Jokowi lahir di tengah keluarga sederhana. Ayahnya adalah penjual kayu. Sulung dari empat bersaudara ini sekilas tampak biasa saja, namun ada hal-hal yang membuatnya tak biasa. Buktinya meski jauh dari Jakarta, namun Jokowi mampu mendulang suara terbanyak dalam hitung cepat pilgub DKI.
Sebenarnya ada banyak hal yang membuat sosok Jokowi menjadi pusat perhatian. Gayanya yang sederhana dan apa adanya membuat banyak mata warga tertuju padanya, sehingga dengan suka rela memberikan suaranya untuk pria asli Solo ini.
Menurut Wakil Direktur Eksekutif Jaringan Survei Indonesia (JSI), Fajar S Tamin, kemenangan pasangan Jokowi-Ahok tidak lepas dari faktor pencitraan Jokowi yang dinilai lebih sukses dibanding Foke. "Pencitraan singkat Jokowi yang dilakukan hanya 4-5 bulan luar biasa efeknya, dibandingkan dengan pencitraan Foke selama 5 tahun menjabat sebagai gubernur," terangnya pada Kamis (20/9) kemarin.
Fajar mengatakan pencitraan yang dilakukan oleh Jokowi dapat menarik perhatian masyarakat meski bukan dilihat dari atribut, spanduk dan lain sebagainya. Pencitraan Jokowi menarik karena dia menjual kepribadian dirinya. Terlepas pencitraan atau bukan, yang jelas Jokowi berhasil menarik perhatian publik.
Nah, berikut ini adalah hal-hal kecil yang membuat Jokowi semakin tidak terlihat sebagai sosok yang biasa-biasa saja:
1. Bersepatu Kanvas Diskonan
Sepatu kanvas itu bukanlah sepatu baru. Umurnya bahkan sudah 7 tahun. Namun Jokowi masih enggan menyingkirkan sepatu itu jauh-jauh dari kakinya. Padahal sepatu berwarna cokelat hitam itu sudah terlihat agak lusuh.
"Pengalamannya (menginjak) berapa kampung. Harganya 300 ribuan di Bandung, ada diskon jadi Rp 160 ribu," cerita Jokowi sambil mengikat tali sepatunya di kediaman sahabatnya di Jalan Batu Arab I, Nomor 3 C Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Kamis (20/9/2012).
Meski sudah lusuh, namun sepatu itu belum rusak dan menurut Jokowi enak dipakai. Sepatu itulah yang menemani Jokowi berjalan keluar masuk kampung dan gang untuk bertemu dengan warganya. Tentunya sepatu itu dipadukan sengan pakaian santai, bukan pakaian dinas.
"Kalau ke lapangan enak pakai ini," ucapnya sambil memandang ke arah sepatunya. Hal itu disampaikan dia saat menyambangi kantor detikcom di Jalan Warung Buncit, Jakarta Selatan, Kamis (13/9) malam.
Jokowi mengatakan banyak orang yang tertarik dengan sepatunya. Bahkan tak jarang ada yang meminta. "Tapi ya karena saya cuma punya satu nggak saya beri," tuturnya sambil tertawa.
Hmm yang nyaman memang tidak harus mewah, mahal, dan baru.
"Pengalamannya (menginjak) berapa kampung. Harganya 300 ribuan di Bandung, ada diskon jadi Rp 160 ribu," cerita Jokowi sambil mengikat tali sepatunya di kediaman sahabatnya di Jalan Batu Arab I, Nomor 3 C Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Kamis (20/9/2012).
Meski sudah lusuh, namun sepatu itu belum rusak dan menurut Jokowi enak dipakai. Sepatu itulah yang menemani Jokowi berjalan keluar masuk kampung dan gang untuk bertemu dengan warganya. Tentunya sepatu itu dipadukan sengan pakaian santai, bukan pakaian dinas.
"Kalau ke lapangan enak pakai ini," ucapnya sambil memandang ke arah sepatunya. Hal itu disampaikan dia saat menyambangi kantor detikcom di Jalan Warung Buncit, Jakarta Selatan, Kamis (13/9) malam.
Jokowi mengatakan banyak orang yang tertarik dengan sepatunya. Bahkan tak jarang ada yang meminta. "Tapi ya karena saya cuma punya satu nggak saya beri," tuturnya sambil tertawa.
Hmm yang nyaman memang tidak harus mewah, mahal, dan baru.
2. Sarapan Nasi Uduk
Jokowi tidak pernah mengambil uang gajinya sebagai Wali Kota Surakarta. Penghasilannya sebagai pengusaha mebel rupanya sudah cukup untuk menghidupi istri dan ketiga anaknya. Meski punya dompet pribadi cukup tebal, namun Jokowi lebih memilih sarapan dengan nasi uduk berlauk sederhana.
Sebelum menemani Ketum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, untuk mencoblos di putaran kedua pilgub DKI, Jokowi menyempatkan diri sarapan nasi uduk dengan lauk sederhana. Tempe tepung adalah lauk nasi uduk Jokowi pada Kamis (20/9) pagi kemarin.
Menurut Jokowi, dia jarang sekali sarapan. Namun karena sudah terlanjur dibeli, makanan itu pun dimakannya dengan nikmat.
Sedangkan pada Jumat (21/9/2012) pagi ini, Jokowi makan pagi dengan nasi bungkus. Lauknya lebih lengkap ketimbang kemarin pagi. Ada ayam goreng, semur telur, dan orek tempe. Nyam!
3. Menginap di Rumah Sahabat
Selama wira-wiri Solo-Jakarta, Jokowi tidak menginap di hotel nan megah di Ibukota. Ia memilih menghuni rumah bernuansa Solo. Rumah yang beralamat di Jl Batu Arab 1 no 3 C Kelurahan Pejaten Timur, Jakarta Selatan, itu adalah milik sahabat Jokowi yang bernama Rio Sarwono.
Jokowi menetap di rumah singgah yang diberi nama 'Rumah Saya' itu selama mengurusi pilgub DKI Jakarta. Rumah itu asri dengan nuansa Solo. "Saya paling seneng, suasananya longgar," kata Jokowi saat ditanya mengapa memilih rumah sahabatnya dibanding menginap di hotel.
Si pemilik rumah, Rio, mengaku rumahnya ditempati tanpa memungut uang sewa. "Waktu Pak Jokowi ke Jakarta kan bingung mau tinggal di mana, langsung saya tawarkan di sini dan dia mau," ucap Rio.
Jokowi menetap di rumah singgah yang diberi nama 'Rumah Saya' itu selama mengurusi pilgub DKI Jakarta. Rumah itu asri dengan nuansa Solo. "Saya paling seneng, suasananya longgar," kata Jokowi saat ditanya mengapa memilih rumah sahabatnya dibanding menginap di hotel.
Si pemilik rumah, Rio, mengaku rumahnya ditempati tanpa memungut uang sewa. "Waktu Pak Jokowi ke Jakarta kan bingung mau tinggal di mana, langsung saya tawarkan di sini dan dia mau," ucap Rio.
4. Tak Lupa Pada Tempe
Meski sudah menjadi pengusaha mebel sukses dan pejabat pemerintah daerah, tapi Jokowi tetaplah Jokowi. Lidahnya sudah terlanjur menyukai makanan yang di Indonesia bukan termasuk kelas mewah. Ya, Jokowi sangat suka makan tempe.
Ketika menggelar ramah tamah dengan penggemar di sebuah angkringan di Jl Fatmawati, Jakarta Selatan, pada Juni lalu, Jokowi diberi hidangan aneka lauk. Ada sate usus, sate hati, tempe goreng, dan sebagainya. Nah, Jokowi tidak lupa menaruh tempe goreng di piringnya.
Kegemarannya makan tempe juga terlihat saat belusukan ke pasar dalam rangka kampanye pilgub DKI. Saat mengunjungi Pasar Jongkok di kawasan Semper, Jakarta Utara, Jokowi menyempatkan membeli tempe.
Jokowi kala itu berjalan ke arah pedagang tempe di pasar itu. Dia membeli lima tempe dan menyerahkan uang Rp 100 ribu kepada pedagang wanita itu.
"Kok bayarnya Rp 100 ribu, Pak ?" tanya wartawan.
"Ya namanya orang beli kan harus bayar, selain itu saya memang suka tempe dan tahu," kata Jokowi yang mengenakan kemeja kotak-kotak yang sering dipakainya untuk kampanye.
Pun saat kampanye pada Juli lalu di Parkir Timur, Senayan, sambil mengobrol dengan pendukungnya, Jokowi makan tempe goreng dan minum air putih.
Ketika menggelar ramah tamah dengan penggemar di sebuah angkringan di Jl Fatmawati, Jakarta Selatan, pada Juni lalu, Jokowi diberi hidangan aneka lauk. Ada sate usus, sate hati, tempe goreng, dan sebagainya. Nah, Jokowi tidak lupa menaruh tempe goreng di piringnya.
Kegemarannya makan tempe juga terlihat saat belusukan ke pasar dalam rangka kampanye pilgub DKI. Saat mengunjungi Pasar Jongkok di kawasan Semper, Jakarta Utara, Jokowi menyempatkan membeli tempe.
Jokowi kala itu berjalan ke arah pedagang tempe di pasar itu. Dia membeli lima tempe dan menyerahkan uang Rp 100 ribu kepada pedagang wanita itu.
"Kok bayarnya Rp 100 ribu, Pak ?" tanya wartawan.
"Ya namanya orang beli kan harus bayar, selain itu saya memang suka tempe dan tahu," kata Jokowi yang mengenakan kemeja kotak-kotak yang sering dipakainya untuk kampanye.
Pun saat kampanye pada Juli lalu di Parkir Timur, Senayan, sambil mengobrol dengan pendukungnya, Jokowi makan tempe goreng dan minum air putih.
5. Didukung Komunitas Waria
Menurut survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang digelar pada 2 hingga 7 Sepetember, Jokowi adalah sosok yang banyak disukai laki-laki muda, tingkat pendidikan menengah ke atas, dan orang-orang bermobil. Tapi ternyata komunitas waria pun berharap banyak pada Jokowi.
Ketua Waria Indonesia Yulianus Rettoblaut alias Mami Yuli menyebut sedikitnya 8.000 lebih waria di Jakarta sepakat mendukung Jokowi. Jokowi dilihat kalangan waria sebagai orang yang bisa membawa perubahan dan figur pemimpin yang paling dekat dengan rakyatnya.
Ketua Waria Indonesia Yulianus Rettoblaut alias Mami Yuli menyebut sedikitnya 8.000 lebih waria di Jakarta sepakat mendukung Jokowi. Jokowi dilihat kalangan waria sebagai orang yang bisa membawa perubahan dan figur pemimpin yang paling dekat dengan rakyatnya.
Wakil Direktur Eksekutif Jaringan Survei Indonesia (JSI), Fajar S Tamin, kemenangan pasangan Jokowi-Ahok tidak lepas dari faktor pencitraan Jokowi yang dinilai lebih sukses dibanding Foke. "Pencitraan singkat Jokowi
BalasHapusbandar togel