Hasil survey yang dipublikasikan oleh Komisi
Perlindungan Anak (KOMNAS-PA) di tahun 2012 lalu sungguh membuat mata
kita semakin terbuka. Suatu indikasi yang menunjukkan bahwa pergaulan
remaja dewasa ini sudah berada pada tingkat ‘darurat’.
Mengutip tulisan Ustadz Felix Siauw, ada
satu pesan untuk pemudi dan remaja-remaja putri, yang mungkin perlu
diingat dan ditanamkan dengan kuat dalam hati :
Ingatlah bahwa lelaki itu dipilih karena masa depannya, sementara wanita dipilih dengan masa lalunya….
Saat kehormatan sudah direnggut,
wanita kalang kabut. Sementara laki-laki bisa sewaktu-waktu kabur tanpa
kehilangan kehormatan apapun…
Bagaimana tidak, berdasarkan hasil survey terungkap bahwa 62,7 % remaja SMP/SMA mengaku sudah pernah melakukan hubungan seks pranikah, alias sudah tidak perawan. Yang lebih mencengangkan lagi adalah bahwa 21,2 % dari siswi-siswi tersebut mengaku pernah melakukan aborsi secara illegal.
KOMNAS-PA menyatakan survey tersebut
dilakukan di 17 kota besar di Indonesia. Dengan jumlah responden sekitar
4700 remaja yang berada pada jenjang pendidikan SMP hingga SMA
Hasil lain dari survei itu, ternyata 93,7 persen siswa SMP dan SMA
pernah melakukan ciuman, 21,2 persen remaja SMP mengaku pernah aborsi,
dan 97 persen remaja SMP dan SMA pernah melihat film porno.
Saya terpaku cukup lama saat membaca berita
ini. Fenomena apa lagi ini. Sudah sebegitu parahkah kondisi remaja kita.
Remaja yang seharusnya mengisi hari-harinya dengan menuntut ilmu sebaik
mungkin, justru sekarang banyak yang terjebak dalam lingkaran pergaulan
tanpa kontrol. Pergaulan yang tidak membuat mereka bertambah dewasa,
namun justru membuat mereka beradegan dewasa sebelum waktunya.
Di lain pihak, ada juga beberapa orang dan
organisasi yang meragukan kebenaran hasil survey tersebut. Diantaranya
mereka menyatakan bahwa kondisi kota-kota yang dijadikan sampel survey
tidaklah mewakili kondisi remaja Indonesia secara keseluruhan. Ada juga
yang menanyakan metode teknis pelaksanaan survey seperti apa. Apakah
tingkat kejujuran responden bisa dipertanggungjawabkan dan seterusnya.
Begitu juga dengan saya. Saya juga berharap
bahwa kondisi yang sebenarnya tidaklah seperti itu. Namun jika mau
jujur, Lihatlah di sekeliling kita? Coba perhatikan, saat kita melintas
di taman hiburan, atau ketika menonton sebuah film di bioskop. Pasti
dengan mudah kita jumpai pasangan muda-mudi di sana. Yang lebih parah
lagi, jika ada yang hobi mojok dan berpacaran di tempat-tempat
gelap. Dan jika sudah demikian, rasanya tak perlu lagi diceritakan apa
yang akan mereka lakukan. Sungguh terlalu…
Jika melihat kondisi-kondisi tersebut, yang
saya takutkan adalah justru jika hasil survey tersebut hanyalah sebuah
penampakan fenomena gunung es belaka. Suatu hasil yang hanya kelihatan
di permukaan. Tetapi sesunguhnya yang ada di bawahnya dan masih
tersembuyi justru lebih besar dari yang ada di permukaan. Ini tentu saja
yang tidak kita harapkan.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki kondisi tersebut…???
~Cukupkah sekedar ucapan prihatin yang keluar dari mulut kita.
~Atau kita mengatakan, ini tanggung jawab
guru dan sekolah yang tidak bisa memberi perlindungan dan pengajaran
yang baik kepada siswa-siswinya.
~Atau, ini merupakan efek negativ dari perkembangan teknologi serta lemahnya pengawasan dan kontrol orang tua.
~dan beragam alasan lain….
Bukan, ini bukanlah waktu yang tepat untuk
mencari siapa yang benar ataupun salah. Toh mencari kambing hitam tidak
akan merubah apapun yang sudah terjadi. Kita mungkin hanya bisa
memperbaiki yang belum dan yang akan terjadi.
Lalu bagaimana caranya???
Bagaimana jika mulai dari hal terdekat yang kita bisa, melalui TULISAN….
Saya percaya masih banyak orang yang mau peduli akan nasib dan masa
depan remaja-remaja bangsa ini. Melalui merekalah saya berharap.
Perbaikan bangsa ini tidak hanya bisa dilakukan melalui panggung politik
dan birokrasi. Kita juga bisa turut serta dalam perbaikan bangsa dengan
ikut ‘menyelamatkan’ generasi muda. Karena di tangan pemuda-pemudi lah
kelak bangsa ini berharap.
Kawan-kawan yang saya hormati, mari bersama
lakukan yang sanggup kita lakukan. Setidaknya melalui tulisan. Tulislah
mengenai apa saja yang mungkin bemanfaat bagi remaja dan pemuda-pemudi
kita.
Agar mereka tidak semakin jauh
dengan pergaulan bebasnya, agar mereka tidak semakin terlena dengan
kenikmatan sesaat masa remaja yang berujung petaka.
Jika sebuah tulisan mampu mengubah dunia, saya yakin tulisan Anda juga bisa merubah masa depan remaja-remaja bangsa.
sumber : kompasiana.com
0 komentar:
Posting Komentar