Istri mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid (tengah) berpose bersama keluarga dan sahabat Gus Dur usai meresmikan Abdurahman Wahid Centre for Inter-Faith Dialogue and Peace di Perpustakaan UI lantai 3, Depok, Jawa Barat, Rabu (18/7) (sumber: Antara)
Universitas Indonesia meresmikan Abdurrahman Wahid Centre sebagai bentuk  penghormatan dan pencatatan jejak mantan Presiden Republik Indonesia tersebut.

"Kyai Haji Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai pemimpin negara dan pimpinan umat Islam terkenal dengan kegigihan untuk berusaha menciptakan tata dunia  baru yang seimbang dan adil. Karena itu tidak salah UI dengan membawa nama Abdurrahman Wahid untuk mendorong toleransi," ujar Rektor UI Gumilar Sumantri di Kampus UI, Depok, Rabu (18/7)

Abdurrahman Wahid Centre terletak di lantai tiga Perpustakaan UI dan  menyediakan berbagai bacaan dan data mengenai Gus Dur dan juga akan  melakukan berbagai kajian, riset, dan pengajaran seputar konflik,  perdamaian dan agama.

Hadir dalam peresmian tersebut keluarga besar Gus Dur seperti istrinya  Shinta Nuriyah, dan putri-putri Gus Dur, Yeni, Anita, dan Inayah Wahid.

Shinta mengatakan Pojok Gus Dur diharapkan akan membantu mahasiswa dan  peneliti yang akan melakukan penelitian mengenai tokoh Nadhlatul Ulama  tersebut.

Menurut Shinta saat ini rekam jejak dan apresiasi terhadap Gus Dur  tersebar di media, rekaman audio, dan ingatan para sahabatnya sehingga  menyulitkan bagi para peneliti yang ingin mengumpulkan data mengenai  Gus Dur.

"Dengan adanya Pojok Gus Dur kesulitan akademisi sedikit teratasi.  Beberapa data dan info awal mengenai Gus Dur bisa diperoleh dari pojok ini. Keberadaan pojok ini bisa menjadi starting point untuk melacak jejak Gus Dur,  dan jadi oase bagi generasi muda yang ingin melanjutkan pemikiran Gus Dur," ujarnya.

Shinta mengatakan semula ia mengira semua ide, cita-cita, dan pemikiran mantan Presiden RI itu akan terhenti dengan kepergiannya pada 30 Desember 2009.

"Ternyata sepeninggal Gus Dur muncul orang dan komunitas yg memelihara pemikiran dan perjuangan Gus Dur," ujarnya.

Shinta juga mengimbau kepada masyarakat yang memiliki data atau koleksi yang berhubungan dengan Gus Dur agar menyumbangkan koleksinya kepada Abdurrahman Wahid Centre agar bisa lebih berguna bagi masyarakat luas.

Turut hadir dalam peresmian tersebut ketua Majelis Wali Amanah UI Said  Aqil Siradj, sutradara Garin Nugroho, pendiri Jaringan Islam Liberal  Ulil Abshar Abdalla, Romo Mudji Sutrisno, serta sahabat-sahabat Gus Dur lainnya seperti Prof Mitsu Nakamura, dan pendeta Albertus Patty.