Minggu, 16 September 2012
1 Survei LSI: Jokowi Unggul Tipis Atas Foke, Tapi Bisa Berubah
Pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaya Purnama unggul tipis sebesar 45,6 persen dibandingkan pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli sebesar 44,7 persen, dalam survei yang diadakan pada 2-7 September 2012 lalu oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI).
"Dalam simulasi pilihan terhadap dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur secara statistik selisih suara kedua calon tidak signifikan dan yang belum memutuskan sekitar 9,7 persen," kata Direktur Eksekutif LSI Kuskridho Ambardhi di Jakarta, Minggu 16 September 2012.
Ia menjelaskan survei mengambil jumlah sampel awal sebanyak 800 orang data, yang dapat dianalisis sebanyak 399 responden dengan perkiraan margin of error sebesar plus minus 5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Dengan margin error lima persen bisa saja dalam kenyataannya Foke-Nara lebih unggul atau sebaliknya.
Dari profil demografis orang yang belum menentukan pilihan dan tidak bisa diwawancarai, baik komposisi etnik, agama, tingkat pendidikan, kondisi rumah, jenis tempat tinggal, kepemilikan mobil lebih mirip dengan demografi pemilih Jokowi-Ahok dibanding demografi pemilih Foke-Nara.
Kebanyakan undecided voters ini berasal dari kelas menengah di mana merupakan basis pemilih Jokowi-Ahok. Sedangkan Foke-Nara didukung oleh kelas bawah, sehingga jika tidak ada langkah-langkah yang dilakukan tim Foke-Nara mendekati kelas menengah secara intensif maka peluang Jokowi menaikkan perolehan suara menjadi lebih besar.
"Jika kelas menengah banyak datang ke TPS maka peluang Jokowi-Ahok besar. Namun, jika kelas bawah datang ke TPS memperbesar Foke-Nara. Jadi faktor mobilisasi itu penting, bagaimana masing-masing calon memobilisasi pemilih," katanya.
Kelas menengah lebih kritis terhadap evaluasi kinerja Fauzi Bowo sebagai gubernur dibandingkan sentimen etnik dan agama. Yang berpendidikan lebih baik cenderung kritis atau negatif terhadap kinerja Foke, dan terjadi secara merata di lintas agama maupun etnik.
Sentimen agama, imbuhnya, ternyata tidak mengalahkan penilaian atas kinerja incumbent. "Dua sentimen primordial (agama dan etnik) tidak menghapus sikap kritis pemilih terhadap incumbent. Polarisasi agama juga berpengaruh, tapi kalah kuat dibanding penilaian atas kinerja incumbent dan polarisasi etnik," katanya.
Dalam melakukan survei ini, LSI bekerjasama dengan majalah Tempo untuk menjamin independensi hasil survei. "Pendanaan survei ini dibagi sama besar dengan Tempo karena kami tidak mencari dana dari dua calon tersebut," jelasnya. (adi)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dari profil demografis orang yang belum menentukan pilihan dan tidak bisa diwawancarai, baik komposisi etnik, agama, tingkat pendidikan, kondisi rumah, jenis tempat tinggal
BalasHapusbandar Togel online terpercaya di indonesia