Senin, 17 September 2012

0 Berbagai Tuntutan terhadap Guru di Indonesia




Tulisan ini dilatarbelakangi oleh banyaknya tulisan Kompasianer di kategori Edukasi, lebih khusus lagi di topik seputar guru. Hal ini menunjukkan bahwa banyak Kompasianer yg berprofesi sebagai guru, atau calon guru, atau sekadar seorang wali murid yg punya perhatian lebih di dunia Edukasi. Dari sebab itu, tulisan ini saya persembahkan sebagai media apresiasi sekaligus sebagai daftar pertanyaan tentang topik2 seputar keguruan.
Profesi guru di Indonesia beberapa tahun belakangan ini mulai “harum” di mata masyarakat secara umum, khususnya dari sisi ekonomi. Hal ini tidak lain dikarenakan adanya kuota 20% APBN untuk pendidikan. Selain itu juga dari tunjangan sertifikasi yg beberapa tahun belakangan ini menjadi topik perbincangan berbagai media.
Terlepas dari semua itu, saya lebih tertarik dengan berbagai tuntutan yg dibebankan kepada para pendidik kita di era Indonesia modern saat ini. Beberapa topik berikut ini tentu saja bukan tanggung jawab para pendidik saja, tetapi juga keluarga dan masyarakat secara umum. Saya tekankan pernyataan ini karena banyak orang tua di era modern ini yg men-subkontrak-kan banyak hal kepada guru di sekolah, khususnya masalah moral. Tanpa berpanjang2 lagi, berikut adalah poin2 yg ingin saya bahas.
Budi Pekerti
Masalah ini adalah tuntutan yg melekat dan wajib diajarkan oleh para guru selaku pendidik. Mengingat tidak ada mata pelajaran spesifik yg membahas masalah ini, maka semua guru dituntut untuk menyisipkan nilai2 budi pekerti dalam mata pelajaran yg diajarnya. Nilai2 keagamaan yg universal juga masuk di dalam aspek ini. Singkatnya, ini merupakan aspek akhlak, yg mau tidak mau harus diajarkan dalam bentuk keteladanan.
Pengetahuan (Kognitif)
Masalah ini saya letakkan di urutan ke-2. Sebagai guru mata pelajaran, tentu saja tugas utamanya adalah menularkan pengetahuan kepada peserta didik. Di Indonesia, untuk aspek ini tidak perlu dibahas lagi, karena Bapak/Ibu guru kita terkenal paling jempolan di bidang ini. Buktinya, lihat saja nilai rata2 UN dari tahun ke tahun di negara kita ini.
Psikologi Siswa
Tentu para sarjana pendidikan jauh lebih paham tentang topik ini dibandingkan saya yg awam. Om Jay baru2 ini menuliskan tentang PTK, yg saya pahami sebagai salah satu bentuk diikutsertakannya aspek psikologi siswa ini. Selain itu juga dengan optimalisasi peran BP/BK di sekolah.
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Di era modern ini, TIK merupakan media pembelajaran yg wajib dikuasai dan diajarkan pada jenjang pendidikan formal. Walaupun ada mata pelajaran spesifik tentang topik ini, yaitu TIK, bukan berarti guru mata pelajaran lain diperbolehkan menjadi gaptek. Pun harus diingat, TIK hanya merupakan media. Bila sarana sekolah tidak memungkinkan, masih banyak media ajar lain yg dapat dimanfaatkan. Menulis di blog juga termasuk di dalam aspek ini, yakni memanfaatkan TIK secara optimal.
Kewirausahaan
Memang di beberapa jenjang pendidikan sudah ada mata pelajaran ini. Namun beberapa pengamat menuntut lebih diterapkannya aspek entrepreneurship di lingkungan sekolah. Alasannya tidak lain karena jumlah lowongan kerja yg berkembang lambat di negeri kita ini, tidak sebanding dengan perkembangan tenaga kerja. Serupa dengan poin pertama, beberapa nilai2 kewirausahaan diharapkan dapat diselipkan di dalam pengajaran di sekolah. Nilai2 yg saya maksud antara lain: kerja keras, berani ambil risiko, inovatif dan kreatif.
Itulah beberapa aspek yg semakin dituntut oleh masyarakat Indonesia dewasa ini. Tidak salah bila ada tulisan berjudul “Susahnya menjadi guru di Indonesia”. Saya berharap ada lebih banyak tulisan mengenai dunia keguruan, khusunya mengenai topik seperti Dewan Sekolah, dan MGMP yang mana saya dan mungkin masyarakat Indonesia kebanyakan masih kurang mengerti tentang hal ini, khususnya dalam hal praktik di lapangan.
Selamat bekerja bagimu guru2 se-Indonesia!

0 komentar:

Posting Komentar

 

ekoqren Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates