Kamis, 20 September 2012

0 Melihat Jokowi Lebih Dekat dari 5 Hal Ini






Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei menyebut Jokowi-Ahok memenangi pemilihan gubernur (pilgub) 2012. Jika hasil ini sesuai dengan penghitungan KPUD DKI, maka Jokowi akan segera duduk di kursi gubernur DKI. Sosok wong Solo ini akan semakin akrab dengan warga Jakarta.

Sosok Jokowi memang kerap menjadi perhatian publik. Sejumlah gebrakan saat dirinya menjadi pemimpin Solo membuatnya diganjar berbagai penghargaan. Namun ada hal-hal dalam diri Jokowi yang tidak semua orang tahu, apa saja?

1. Jokowi dan Hobi
Mendengarkan musik adalah salah satu hobi Jokowi. Sejak SMP, Jokowi yang sedang beranjak remaja paling suka mendengarkan musik-musik cadas. Led Zeppelin, Metalicca, Napalm Death, Fear Factory, dan Lamb of God adalah sederet grup musik yang karyanya sangat nyantol di telinga pria yang lahir 21 Juni 1961 ini. Hingga kini, hobi mendengarkan musik keras tidak juga pupus.

Gemar mendengarkan musik bukan berarti membuat Jokowi berminat menjadi pemusik. Baginya cukup mendengarkan, tidak perlu sampai harus memainkan alat musik.

Bagi Jokowi, irama musik rock yang menghentak membuatnya merasa bebas untuk berpikir dan berkreasi. Apalagi lirik dalam lagu rock kerap kali terselip pesan moral yang tinggi. Tak hanya cinta sesama manusia, tapi juga soal lingkungan, kemanusian, bahaya perang, kritik sosial dan sebagainya. Bagi Jokowi, musik rock itu penuh semangat sehingga cocok untuk para pembaharu dan pemimpin.

Saking tergila-gilanya dengan rock, Jokowi yang beranjak remaja bahkan rela jauh-jauh pergi dari Solo ke Jakarta hanya demi menonton konser roker berkelas dunia. Bahkan hingga kini, hobi itu masih diakrabinya.

Dia bahkan pernah pergi ke Singapura demi bisa melihat langsung aksi panggung Lamb of God. Kini, kaset maupun CD roker idolanya masih sering dibeli Jokowi.

Ternyata tak hanya rock, Jokowi juga menyukai grup musik Koes Plus. Bahkan sebelum menjadi Wali Kota Solo, Jokowi adalah pembina Koes Plus Mania Surakarta. Bersama dengan pengurus Asosiasi Pengusaha Mebel Indonesia di Solo, Jokowi sempat mengundang Koes Plus beberapa kali.

2. Jokowi dan Rambut Panjang
Sekarang Jokowi memang tampil klimis dengan rambut pendeknya. Namun ternyata dulu Jokowi pernah berambut panjang. Penampilan rambut panjang itu rupanya tak lepas dari kesukaannya pada musik rock. Maklum, banyak penyanyi rock yang berambut gondrong.

Saat duduk di bangku SMA, rambut Jokowi pernah terurai hingga sebahu. Menurut Jokowi para guru sampai kebingungan untuk menegur dirinya. Sebab para guru takut akan menyinggung perasaan Jokowi yang langganan menjadi juara umum.

Hingga kuliah, rambut panjang masih menjadi salah satu ciri khas Jokowi. Namun setelah menjalankan bisnis mebel dan menikah, Jokowi memangkas rapi rambutnya. Apalagi ketika dirinya terpilih menjadi wali kota Solo.

Lalu sekarang apakah Jokowi membolehkan anak-anaknya berambut panjang? Tentu saja. Baginya, adalah kebebasan untuk menentukan akan berambut gondrong atau tidak. Tapi harus tetap rapi tentu saja.

3. Jokowi dan Pendidikan
Di SD 111 Tirtoyoso Solo, Jokowi menempuh pendidikan sekolah dasar. Setelah lulus SD Jokowi melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Solo dan kemudian di SMAN 6 Solo.

Sulung dari empat bersaudara ini sudah terbiasa hidup susah, karena dia tidak lahir dan dibesarkan di tengah keluarga yang bergelimang harta. Namun dia tidak kehilangan keceriaan seorang bocah saat masih anak-anak. Seperti anak-anak kecil di lingkungannya, Jokowi senang bermain layang-layang maupun sepakbola.

Meski senang bermain dan membantu orang tuanya sebagai penjual kayu, namun nilai akademis Jokowi di sekolah tidak mengecewakan. Dia kerap menjadi juara umum di sekolahnya.

Setelah lulus SMA, Jokowi bersyukur bisa melanjutkan kuliah di UGM Yogyakarta. Dia tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kehutanan. Karena kuliah di Yogya, mau tidak mau Jokowi harus tinggal terpisah dari orang tua dan ketiga adiknya.

1985 Jokowi sukses menggondol gelar Sarjana Kehutanan. Dia sempat bekerja di BUMN di Aceh, Namun 1,5 tahun kemudian dia memilih kembali ke Solo dan bekerja di perusahaan perkayuan. Hingga kemudian dia merintis bisnis mebel. Padahal modal yang dia punya tidaklah banyak.




4. Jokowi dan Keluarga
Jokowi merupakan anak sulung pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi. Orang tuanya merupakan penjual kayu. Tiga adik perempuannya adalah Iit Sriyantini, Ida Yati dan Titik Relawati. Sebagai anak tertua, sejak kecil Jokowi selalu menjadi penjaga dan pengasuh adik-adiknya.

Iriana, perempuan yang dinikahi Jokowi pada 1986 silam dikenalnya sejak kuliah tingkat pertama. Dari pernikahannya, keduanya dikaruniai tiga anak yakni Gibran Rakabumi Raka, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep.

Anak tertuanya, Gibran, kuliah di luar negeri untuk mendalami ilmu marketing. Sekembalinya di Tanah Air, Gibran bukannya mengikuti jejak ayahnya menjadi pengusaha mebel, dia malah memilih mengembangkan bisnis katering.

Sebenarnya sejak awal keluarga lebih suka Jokowi tidak masuk dalam pemerintahan. Sebab dengan hanya mengurus usaha mebelnya, Jokowi akan punya lebih banyak waktu untuk keluarga. Namun warga dan partai menginginkan Jokowi hadir di pemerintahan, sehingga keluarga pada akhirnya memberikan mendukungnya.



5. Jokowi dan Rhoma Irama
Selain menyukai musik cadas, rupanya Jokowi juga suka dangdut, utamanya lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Rhoma Irama. Suatu kali saat mengundang Ahok untuk makan malam lesehan pada 1 Agustus lalu, Jokowi juga membawa tape recorder untuk memutar lagu-lagu dangdut ciptaan Rhoma Irama.

Kala itu, Jokowi memutar lagu Rhoma yang berjudul '135 Juta Penduduk Indonesia'. Dia mengaku senang dengan lirik lagu tersebut lantaran mengisahkan keindahan Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

Karena ngefans berat dengan Rhoma, Jokowi pun sempat sedih ketika Sang Raja Dangdut disebut menyebar isu SARA dalam putaran kedua pilgub DKI. Disebutkan ucapan berbau SARA Rhoma merujuk pada pasangan Jokowi-Ahok.

"Saya sebagai penggemar berat sedih sebetulnya, tapi ya itu urusan Panwaslu," kata Jokowi.

Namun kemudian Panwaslu DKI Jakarta menyatakan Rhoma Irama tidak melanggar aturan mengenai kampanye pilgub dalam ceramah yang dianggap menyinggung SARA. Rhoma Irama dinilai tidak memenuhi unsur kampanye secara kumulatif sehingga Panwaslu DKI dengan kewenangan yang diberikan oleh UU, berhak melakukan diskresi dengan menghentikan penyelidikan terhadap kasus ceramah Rhoma Irama di Masjid Al Isra, dan tidak melanjutkan kepada pihak kepolisian.

Menanggapi hal itu Jokowi mengatakan dari awal dirinya tidak mempermasalahkan karena tidak merasa tidak dirugikan oleh pernyataan Rhoma Irama dalam ceramahnya tersebut. Karena itulah Jokowi mengatakan tidak ingin memperpanjang polemik tersebut secara hukum.







0 komentar:

Posting Komentar

 

ekoqren Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates