Jumat, 30 November 2012

0 RENCANA ALLAH TENTANG NASIB DAN JODOH





Keimanan seseorang kepada Allah swt, seringkali teruji saat menghadapi kenyataan yang tidak sesuai dengan harapannya. Kalau kenyataan yang terjadi lebih baik, tentu tidak ada masalah, mungkin bisa langsung sujud syukur atau menggelar tasyakuran tujuh hari tujuh malam. Tapi jika kenyataan itu lebih buruk dari bayangan harapan yang diinginkan sebelumnya maka bisa stress, frustasi, mencari kambing hitam, menyalahkan orang lain, menyesali bahkan bisa bunuh diri untuk mengakhiri kesialannya.
Kemudian yang menjadi masalah prinsip adalah menganggap harapannya adalah yang terbaik. Padahal standar kebaikan itu bukan harapan itu sendiri karena harapan itu muncul dari indra manusia yang hanya lima indra dan hanya bisa melihat sisi dhahir saja. Kesadaran untuk mengakui lemahnya diri sebagai manusia itu yang terkadang menjadi belenggu untuk menerima kenyataan. Dari sinilah menjadikan seseorang itu ringan untuk bersikap nekat, menyalahkan orang lain dan meragukan kekuasaan Allah. Padahal tidak ada kenyataan sekecil apapun dan harapan sebesar apapun yang Allah tidak mengetahuinya.
Ketika Allah tidak memenuhi sebuah harapan seorang hamba maka bukan berarti Allah tidak tahu, tidak mampu memenuhinya atau tidak sayang kepada Hamba-Nya. Justru saat seperti itulah Allah ingin menguji ketauhidan hamba-Nya dan mungkin mau meningkatkan derajatnya dengan benturan-benturan harapan dan kenyataan. Allah sudah mengukur harapan dan kemampuan yang milikinya, tentu tidak ada unsur kedhaliman Allah kepada hamba-Nya tapi hamba itu sendiri yang terkadang berbuat dhalim kepada Allah dan kepada dirinya sendiri.
Sebab bisa jadi, jika harapan selalu terpenuhi dan sesuai dengan kenyataan maka mengantarkan dia menjadi sombong dan menipiskan keyakinannya kepada Allah. Ingat! Manusia ini masih di dunia sebagai tepat ujian yang menurut kaca mata ekonomi kapitalis saja mengatakan bahwa keinginan manusia selalu lebih besar dari pada fasilitas atau alam yang tersedia. Kalau di surga lain cerita atau terbalik, fasilitas surga jauh lebih besar dari harapan manusia. Sehingga sebelum manusia menyampaikan harapannya atau baru detakan hati saja maka surga langsung merespon untuk memenuhinya.
Oleh sebab itu, jika ingin merasakan harapan yang akan senantiasa terpenuhi maka surgalah tempatnya. Tentu salah satu syarat menikmati fasilitas surga adalah selama di dunia ini tidak memaksakan harapan harus sesuai dengan kenyataan atau mengatur hati dan pikiran untuk senantiasa menerima kenyataan yang kurang sesuai dengan harapannya. Manajemen harapan dan menyikapi kenyataan adalah hal yang harus dilakukan untuk menjadi ahli surga.
Terlalu sederhana bagi Allah untuk bisa memenuhi harapan hamba-hamba-Nya. Karena manusia yang berharap itu sendiri adalah ciptaan Allah. Jika semua harapan manusia di dunia ini diterima maka tidak juga mengurangi kemuliaan Allah. Jadi pemenuhan dan tidak terpenuhinya harapan adalah untuk kebaikan manusia. Ini sebuah prinsip tauhid untuk senantiasa menempatkan taqdir dan Allah adalah semua dengan husnudzan atau berprasangka baik. Jika berani berprasangka jelek kepada taqdir dan Allah maka berarti tidak mengakui kekuasaan Allah. Ini masalah aqidah yang bersifat terapan, tidak ada artinya shalat, puasa, zakat, hati dan ibadah yang lain kalau tidak mengakui kekuasaan dari Dzat yang disembah dengan segala ibadah tersebut.
MASALAH JODOH
Salah satu yang menjadi rahasia manusia adalah jodoh. Walaupun sebenarnya semua peristiwa yang belum terjadi adalah ghaib atau rahasia Allah. Artinya apa saja yang terjadi satu detik, jam, hari, pekan, bulan dan tahun depan, manusia tidak bisa memastikan apa yang terjadi. Jika sebatas memprediksi atau menduga-duga dengan beberapa asumsi maka itu bisa saja tapi hasilnya tetap spekulasi bisa benar dan bisa juga salah.
Namun yang fenomenal dan sifatnya insidentil adalah masalah jodoh. Artinya yang sering membuat manusia stress adalah tidak bisa menerima kenyataan tentang jodoh yang telah ditentukan karena tidak sesuai dengan harapan. Istilahnya ada harapan jodoh yang tersimpan atau terlanjur terungkap bahkan sudah melalui doa dan berbagai ikhtiar tapi ternyata tidak sesuai. Maka berbagai alasan untuk menolak akan ditempuhnya, mencari kambing hitam adalah langkah selanjutnya kemudian keinginan untuk mengakhiri hidup adalah puncaknya.
Ada orang dengan percaya diri dengan menyampaikan harapan kriteria untuk calon istrinya. Dia mempersyaratkan cantik, shalehah, penghapal Qur’an dan dari keluarga yang baik. Maka ustadz menjawab bahwa yang dia cari ada dan terpenuhi semua harapannya tapi ada satu yang kurang yaitu “Dianya tidak mau dengan Anda!”. Artinya jangan menuntut kesempurnaan dari harapan tapi lihat intropeksi diri dan terus meningkatkan kualitas diri.
Selanjutkan yang perlu disiapkan oleh orang yang hendak menikah adalah kesiapanhati, mental dan ruhani dengan ibadah, baca Qur’an, berdzikir untuk menyambut jodoh yang Allah akan pertemukan. Bukan kasak-kusuk, bisik-bisik ke sana kemari yang menjadikan hati tidak tenang dan menimbulkan fitnah. Ini yang sangat prinsip karena pernikahan ini adalah karena Allah bukan berdasarkan cinta-cinta karena fisik. Akan tidak ada gunanya ibadah dan amalan lainya tapi saat Allah sudah berikan jodohnya masih belum bersyukur dan cenderung menyesali kenyataannya yang ada. Jodoh yang Allah berikan tidak jauh dari dirinya maka langkah bijaksana adalah mendidik diri sendiri dengan baik karena itu sama saja dengan mendidik calon istri. Kasak kusuklah dengan doa kepada Allah swt.

0 komentar:

Posting Komentar

 

ekoqren Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates