Selasa, 23 Oktober 2012

1 7 Kunci Kebiasaan Menuju Sukses Ala Stephen Covey



Siapa menabur perbuatan, maka dia akan menuai kebiasaan. Siapa yang menabur kebiasaan maka dia akan menabur karakter. Nah, dalam hidupnya penulis kenamaan Stephen Covey sempat menuliskan 7 kebiasaan untuk sukses. Apa saja? 

Michael Gray merangkum buku The 7 Habits of Highly Effective People dan diterjemahkan bebas oleh Sumargi Rahardjo. Gray menyebut Covey melalui buku tersebut mempromosikan inspirasinya yang disebut 'etika karakter' yang berdasarkan prinsip dan tata cara memimpin, serta mengabaikan prinsip 'etika kepribadian' yang memberikan sinyal kepalsuan dan ambiguitas. 

Karakter bagi Covey merupakan gabungan kebiasaan-kebiasaan manusia. Kebiasaan ini memang sulit diubah, namun bisa diubah jika ada komitmen yang bersungguh-sungguh. Kebiasaan (habits) yang baik merupakan persinggungan antara pengetahuan (knowlegde), keahlian (skill) dan keinginan (desire). 

Berikut ini 7 kebiasaan menuju sukses dalam buku yang telah diterjemahkan dalam 38 bahasa tersebut:




1. Be Proactive




Jadilah proaktif yang menjadi kendali seseorang terhadap lingkungan dibanding situasi sekeliling yang mengendalikanmu. Nah, konsekuensi dari tindakan yang diambil manusia diatur dengan hukum alam. Terkadang manusia membuat pilihan dengan konsekuensi negatif yang kemudian disebut dengan kesalahan.

Manusia tidak bisa kembali ke masa lalu untuk memperbaiki tindakannya. Sehingga perlu pendekatan proaktif atas kesalahan yang dilakukan yaitu dengan mengakuinya secara langsung, mengoreksi, dan belajar dari kesalahan tersebut (bertanggung jawab). Alih-alih lengah terhadap keadaan, orang yang proaktif malah mengambil alih keadaan.



2. Begin with The End in Mind


Mulailah dengan tujuan akhir di pikiran. Dengan melakukan hal ini maka seseorang dapat berkonsentrasi dan mempertimbangkan segala konsekuensinya sebelum bertindak, sehingga dapat produktif dan berhasil.

Dengan berpikir tujuan akhir dalam pikiran, maka yang dilakukan seseorang pertama-tama adalah merancang tindakan dalam pemikirannya. Setelah itu melakukan apa yang dirancangkannya secara fisik.




3. First Things First


Dahulukan yang utama. Hal-hal penting harus mendapat prioritas dalam kehidupan. Nah, mendahulukan yang utama ini merupakan prinsip manajemen pribadi. Setelah memprioritaskan sesuatu di mana ada tujuan jangka panjang, pendek, dan mendesak, maka perlu dilakukan pengelolaan di sekitar prioritas. Selanjutnya mendisiplinkan diri sendiri.

Evaluasi juga diperlukan untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan sudah sesuai dengan nilai karakter yang diinginkan. Selain itu juga apakah mendorong semakin dekat pada sasaran, serta memperkaya peranan dan hubungan yang diuraikan dalam kebiasaan.



4. Win-win


Berpikir menang-menang. Karena sasaran bergantung kepada hubungan dan kerja sama dengan orang lain, maka semua pihak perlu mendapat bagian yang adil dan menguntungkan.

Sebenarnya menang-menang adalah salah satu dari total enam filosofi interaksi manusia. Lima lainnya adalah menang-kalah, kalah-menang, kalah-kalah, menang, dan no deal. Model yang sangat sesuai adalah bergantung pada situasi. Bila situasi adalah tertinggi, maka menang-menang adalah alternatif yang layak.

Karakter merupakan pondasi dari berpikir menang-menang. Sedangkan hubungan adalah fokus dari model ini. Persetujuan prestasi atau kerja sama atas kongsi memberikan definisi dan arahan menuju menang-menang. Dalam model ini, sistem imbalan merupakan elemen kunci.

Sama-sama menang bukanlah teknik kepribadian, melainkan paradigma total dari interaksi manusia. Dengan mengutamakan keuntungan bersama dan tidak bertindak curang maka dapat bertindak efektif dalam mencapai tujuan bersama.



5. Seek First to Understand Then to be Understood



Berusaha mengerti dulu, baru minta dimengerti. Dalam hal ini, komunikasi menjadi bagian penting. Jika orang lain tidak percaya kepada Anda, maka mereka (tidak) percaya jika Anda bilang mengerti mereka. Untuk itu keahlian mendengar dengan empati harus dibangun pada karakter yang menginspirasikan keterbukaan dan kepercayaan.

Mendengar dengan empati adalah mendengarkan dengan seksama. Gunanya untuk mengetahui kerangka referensi dan perasaan orang lain. Maka itu pada saat mendengarkan, tidak hanya telinga yang digunakan, tetapi juga mata dan hati. Dengan begini maka seseorang akan keluar dari sikap egois.




6. Synergy




Mewujudkan sinergi atau kerja sama yang kreatif. Sinergi dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan atas tujuan bersama. Intisari sinergi adalah menghargai perbedaan mental, emosional dan psikologis satu sama lain. 

Karena sinergi adalah tentang menghargai perbedaan untuk saling menunjang, maka galilah potensi dan kebaikan konstribusi orang lain. Semakin kuat sinergi dalam suatu tim, maka diyakini hasil yang dicapai akan lebih besar dan lebih efektif.




7. Sharpen the Saw


Asahlah gergaji. Kebiasaan ini merupakan pembaharuan diri dalam bentuk spiritual, mental, fisik dan sosial atau emosional. Dengan pembaharuan ini maka seseorang bisa lebih cepat dan tanpa kesulitan dalam bekerja.

Seorang yang efektif akan senang dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri. Tujuannya adalah agar lebih produktif dalam bekerja.  

Seperti apa yang diajarkan Goethe, "Perlakukan seorang manusia sebagaimana ia  adanya dan ia akan akan tetap seperti apa adanya. Perlakukan seorang  manusia sebagaimana ia bisa dan yang seharusnya dan ia akan menjadi  yang ia bisa dan seharusnya."













1 komentar:

  1. Singapore Taiwan and Japan were other Asian nations that ranked well. In many western countries the reading score was down. In Europe, Finland still stays in the number one spot although it is ranking
    bandar Togel sgp yang paling aman

    BalasHapus

 

ekoqren Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates