Jumat, 14 September 2012

0 Jokowi Buka Kartu Sakti



   JAKARTA - Kandidat calon gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan kiat suksesnya menjadi Walikota Solo dan akan diterapkan di Jakarta. Bahkan, dia membuka dua kartu sakti (As)-nya di depan rivalnya Fauzi Bowo (Foke).
Dua kartu terebut adalah kartu sehat dan kartu pintar. Keduanya seukuran kartu KTP. Kartu sehat dapat digunakan warga untuk periksa kesehatan dan cuci darah gratis di rumah sakit swasta maupun milik pemerintah, sementara kartu pintar diperuntukkan untuk masyarakat yang memerlukan pendidikan murah hingga gratis.
”Dua kartu ini sudah saya terapkan di Solo. Jadi di pilkada pertama saya memperoleh 39 persen suara, di pilkada kedua saya memperoleh 90 persen suara,” kata Jokowi dalam debat cagub DKI di Hotel Grand Melia, Kuningan, Jakarta, Jumat (14/9).
Lantas Jokowi menoleh ke arah Foke. Setengah menggoda, Jokowi memamerkan dua kartu saktinya tersebut. ”Kalau Pak Foke menerapkan kartu ini, seharusnya kemarin menang 90 persen,” kata Jokowi sembari tersenyum ke arah Foke.
Debat cagub dan cawagub  juga menyentuh ranah kebudayaan. Dalam pemaparan visi misinya, Jokowi mengatakan dirinya akan mengeluarkan peraturan yang mengharuskan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di DKI Jakarta mengenakan baju Betawi setiap hari Kamis.
Jokowi mengatakan Jakarta seharusnya menjadi pusat kebudayaan nusantara dengan menjadikan budaya Betawi sebagai tuan rumah. Menurutnya hal ini harus didukung dengan Perda Pelestarian Kebudayaan Betawi.
”Perda Pelestarian Kebudayaan harus segera diselesaikan. Sehingga perlindungannya riil dan dipayungi payung hukum,” lanjutnya.
Dalam debat itu Jokowi menyoroti kurang harmonisnya hubungan Foke dengan Wagub DKI Prijanto, sehingga menjadi sorotan belakangan ini. Prijanto bahkan mengajukan pengunduran diri di tengah masa kerjanya.
Memanas
Debat juga menyasar mengenai temuan PPATK tentang Pemda DKI. Suasana pun memanas. Fauzi Bowo (Foke) menuding Jokowi menyebarkan informasi yang salah.
Suasana panas itu terjadi saat diskusi memasuki sesi tanya jawab langsung antara dua kandidat. Foke yang mendapat kesempatan terlebih dahulu menyatakan data  mengenai persoalan korupsi, sudah dikoreksi oleh Ketua PPATK.
”PPATK sudah mengkoreksi. Dan sebagai seorang pemimpin jangan menyebarkan fitnah. Saya kira tidak pantas mengandalkan informasi yang tidak benar apalagi untuk menanggapi kepentingan orang banyak,” ujar Foke.
Jokowi lantas dipersilakan untuk menanggapi pernyataan Foke. ”Mengenai data itu, PPATK itu memberikan angka berdasarkan fakta,” ujar Jokowi sembari tersenyum, kemudian langsung dipotong Foke.
”Pak Joko, mohon maaf. Kalau Pak Joko bukan calon gubernur ini tidak masalah, tapi karena Pak Joko calon gubernur, ini bisa masalah bagi masyarakat banyak,” papar Foke.
Fauzi Bowo juga mengatakan, selama 5 tahun ini tidak ada konflik horisontal di DKI Jakarta. Manajemen konflik dan dialog adalah kunci mencegah konflik horisontal itu.
Untuk mengatasi premanisme, Foke mengatakan pendekatan pertumbuhan yang pro poor dan pro job. Foke menjelaskan untuk itu 5 tahun ke depan, sudah merencanakan mengembangkan kawasan khusus di Marunda.(dtc-80)

0 komentar:

Posting Komentar

 

ekoqren Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates