Sabtu, 17 November 2012

0 SUDAH MERDEKA DARI PENJAJAH TAPI BELUM MERDEKA DARI KORUPSI


Perjuangan para pahlawan tidak mengenal waktu ,hasil perjuangan mereka abadi berlaku sepanjang masa.
Apabila para koruptor membuka kembali sejarah dan melihat dengan seksama bagaimana pahit getirnya para pejuang Indonesia – dengan segala resikonya - yang memperjuangkan kemerdekaan Negara Indonesia ini. Mungkin sedikit saja hatinya akan terasa pilu dan terlihat malu untuk menyadari bahwa betapa tololnya diri mereka dihadapan para pahlawan Indonesia.


Mereka itu seharusnya benar-benar sadar diri terhadap segala cipta yang diperbuat. Bukan saja hal itu bertolak belakang dengan apa yang telah dicita-citakan oleh para pejuang kemerdekaan Indonesia dihari yang lalu. Tapi juga mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya diri mereka itu tidaklah lebih dekat sebagai wakil rakyat atau pemimpin rakyat akan tetapi lebih dekat pada musuh rakyat.
Ditengah kehidupan mereka yang terlampau jauh dari menderita masih banyak cerita kelam yang ada disetiap sudut rentetan pulau-pulau di Indonesia. Ia, kita masih saja melihat suatu ironi. Ditengah orang-orang kaya yang semakin berjaya dengan hartanya terdapat pula orang-orang yang miskin semakin terjepit dengan keadaannya. Pelbagai cerita itu terasa menyayat hati ketika menyadari bahwa negeri yang kaya alam ini ternyata hanya sebatas bagi mereka yang diperuntukkan. Orang-orang miskin tetaplah hidup sebagaimana ia semula.
Keadaan yang demikian itu tiada bolehlah dipelihara. Artinya hal itu harus ditangani dengan seksama dan harus menjadi agenda penting bagi para pemimpin bangsa yang tahu betul apa definisi dari kata merdeka. Memberantas korupsi yang semakin menjamur dan memperhatikan orang-orang miskin adalah sebuah janji yang banyak ditunggu oleh para rakyat.
Karena mereka – yang miskin – tetaplah saudara kita yang sejatinya membutuhkan keadaan yang merdeka bagi dirinya. Pemimpin,oleh karena itu seharusnya bisa mengatasi keadaan yang seperti demikian. Bukan hanya mereka juga adalah sebahagian dari apa yang dipimpin tapi juga hal itu akan dipertanggung jawabkan kelak dihadapan penguasa sebenarnya.
Melawan Korupsi; Keniscayaan Melawan Saudara Sendiri
Maka benarlah bila sang maestro Indonesia, Sukarno, pernah berujar kala itu bahwa “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Tapi perjuangan kalian akan lebih berat, karena melawan saudara sendiri”.
Kemerdekaan, biarlah euphoria itu berlalu besamaan dengan waktu tanpa ada maksud untuk melupakannya. Karena hal tersebut tiada akan pernah terlupakan dalam benak jiwa setiap penerusnya. Hal tersebut adalah abadi dalam ukiran sejarah yang pasti.
Namun untuk sekarang ini ada baiknya kita simpan sahaja dulu kebahagiaan itu sejenak. Karena untuk sekarang adalah hal yang sama sekali berbeda apabila kita memaknainya sama akan kemerdekaan yang telah dicapai. Perjuangan kita belumlah usai, ada suatu penyakit baru yang mungkin apabila dibiarkan ia akan terus meninggi, mewabah bahkan meghancurkan sebuah negara dan apabila ia dilawan maka sebagian mereka ada yang enggan untuk menyerah pada kenyataan.
Kita mungkin berada pada fase yang kedua dari yang dikemukakan sukarno. Hal itu berarti menandakan bahwa akan terjadi suatu keniscayaan dimana kita akan mendapati suatu kesulitan besar untuk berjuang demi kemerdekaan negeri ini, karena kelak bukanlah para penjajah yang akan dilawan oleh kita melainkan saudara kita sendiri.
Salah satu masalah yang tidak berkesudahan sampai sekarang ini adalah apa yang dinamakan dengan KORUPSI, sikap menjajah yang dilakukan oleh para koruptor. Suatu masalah yang menjadi akut berkepanjangan, yang memanjang seperti rantai yang kuat kekar karena selalu ada penerus selanjutnya.

Sulit sekali memutus rantai tersebut, karena panjangnya yang bercabang dari setiap dimensi sangat mempengaruhi tingkah laku bergeraknya sub rantai, dengan kata lain mainstream lebih kuasa dari badai kecil. Mencari mata rantainya pun terasa sangat sulit, oleh karena dari setiap satu rantai itu licin dan banyak kotoran yang mampu menyelipkan sesuatu yang akan membersihkannya.
Hal inilah yang sekarang banyak mewarnai lika-liku kehidupan bernegera di Indonesia. Pemberitaan tentang korupsi hari demi hari seakan tak pernah urung berhenti barang sekali. Para koruptor-koruptor baik yang wajah lama atau terbarupun muncul pada permukaan. Ia muncul dengan wajah tersenyum, serasa dirinya tiada berdosa kepada masyarakat dan tanggung jawabnya.
Mendengar dan mendapati hal tersebut, yang terasa oleh rakyatpun adalah kebingungan. Oleh karena kerumitan yang selalu sahaja mewarnai setiap proses hukumnya. Ada yang merasa kecewa karena perlakuan hukum terhadap para koruptor ternyata tiada seharmoni apabila bersanding pada keadaan masyarakat kecil. Ada juga yang tiada percaya ketika mendapati sudah barang tentu mereka adalah para pelaku korupsi tetapi kenapa masih saja bisa enak duduk menjadi seorang pemimpin.
Ada maling sandal/telur lantas ia langsung terjerat sebagaimana mestinya tapi ada yang maling uang rakyat – yang besarnya tiada tara – ia masih bisa merias diri didalam sel penjara atau ada juga yang berpergian dengan santainya ke Bali! Apakah yang sedang terjadi di negeri kita ini, sehingga hukum terlihat seperti dilemahkan kibasan uang.
Apabila keadaan seperti ini terus dibiarkan tanpa adanya suatu perbuatan nyata maka legowolah apabila saya mengatakan bahwa “Kita ini memang sudah merdeka dan sudah terlepas dari tempurung besi namun kenyataanya sekarang kita malah terkungkung dalam tempurung korupsi, Naas.”
Sikap Peka Nyata Yang Harus Ditorehkan
Pelbagai upaya untuk menanggulangi korupsi telah banyak dilakukan oleh para pecinta keadilan tanah air. Termasuk diantaranya adalah lembaga-lembaga besar seperti KPK, ICW, KP2KKN, Polisi dan lain-lain. Tidak hanya itu, ternyata ada sebagian orang yang mempunyai cara tersendiri untuk membantu mencegah dan memberantas korupsi, yakni membuat situs yang sangat unik, semisal Wikipedia, yang berisikan tentang para koruptor di Indonesia, korupedia.
Namun ditengah perjalanan perjuangannya itu mereka pastilah membutuhkan suatu pertolongan dari seluruh rakyat Indonesia. Apalah arti mereka berjuang melawan korupsi kalau kita tidak mendukung mereka sama sekali. Karena memberantas korupsi itu adalah tugasnya kita bersama bukan hanya tugas mereka. Untuk membina kehidupan yang selaras dan senada indah seyogyanya adalah cita-cita yang harus diwujudkan bersama, bahu membahu untuk kebaikan.
Selebihnya kita harus mempunyai suatu prinsip “peka nyata” yang harus di implementasikan didalam kehidupan bermasyarakat. Kita mungkin mengenal prinsip “lebih baik mencegah daripada mengobati.” Sebenarnya mengobati juga tidaklah mengapa namun alangkah baiknya apabila kita mencegah sebelum semua harus terjadi.
Sikap peka nyata adalah sikap yang terlahir dari akibat kekecewaan atas fenomena korupsi. Dan wujud dari kekecewaanya tersebut maka haruslah diimplementasikan dengan perbuatan yang nyata, tanpa diwakili kata atau diatas kertas sahaja.
Adapun beberapa hal yang mungkin bisa membantu untuk mencegah dan memberantas korupsi diantaranya bisa dimulai dari tingkat SD, SMP dan SMA. Mengenalkan bahaya korupsi terhadap perkembangan negara kepada kader bangsa adalah sesuatu yang sangat diperlukan. Karena suatu saat nanti hal yang seperti itulah yang akan menjadi bekal berharga.
Selain itu perlu juga untuk memberi ruang kreatif bagi masyarakat untuk ikut serta dan berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan pencegahan korupsi/pemberantasan korupsi. Semisal lomba karya tulis, film pendek, melukis, drama, teater dan sebagainya dengan tema korupsi dan koruptor.
Apabila kesemuanya itu disajikan dengan sesuatu yang baru mungkin akan terlihat menarik khususnya bagi generasi muda dan semua pada umumnya untuk lebih intens/perhatian terhadap bahaya korupsi yang semakin meninggi.
Dengan adanya ruang baru sebagai wujud dari keinginan bersama dalam rangka mencegah dan memberantas korupsi. Diharapkan bukan hanya hukum besi saja yang bisa menjerat mereka – para koruptor – akan tetapi hukum sosial juga bisa membuat mereka jera dan mempertimbangkan kembali untuk melakukan korupsi.
Keadaan yang demikian itu tiada bolehlah dipelihara. Artinya hal itu harus ditangani dengan seksama dan harus menjadi agenda penting bagi para pemimpin bangsa yang tahu betul apa definisi dari kata merdeka. Memberantas korupsi yang semakin menjamur dan memperhatikan orang-orang miskin adalah sebuah janji yang banyak ditunggu oleh para rakyat.
Karena mereka – yang miskin – tetaplah saudara kita yang sejatinya membutuhkan keadaan yang merdeka bagi dirinya. Pemimpin,oleh karena itu seharusnya bisa mengatasi keadaan yang seperti demikian. Bukan hanya mereka juga adalah sebahagian dari apa yang dipimpin tapi juga hal itu akan dipertanggung jawabkan kelak dihadapan penguasa sebenarnya.




sumber:www.kompasiana.com

0 komentar:

Posting Komentar

 

ekoqren Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates