Menjelang pemilu 2014, proses demokrasi berikutnya yang dijalani negeri
ini enam belas tahun paska reformasi. Aktivitas politik menguasai
seluruh ruang publik. Baik parpol ataupun para kadernya yang akan
menjadi anggota legislatif sibuk mempersiapkan barisan pendukungnya.
Gesekan-gesekan mulai terjadi. Saling serang antar parpol, black
campaign sampai saling membongkar kesalahan satu sama lain untuk bisa
mencuri perhatian publik.
Haruskan kita berpolitik?
Dalam setiap proses demokrasi kita diberikan kesempatan untuk memilih wakil dan atau pemimpin di suatu wilayah. Demokrasi mengenal mayoritas sebagai pihak pemenang yang berhak berkuasa, memimpin dan mengatur negeri ini mulai dari level kabupaten/kota, propinsi sampai dengan negara. Demokrasi tidak mengenal siapa yang paling pintar, paling benar, paling jujur, paling tulus untuk memimpin. Tapi yang berhak memimpin adalah dia yang paling banyak didukung oleh masyarakat.
Sejak bergulirnya reformasi, ruang keterbukaan politik semakin luas dan kesempatan partisipasi publik juga menjadi semakin besar. Tapi dengan begitu banyaknya kasus korupsi, pelecehan, penipuan, kebohongan, kekerasan yang dilakukan para politisi dan pejabat publik telah membuat masyarakat menjadi apatis dan apolitik.
Haruskah kita berpolitik?
Ternyata ketika kita memutuskan untuk golput alias tidak menggunakan hak suara kita saat proses demokrasi maka itu juga termasuk keputusan politik kita. Sikap golput diri kita lebih besar didorong karena rasa kesal, kecewa, kehilangan harapan, tidak peduli dan merasa tidak ada pengaruh apapun hasil dari proses demokrasi terhadap diri kita. Sikap golput itu bisa menjadi bumerang ketika kita terkecewakan oleh kebijakan publik yang diterapkan oleh negara dan itu pastinya menyangkut diri kita sebagai warga negara.
Dalam setiap proses demokrasi kita diberikan kesempatan untuk memilih wakil dan atau pemimpin di suatu wilayah. Demokrasi mengenal mayoritas sebagai pihak pemenang yang berhak berkuasa, memimpin dan mengatur negeri ini mulai dari level kabupaten/kota, propinsi sampai dengan negara. Demokrasi tidak mengenal siapa yang paling pintar, paling benar, paling jujur, paling tulus untuk memimpin. Tapi yang berhak memimpin adalah dia yang paling banyak didukung oleh masyarakat.
Sejak bergulirnya reformasi, ruang keterbukaan politik semakin luas dan kesempatan partisipasi publik juga menjadi semakin besar. Tapi dengan begitu banyaknya kasus korupsi, pelecehan, penipuan, kebohongan, kekerasan yang dilakukan para politisi dan pejabat publik telah membuat masyarakat menjadi apatis dan apolitik.
Haruskah kita berpolitik?
Ternyata ketika kita memutuskan untuk golput alias tidak menggunakan hak suara kita saat proses demokrasi maka itu juga termasuk keputusan politik kita. Sikap golput diri kita lebih besar didorong karena rasa kesal, kecewa, kehilangan harapan, tidak peduli dan merasa tidak ada pengaruh apapun hasil dari proses demokrasi terhadap diri kita. Sikap golput itu bisa menjadi bumerang ketika kita terkecewakan oleh kebijakan publik yang diterapkan oleh negara dan itu pastinya menyangkut diri kita sebagai warga negara.
Haruskah kita berpolitik?
Sebagai seorang warga negara dimana dianut sistem demokrasi, maka
memilih ataupun tidak ya itu berarti kita sudah berpolitik. Pertanyaan
selanjutnya adalah apakah hak yang kita miliki, kita biarkan hilang
begitu saja atau kita berikan ke individu atau partai dimana kita masih
memiliki harapan meskipun sedikit.
Haruskan kita berpolitik?
Kita tentunya berharap negara ini menjadi negara yang tertib, aman, stabil dan mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya siapapun pemimpinnya. Maka alangkah luar biasanya jika kita menjadi salah seorang pendorong perbaikan sistem politik negeri ini hingga siapapun yang memimpin di level apapun dijaga dan diawasi oleh sistem yang bagus. Fungsi pengawasan itu hanya bisa dilakukan oleh sebuah undang-undang yang mengatur semua perilaku warga negara. Dan undang-undang itu adalah produk politik. Jadi bisa dibayangkan jika kita apatis, masa bodoh maka kita hanya akan memberi ruang bagi orang-orang yang tidak layak untuk memproduksi undang-undang yang menyangkut hajat hidup seluruh rakyat.
Haruskan kita berpolitik?
Politik itu inti dari pembangunan sistem kehidupan berbangsa. Sudah seharusnyalah politisi itu adalah orang-orang cerdas yang memikirkan kehidupan seluruh lapisan masyarakat. Sistem politik negeri ini harus mampu mendorong orang-orang baik, jujur, cerdas, berani, tulus untuk terlibat aktif dalam perpolitikan. Karena di pundak mereka kita berharap banyak kebaikan untuk kehidupan seluruh rakyat dengan terciptanya undang-undang yang benar-benar kepentingan rakyat, mengayomi seluruh sendi kehidupan bermasyarakat.
Haruskan kita berpolitik?
Kita butuh banyak pahlawan di negeri ini yang siap, rela, semangat untuk memperjuangkan kebaikan demi seluruh masyarakat. Kita butuh banyak pahlawan bangsa yang berjuang memperebutkan kekuasaan bukan demi harta, tahta apalagi wanita. Tapi mereka orang-orang hebat yang berjuang demi warisan kepahlawanan bangsa, mengorbankan keringat, air mata dan darah demi kemanusiaan. Mereka yang akan selalu dikenang sepanjang masa. Mereka sang pahlawan yang berjuang di medan politik demi terciptanya kebijakan yang mempersatukan seluruh rakyat, menegakkan keadilan untuk rakyat dan mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat.
SUMBER : berbagai sumber dan kompasiana.com
Kita tentunya berharap negara ini menjadi negara yang tertib, aman, stabil dan mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya siapapun pemimpinnya. Maka alangkah luar biasanya jika kita menjadi salah seorang pendorong perbaikan sistem politik negeri ini hingga siapapun yang memimpin di level apapun dijaga dan diawasi oleh sistem yang bagus. Fungsi pengawasan itu hanya bisa dilakukan oleh sebuah undang-undang yang mengatur semua perilaku warga negara. Dan undang-undang itu adalah produk politik. Jadi bisa dibayangkan jika kita apatis, masa bodoh maka kita hanya akan memberi ruang bagi orang-orang yang tidak layak untuk memproduksi undang-undang yang menyangkut hajat hidup seluruh rakyat.
Haruskan kita berpolitik?
Politik itu inti dari pembangunan sistem kehidupan berbangsa. Sudah seharusnyalah politisi itu adalah orang-orang cerdas yang memikirkan kehidupan seluruh lapisan masyarakat. Sistem politik negeri ini harus mampu mendorong orang-orang baik, jujur, cerdas, berani, tulus untuk terlibat aktif dalam perpolitikan. Karena di pundak mereka kita berharap banyak kebaikan untuk kehidupan seluruh rakyat dengan terciptanya undang-undang yang benar-benar kepentingan rakyat, mengayomi seluruh sendi kehidupan bermasyarakat.
Haruskan kita berpolitik?
Kita butuh banyak pahlawan di negeri ini yang siap, rela, semangat untuk memperjuangkan kebaikan demi seluruh masyarakat. Kita butuh banyak pahlawan bangsa yang berjuang memperebutkan kekuasaan bukan demi harta, tahta apalagi wanita. Tapi mereka orang-orang hebat yang berjuang demi warisan kepahlawanan bangsa, mengorbankan keringat, air mata dan darah demi kemanusiaan. Mereka yang akan selalu dikenang sepanjang masa. Mereka sang pahlawan yang berjuang di medan politik demi terciptanya kebijakan yang mempersatukan seluruh rakyat, menegakkan keadilan untuk rakyat dan mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat.
SUMBER : berbagai sumber dan kompasiana.com
0 komentar:
Posting Komentar