Para analis politik menilai, debut regional pertama Prabowo Subianto di kawasan Asia sebagai calon presiden 2014, dimulai dari Singapura. Benarkah?
Masyarakat dan mahasiswa negeri Singa itu antusiasi menyimak ceramah Prabowo, yang disebut-sebut sebagai salah seorang tokoh yang berpeluang memenangkan pemilihan presiden mendatang.
Prabowo bertemu dengan PM Singapura Lee Hsien Loong di Singapura, keduanya bertukar pikiran mengenai masalah ASEAN dan global. Kedatangan Prabowo Subianto pekan ini ke Singapura juga memberikan kesempatan bagi masyarakat setempat untuk menyaksikan kuliah umumnya yang bertema “Indonesia Facing the Future: Challenges for the Next 20 Years”.
Acara yang diselenggarakan S Rajaratnam School of International Studies (RSIS) Nanyang Technological University (NTU) ini mendapatkan respons positif, baik dari kalangan masyarakat di Singapura, termasuk warga RI di sana.
“Seperti yang saya utarakan dalam kuliah umum saya, saya ingin melaksanakan big push strategy, dalam artian kita fokus ke beberapa sektor untuk didorong dan dikembangkan. Saya yakin, ke depannya Indonesia bisa menyamai rekor pertumbuhan ekonomi China, yaitu sekitar 12–13% per tahun,” tutur Prabowo mengenai analisisnya di bidang ekonomi.
Dalam kaitan dengan pilpres 2014, Prabowo menekankan, masyarakat harus mau berusaha, mencari tahu dari media-media sosial di internet ini tentang kredibilitas seorang kandidat. “Seandainya menurut kita kandidat yang ada tidak bagus semua, ya jangan menyerah. Kalau kalian menyerah dan bahkan tidak mau menggunakan hak suara, nanti hak suara tak bertuan itu bisa disalahgunakan pihak lain. Kaum muda ini harapan saya, mudah-mudahan kita bisa memulai perubahan dari generasi kalian ini,” kata pria kelahiran 17 Oktober 1951 ini.
Mengenai apakah Indonesia akan mencontoh reformasi yang terjadi di China selama 30 tahun belakangan ini serta tanggapannya mengenai pengusaha di Indonesia, Prabowo mengaku dirinya sering dicap sebagai sosialis padahal kenyataannya tidak.
“Cita-cita saya adalah menjadi Deng Xiaoping-nya Indonesia. China itu benar-benar contoh nyata yang menggabungkan hal-hal terbaik dari kapitalisme dan sosialisme. Dia terbuka dengan perdagangan, tetapi di sana juga masih ada peran pemerintah yang kuat,” katanya.
Agaknya, gebrakan Prabowo di negeri Singa itu menjadi perbincangan kelas menengah di Jakarta, dan negeri tetangga. Para analis politik melihat gebrakan itu merupakan ‘test of water’ Prabowo sebagai kandidat presiden 2014 untuk kawasan ASEAN.
“Prabowo melangkah ke sana, sebuah jalan terjal telah dia lalui. Bahasa Inggrisnya yang sangat fasih, intelektualitasnya yang cerdas, membuatnya menjadi pesona, bahkan mahasiswa dan masyarakat di Singapura pun jadi ingat tentang Prof Sumitro Djojohadikusumo, sang ayahanda Prabowo yang selalu mendorongnya menjadi pemimpin Indonesia ke depan,” kata cendekiawan Muslim dan pengamat ekonomi-politik Prof M.Dawam Rahardjo.
[berbagai sumber]INILAH.COM,
Seperti yang saya utarakan dalam kuliah umum saya, saya ingin melaksanakan big push strategy, dalam artian kita fokus ke beberapa sektor untuk didorong dan dikembangkan. Saya yakin, ke depannya Indonesia bisa menyamai rekor pertumbuhan
BalasHapustogel online