SEORANG ketua umum partai politik sedang dirundung duka. Hanya dalam waktu singkat, cobaan silih berganti menghantam partainya. Menurut sejumlah survei, perolehan suara partai itu akan anjlok signifikan dalam pemilu yang akan datang.
Di saat ia sedang memikirkan semua persoalan itu di teras rumahnya yang asri, lewatlah seorang penjual bubur.
Rasa lapar tiba-tiba menyergap lambungnya.
“Bang, bubur satu,” teriak Fulan, si Ketua Umum Partai X yang sedang gundah gulana itu.
Tukang Bubur: Kasih kacang, Pak?
Fulan: Iya dong.
Tukang Bubur: Kasih kecap.
Di saat ia sedang memikirkan semua persoalan itu di teras rumahnya yang asri, lewatlah seorang penjual bubur.
Rasa lapar tiba-tiba menyergap lambungnya.
“Bang, bubur satu,” teriak Fulan, si Ketua Umum Partai X yang sedang gundah gulana itu.
Tukang Bubur: Kasih kacang, Pak?
Fulan: Iya dong.
Tukang Bubur: Kasih kecap.
Fulan: Iya dong. Jangan kebanyakan ya.
Tukang Bubur: Kasih bawang?
Fulan: Iya Mas. Cepatan, sudah lapar.
Tukang Bubur: Kasih ayam?
Fulan: Tolol! Kalau dikasih ayam, gua makan apa?! [***]
0 komentar:
Posting Komentar