yang akan maju sebagai calon presiden 2014 mendatang.
"Popularitas Prabowo paling tinggi diantara capres yang ada. Mengusung dan memenangkan pasangan Jokowi-Basuki, bagi Gerindra adalah mempertaruhkan popularitas Prabowo Subianto. Jadi salah kalau dikatakan, Prabowo akan memanfaatkan kemenangan Jokowi dalam pilkada Jakarta," kata Muzani di Jakarta, Sabtu.
Elit partai tersebut, sambung Muzani, hanya mencari-cari alasan yang sebenarnya tidak masuk akal dan salah dari sisi popularitas.
"Partai-partai pendukung Foke-Nara hanya mencari-cari alasan dengan menyatakan bahwa Prabowo memanfaatkan popularitas Jokowi. Ini akal-akalan parpol pendukung Foke," kata anggota Komisi I DPR RI itu.
Dikatakannya, pemilihan Jokowi-Basuki sebagai calon gubernur oleh Gerindra karena sejak awal mempertimbangkan bahwa pasanggan ini tepat untuk warga Jakarta. Keberhasilan Jokowi di Solo dan keberhasilan Basuki di Belitung bisa ditransfer di Jakarta.
Gerindra juga menyadari bahwa calon yang diusung akan menghadapi calon-calon yang memiliki kapasitas luar biasa, seperti gubernur incumbent, Fauzi Bowo, gubernur Sumatera Selatan, Alex Nurdin, ekonom, Faisal Basri, mantan Ketua MPR RI, Hidayat Nurwahid dan lain sejumlah tokoh terkenal lainnya.
"Elit parpol pendukung Foke sekarang mengakui popularitas Jokowi-Basuki. Kenapa tidak dari putaran kedua mendukung pasangan ini. Gerindra telah mengajak mereka tapi tak satupun. Ketika sudah menang dan terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur, pendukung Foke-Nara menyatakan bahwa Prabowo memanfaatkan popularitas Jokowi-Basuki, tidak benar sama sekali," ujar Muzani.[ANT]
Rekomendasi Untuk Anda
Elit partai tersebut, sambung Muzani, hanya mencari-cari alasan yang sebenarnya tidak masuk akal dan salah dari sisi popularitas.
BalasHapustogel sgp