Bicara soal keajaiban, ternyata air juga menyimpan keajaiban sendiri.
Menurut penelitian Dr.Massaru Emoto yang kemudian diterbitkan dalam
bukunya “Miracle of Water”, diketahui bahwa air dapat “menangkap” pesan
yang kita sampaikan, entah itu melalui ucapan, tulisan, ataupun
perlakuan.
Dalam
penelitiannya, Dr. Massaru menggunakan air murni yang sebelumnya telah
diisi doa dalam agama Shinto kemudian ia bekukan pada suhu -5 derajat
Celcius, kemudian kristal-kristal air tersebut diamati menggunakna
mikroskop elektron. Hasilnya air tersebut membentuk kristal segi enam
yang indah. Percobaan diulangi dengan
membacakan kata “arigato” (terimakasih dalam bahasa Jepang), dan
hasilnya terbentiuk kristal dengan keindahan yang sama. Lalu dicoba lagi
dengan menghadapakan huruf Jepang yang berisi tulisan “arigato”,
hasilnya tetap terbentuk kristal dengan keindahan yang sama. Ketika
dihadapkan dengan kata “setan”, terbentuk kristal yang buruk dnegan bola
api di tengah. Dan ketika sekitar 500 orang berkonsentrasi memusatkan
pesan “peace” di depan sebotol air, kristal air pun mengembang
bercabang-cabang. Tak hanya itu, ketika air diperdengarkan dengan musik
symphony Mozart, kristal membentuk bunga, ketika diperengarkan music
heavy metal, kristal menjadi hancur, dan ketika dibacakan doa Islam,
kristal muncul berupa segi enam dengan lima cabang daun yang muncul
berkilauan.
Dalam
penelitian Massaru yang lain, air yang berisi nasi ketan yang diisi
dengan ucapan-ucapan dan doa baik, ternyata menghasilkan air tape yang
wangi. Seadangkan air ketan yang diisi kata-kata buruk, ternyata
menghasilskan nasi ketan yang menghitam. Lalu bagaimana dengan air ketan
yang didiamkan tanpa diisi dengan kata-kata apapun? Ternyata justru
menjadi nasi ketan yang busuk, jauh lebih buruk dari nasi ketan yang
diisi kata-kata buruk sekalipun.
Dari
penelitian tersebut, setidaknya kita tahu bahwa seperti apa kualitas
air akan tergantung dari pesan atau informasi yang masuk kepadanya. Air
yang diisi atau dipertunjukkan dengan hal-hal yang baik, akan membentuk
kristal yang indah, begitu pula sebaliknya.
Lalu apa korelasinya dengan manusia yang sekitar 70% dari bagian
tubuhnya adalah air? Seperti halnya air yang kualitasnya bergantung
pada apa yang ia terima, begitu pula manusia yang eksistensinya begitu
terkait dengan sifat-sifat dasar air. Hal ini memberi gambaran, bahwa
sebaiknya mnausia menjalani hidup dengan cara-cara yang baik, mendekat
pada hal-hal yang baik, berpikir secara positif untuk memperoleh
kualitas hidup yang lebih baik.
Sabtu, 29 September 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar