Jokowi Kerahkan 45.000 Saksi di Pilkada DKI
[SOLO] Kandidat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), mengerahkan sebanyak 45.000 saksi, pada saat hari pencoblosan Pilkada DKI Jakarta, 20 September 2012.
Sebanyak 45 ribu saksi itu akan diturunkan di 15 ribu tempat pemungutan suara (TPS). Setiap TPS nantinya akan ada tiga saksi, kata Jokowi yang juga sebagai Wali Kota Surakarta, kepada wartawan di Solo, Kamis (13/9).
Ia mengatakan sebanyak 45 ribu saksi yang diturunkan kelapangan itu untuk mengantisipasi adanya penggelembungan suara di lapangan saat hari pencoblosan tersebut.
"Ya kami memang perlu antisipasi adanya kecurangan-kecurangan seperti itu. Kami memang berharap Pilgub DKI Jakarta berjalan bersih," kata kandidat yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Gerindra itu.
Sementara itu, dua sosok pengayuh becak yaitu Teguh Ahmadi (55) dan Trisna Manoto (45), mengaku dirinya tidak merasa kecewa bahwa Wali Kota Surakarta Jokowi yang mencalonkan diri maju menjadi calon Gubernur DKI Jakarta.
Kedua pengayuh becak tersebut justru merasa bangga dan mencintai tokoh idolanya. Sebagai bukti dukungannya kedua pengayuh becak tersebut berinisiatif berangkat ke Jakarta dengan membawa becaknya dari Gedung Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) Rabu (12/9).
Mereka bertekad untuk mendampingi Jokowi saat hari pencoblosan nanti. Bermodal satu becak yang dikayuh bergantian, Teguh dan Trisna berharap bisa tiba di Jakarta tepat waktu. Becak itu pun dihias menarik dengan dekorasi bendera merah putih. Kemeja kotak-kotak pun tak lupa dikenakannya agar lebih mudah dikenali.
"Ini murni niat kami sendiri untuk mendukung Pak Jokowi. Kami juga tidak bilang apapun pada beliau soal rencana ini. Tetapi yang pasti, kami berharap bisa bertemu di Jakarta saat coblosan nanti. Kami ingin mendampingi Bapak," katanya.
Supaya bisa bertahan selama perjalanan, mereka berencana menumpang istirahat di kantor kantor Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di kota yang dilintasinya. Namun, jika hal itu tak memungkinkan mereka rela beristirahat di dalam becaknya.
"Nanti kami coba mampir ke DPC PDIP untuk numpang tidur. Tapi kalau sudah malam belum ada tempat berteduh, ya nanti tidur di atas becak bergantian. Tak masalah, yang penting tetap semangat sampai Jakarta," katanya dengan bersemangat. [Ant/L-8]
Sebanyak 45 ribu saksi itu akan diturunkan di 15 ribu tempat pemungutan suara (TPS). Setiap TPS nantinya akan ada tiga saksi, kata Jokowi yang juga sebagai Wali Kota Surakarta, kepada wartawan di Solo, Kamis (13/9).
Ia mengatakan sebanyak 45 ribu saksi yang diturunkan kelapangan itu untuk mengantisipasi adanya penggelembungan suara di lapangan saat hari pencoblosan tersebut.
"Ya kami memang perlu antisipasi adanya kecurangan-kecurangan seperti itu. Kami memang berharap Pilgub DKI Jakarta berjalan bersih," kata kandidat yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Gerindra itu.
Sementara itu, dua sosok pengayuh becak yaitu Teguh Ahmadi (55) dan Trisna Manoto (45), mengaku dirinya tidak merasa kecewa bahwa Wali Kota Surakarta Jokowi yang mencalonkan diri maju menjadi calon Gubernur DKI Jakarta.
Kedua pengayuh becak tersebut justru merasa bangga dan mencintai tokoh idolanya. Sebagai bukti dukungannya kedua pengayuh becak tersebut berinisiatif berangkat ke Jakarta dengan membawa becaknya dari Gedung Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) Rabu (12/9).
Mereka bertekad untuk mendampingi Jokowi saat hari pencoblosan nanti. Bermodal satu becak yang dikayuh bergantian, Teguh dan Trisna berharap bisa tiba di Jakarta tepat waktu. Becak itu pun dihias menarik dengan dekorasi bendera merah putih. Kemeja kotak-kotak pun tak lupa dikenakannya agar lebih mudah dikenali.
"Ini murni niat kami sendiri untuk mendukung Pak Jokowi. Kami juga tidak bilang apapun pada beliau soal rencana ini. Tetapi yang pasti, kami berharap bisa bertemu di Jakarta saat coblosan nanti. Kami ingin mendampingi Bapak," katanya.
Supaya bisa bertahan selama perjalanan, mereka berencana menumpang istirahat di kantor kantor Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di kota yang dilintasinya. Namun, jika hal itu tak memungkinkan mereka rela beristirahat di dalam becaknya.
"Nanti kami coba mampir ke DPC PDIP untuk numpang tidur. Tapi kalau sudah malam belum ada tempat berteduh, ya nanti tidur di atas becak bergantian. Tak masalah, yang penting tetap semangat sampai Jakarta," katanya dengan bersemangat. [Ant/L-8]
0 komentar:
Posting Komentar