Jumat, 21 September 2012

3 Kalau Cinta Kepentok Weton

Ada yang percaya sama Primbon nggak? Maksud saya, percaya dengan apa yang dikatakan dalam primbon tetang masa depan anda terutama rumah tangga anda. Pernah nggak sih, sebelum menikah dulu anda harus melakukan ritual yang ribet hanya karena tidak ingin kena bala’ akibat weton anda dan pasangan yang bermasalah? Lantas bagaimana setelah ritual itu dilaksanakan? Rumah tangga anda aman-aman saja atau justru masalah datang silih berganti?
Ini pengalaman saya di masa lampau. Jauh sebelum saya dipertemukan dengan bapaknya anak-anak, saya pernah dekat dengan seorang teman. Dekat yang special tentu saja. Layaknya wanita pada umumnya, saya ingin hubungan yang kami jalin berujung ke pelaminan. Namun di tengah perjalananan, kami dihadang masalah yang bikin kami sempat nangis Bombay.
Kami dihadang masalah weton. Weton alias hari kelahiran dalam penanggalan Jawa memang dipercaya sangat berpengaruh bagi kelangsungan rumah tangga suatu pasangan. Bila weton keduanya tidak sesuai hitungannya, maka diramalkan rumah tangganya akan menghadapi kendala. Ada yang katanya berantem melulu, sering sakit, atau rejekinya seret. Kebetulan weton saya Rabu Pahing dan dia Kamis Wage. Dua hari pasangan ini paling dihindari untuk bersama karena bisa berakibat fatal. Katanya.
Saya yang pada dasarnya memang tak terlalu percaya pada hal begituan sempat agak shock. Yang bikin shock adalah karena setahu saya, keluarganya adalah keluaga terpelajar. Bahkan salah satu kakaknya adalah dosen di salah satu perguruan tinggi di Bogor. Adiknya juga alumni STPDN sedangkan dia sendiri juga masiswa salah satu PTS terkemuka di Malang. Tapi kenapa masih percaya yang begituan?
Tapi demi kedekatan yang sudah 3 tahun lamanya dan juga menghormati keluarganya, akhirnya saya dan dia mencari tahu, adakah jalan keluar dari masalah kami? Dan ternyata, oleh seseorang yang mengerti perhitungan dalam penanggalan Jawa, kami diberi petunjuk ritual apa yang harus kami kerjakan jika kami tetap ingin menikah. Rada-rada nggak nyaman dan ribet tapi biarlah.
Singkat kata, kami anggap semua beres. Kami kembali focus sama skripsi yang sudah tinggal sedikit lagi selesai. Dalam pikira saya hanya ada skripsi, kemudian cari kerja dan setelah itu menikah!
Ternyata saya salah. Beberapa bulan setelah wisuda, tepatnya di hari saya mengikuti ujian CPNS, sore harinya dia datang ke rumah. Dia bilang, kedua orang tuanya kekeuh tidak ridho dengan alasan yang tetep sama. Weton.
Saya hanya bisa menghela nafas panjang. Marah, sedih, kecewa jadi satu. Tapi saya bisa apa? Tapi saya mencoba berfikir waras. Saya berfikir, pernikahan tanpa restu orang tua itu ndak akan baik jadinya terlepas wetonnya baik apa nggak baik. Dan saya juga berprinsip, Allah itu seperti yang kita sangkakan. Kalau prasangka kita baik, maka baik pula jadinya. Tapi sebaliknya jika berprasangka buruk, maka itulah yang terjadi.
Akhirnya sore itu saya melepaskannya dengan senyum meskipun pahit. Saya percaya Allah akan memberikan pengganti yang lebih baik meskipun untuk mendapatkannya saya harus melewati tahapan-tahapan yang menyiksa. Sampai saya sempet benci sama undangan pernikahan. Saya benci menghadiri pesta pernikahan. Dan yang lebih parah lagi, saya semat menyimpan dendam hngga bertahun lamanya.
Tapi itu masa lalu. Dan pelajaran yang bisa dipetik adalah, sekuat apapun kita berusaha, jika Allah nggak menghendaki maka semuanya akan sia-sia. Jika saat ini ada yang mengalami seperti saya, tidak direstui karena maslah yang sebetulnya nggak banget menurut anda, ikhlaskan saja. Restu orang tua itu sangat penting. Dan percayalah, Allah akan menggantinya dengan yang jauh lebih baik

3 komentar:

  1. sedih banget mbak sayaa ,,,, saya juga saat ini mengalami hal demikian

    BalasHapus
  2. Saya juga mengalaminya mbak, trauma berat.. apalagi saya dan pacar saya satu lokasi bekerja.

    BalasHapus
  3. Saya juga mbk ketemu 25,wage dan pahing.. Binggung mau lanjut apa tidak..

    BalasHapus

 

ekoqren Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates