Bahaya rokok sudah banyak diketahui, bahkan oleh para perokok sendiri yang kemudian masih mencari-cari pembenaran atas kebiasaan tidak sehatnya tersebut. Sebenarnya kalau memang mau dipaksakan dengan sedikit sentuhan humor,
ada juga lho 'manfaatnya' jadi seorang perokok.
Apa saja?
Sambil bercanda, Bambang Sulistomo, staf khusus menteri kesehatan bidang politik mengungkap ada sedikitnya 3 'manfaat' jadi seorang perokok. Tentu saja bukan manfaat sesungguhnya, melainkan justru bahaya rokok yang disampaikannya dengan sudut pandang lain supaya lebih berkesan karena lucu.
Berikut ini 3 'manfaat' rokok menurut Bambang saat berbicara dalam Pertemuan Koordinasi Lintas Sektor Terkait Konsumsi Tembakau' di Hotel Park Lane, Jakarta.
1. Jarang Kemalingan
Dampak negatif asap rokok banyak menyerang saluran nafas, sedangkan keluhan yang paling sering ditemukan terkait dampak tersebut adalah batuk-batuk. Perokok ringan mungkin hanya batuk pada saat merokok, sedangkan perokok berat bisa mengalami kondisi kronis yakni batuk menetap.
"Ini malah menguntungkan kalau batuknya sepanjang malam, karena pencuri jadi takut mau masuk. Dikira yang punya rumah belum tidur karena batuknya tidak berhenti-berhenti," canda Bambang.
2. Aman Dari Kejaran Anjing
Selain batuk-batuk kronis, asap rokok juga menyebabkan kerusakan pada sistem pernafasan mulai dari tingkatan yang paling ringan hingga yang progresif seperti Penyakir Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Gejala paling umum dari kerusakan paru-paru adalah sesak napas dan kekambuhan asma bagi yang awalnya memang sudah punya riwayat penyakit tersebut.
"Kalau sedang dikejar anjing, perokok biasanya lebih aman. Ketika yang lain masih berlari, dia ngos-ngosan lalu berhenti sampai tidak berdiri. Kalau lihat orang jongkok, biasanya anjing malah takut karena dikira mau ambil batu. Padahal jongkok karena ngos-ngosan, tidak kuat berdiri," lanjut Bambang.
3. Awet Muda
Ada ratusan jenis penyakit mematikan yang bisa dikaitkan dengan konsumsi rokok, mulai dari berbagai jenis kanker ganas hingga gangguan kardiovaskular seperti serangan jantung. Penyakit-penyakit ini bisa memicu kematian dini, sehingga usia harapan hidup di negara yang mayoritas penduduknya merokok cenderung lebih rendah dibanding negara lain.
"Bagaimana tidak awet muda, belum sempat tua sudah meninggal. Itu termasuk keuntungan, merokok bikin orang awet muda (dalam arti mati muda dan tidak sempat mengalami rasanya jadi tua)," pungkas Bambang.
0 komentar:
Posting Komentar